Tribunners
Upaya Mewujudkan Sekolah Penggerak untuk Menghadapi Tantangan Global
Akan tetapi, dalam pelaksanaannya, beberapa sekolah belum mampu mewujudkan cita-cita dari program sekolah penggerak
Oleh: Rudiyanto, S.Pd., Gr - Guru Pendidikan Agama Islam SDN 9 Airgegas, Kabupaten Bangka Selatan
PROGRAM sekolah penggerak merupakan program yang digagas oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Akan tetapi, dalam pelaksanaannya, beberapa sekolah belum mampu mewujudkan cita-cita dari program sekolah penggerak ini, yakni untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia dan untuk menghadapi serta menjawab tantangan global.
Hal ini tentu dapat dilihat dari kompetensi kepala sekolah yang mampu dan piawai dalam menghadapi tantangan pendidikan global dan persentase 8 standar mutu yang dicapai oleh sekolah tersebut meliputi standar isi, standar proses, standar penilaian, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan.
Selain itu, keberhasilan program sekolah penggerak ini dapat dilihat dari bagaimana pemangku kepentingan (stakeholder) tersebut dapat mengoptimalkan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di sekolahnya atau biasa disebut dengan digitalisasi sekolah.
Mengacu pada Peraturan Kemendikbudristek, program sekolah penggerak merupakan program yang membekali kepala sekolah dengan keterampilan kepemimpinan yang mampu mendorong perubahan di sekolahnya, serta intervensi digitalisasi sekolah untuk mempermudah sumber daya manusia di sekolah untuk beradaptasi dan bersaing di dunia Internasional. Berdasarkan pada peraturan tersebut, dapat disimpulkan bahwa program sekolah penggerak pada intinya adalah program yang digagas oleh Kemendikbudristek untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia dan untuk menghadapi tantangan global.
Menurut penulis, beberapa upaya yang dapat dilaksanakan untuk mewujudkan sekolah penggerak adalah sebagai berikut:
● Pelatihan kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan
Pelatihan ini sangat diperlukan dalam rangka memberikan pemahaman kepada kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan terkait program sekolah penggerak. Melalui pelatihan ini diharapkan kepala sekolah, guru, maupun tenaga kependidikan dapat memilih strategi yang adaptif dan inovatif dalam rangka menghadapi tantangan pendidikan global pada era digitalisasi seperti saat ini. Selain itu, harapannya ialah seluruh stakeholder terkait pada sekolah tersebut dapat menghadapi berbagai transformasi global dan dapat meningkatkan kualitas pendidikan di sekolahnya.
● Digitalisasi sekolah
Digitalisasi sekolah berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sangat diperlukan dalam rangka menghadapi dunia global saat ini. Salah satu indikator digitalisasi sekolah yang berhasil adalah seluruh stakeholder dalam sekolah tersebut mampu memanfaatkan media-media pembelajaran berbasis teknologi, termasuk dalam pengolahan data dan lain sebagainya. Selain didukung oleh kemampuan guru, digitalisasi sekolah juga sangat memerlukan sarana dan prasarana yang memadai.
● Pendampingan
Pendampingan sangat diperlukan dalam menyukseskan program sekolah penggerak. Pendampingan ini maksudnya ialah pendampingan yang mampu memberikan solusi. Harapannya akan terwujud kepala sekolah yang memiliki keterampilan dalam memimpin, guru yang profesional untuk menghadapi tantangan pendidikan pada era digitalisasi saat ini.
Pada akhirnya, pemerintah dalam hal ini Kemendikbudristek atau stakeholder terkait hendaknya mengkaji dan mengevaluasi lebih dalam terkait beberapa faktor yang menjadi penghambat dalam kesuksesan implementasi program sekolah penggerak. Beberapa di antaranya seperti halnya faktor kemampuan kepala sekolah dan guru, sarana prasarana, dan lain sebagainya agar terjadi evaluasi dan perbaikan-perbaikan ke depannya.
Para kepala sekolah dan guru hendaknya terus dibekali pelatihan-pelatihan, pendampingan, serta terus berusaha secara mandiri mengembangkan diri dan berupaya menyesuaikan dengan perubahan-perubahan yang terjadi, salah satunya dengan mengikuti diklat mandiri secara online, memperdalam pengetahuan melalui berbagai literatur, dan lain sebagainya.
Pemangku kebijakan di sekolah juga hendaknya dapat membuat skala prioritas terkait sarana dan prasarana yang diperlukan terkait dengan kesuksesan implementasi program sekolah penggerak ini seperti pada daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar). Dengan demikian, tercipta pemerataan kualitas pendidikan di Indonesia antara perkotaan dan daerah terpencil. (*)
| Menyatukan Nalar dan Rasa: Filsafat Tata Kelola Kebudayaan |
|
|---|
| Hidayatus Salikhin dan Problematika Pendidikan Karakter Kontemporer |
|
|---|
| Pendidikan Nonformal dan Kesejahteraan Tutor |
|
|---|
| Memahami Perubahan Mukosa Mulut pada Lansia: Tantangan dan Perawatannya |
|
|---|
| Antara Data dan Realitas: Jaminan Hak Kesejahteraan Sosial bagi Penyandang Disabilitas |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.