Berita Bangka Selatan

Rentan Terjadi Bencana Hidrometeorologi, Ini Upaya Pemkab Bangka Selatan

Bentuk bencana hidrometeorologi berupa kekeringan, banjir, badai, kebakaran hutan, longsor, angin puyuh, gelombang dingin, hingga gelombang panas

Bangkapos.com/Cepi Marlianto
Kepala Bidang Penanggulangan Bencana dan Kebakaran, Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Bangka Selatan, Ardiansyah 

BANGKAPOS.COM, BANGKA – Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan terus melakukan upaya mitigasi bencana hidrometeorologi.

Hal itu setelah daerah ujung selatan Pulau Bangka itu menjadi daerah dengan indeks risiko bencana tertinggi se-Kepulauan Bangka Belitung.

Bangka Selatan menjadi daerah dengan potensi bencana tertinggi dari tujuh kabupaten/kota yang ada.

Kepala Bidang Penanggulangan Bencana dan Kebakaran, Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Bangka Selatan, Ardiansyah mengatakan bencana alam rentan terjadi di delapan kecamatan.

Utamanya bencana hidrometeorologi yang disebabkan oleh aktivitas cuaca seperti siklus hidrologi, curah hujan, temperatur, angin dan kelembapan.

Bentuk bencana hidrometeorologi berupa kekeringan, banjir, badai, kebakaran hutan, longsor, angin puyuh, gelombang dingin, hingga gelombang panas.

“Bangka Selatan termasuk kabupaten yang berpotensi mengalami rawan bencana. Dari inventarisir kita ada hampir semua kecamatan itu memiliki potensi kerawanan bencana, puting beliung hingga banjir yang sering terjadi,” kata dia kepada Bangkapos.com, Kamis (7/3/2024).

Ardiansyah memaparkan, ada beberapa faktor yang mendukung Bangka Selatan menjadi daerah dengan risiko bencana tertinggi. Namun yang paling dominan yakni karena letak geografis Bangka Selatan yang berbatasan langsung dengan Laut Jawa dan Laut Cina Selatan.

Tak hanya itu, Bangka Selatan juga merupakan kabupaten terluas se-Bangka Belitung, sebagian besar daerahnya merupakan rawa.

Dengan kondisi ini membuat potensi bencana semakin besar. Terlebih daerah itu menjadi lumbung pangan di Bangka Belitung.

Bangka Selatan juga berbatasan langsung dengan Laut Jawa dan Lampung. Notabene mungkin potensi untuk terjadinya bencana di Lampung ataupun di Pulau Jawa itu cukup tinggi karena adanya gunung Krakatau dan lain-lain.

Belum lagi fungsi lahan yang selama ini merupakan daerah resapan udara, diubah menjadi perumahan dan hutan lindung menjadi penambangan lahan.

“Se-Bangka Belitung yang tertinggi indeks risiko bencana yang pertama memang Bangka Selatan. Jadi kita terus melakukan upaya antisipasi dan mitigasi bencana alam,” papar Ardiansyah.

Lebih jauh ungkapnya, strategi untuk menangani bencana yang terjadi telah dioptimalkan. Tak kalah pentingnya menerapkan pentahelix kebencanaan dengan menyatukan partisipasi pemerintah, masyarakat, dunia usaha, akademisi dan media dengan satu gerakan. Dengan gencar melakukan sosialisasi melibatkan para penggiat bencana dan masyarakat.

Pendataan untuk titik rawan bencana banjir sebagai langkah antisipasi kebencanaan baik di desa maupun kelurahan. Langkah itu diambil agar apabila terjadi hujan deras tanpa henti pihaknya sudah mengetahui desa mana yang terdampak bencana banjir.

Sumber: bangkapos
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved