Bangka Pos Hari Ini

Nelayan Gusung Temukan Penyu Mati, Limbah Tambak Udang Diduga Cemari Laut Pantai Jibur

perusahaan diduga membuang limbahnya ke laut tanpa diolah. Akibatnya, perairan laut setempat tercemar sehingga banyak biota laut seperti ikan...

|
Bangka Pos
Bangka Pos Hari Ini, Rabu (22/5/2024). 

BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Kalangan nelayan pesisir Pantai Jibur, Dusun Gusung, Desa Rias, Kecamatan Toboali, Kabupaten Bangka Selatan, dibuat geram oleh aktivitas tambak udang di wilayah itu.

Pasalnya, perusahaan diduga membuang limbahnya ke laut tanpa diolah. Akibatnya, perairan laut setempat tercemar sehingga banyak biota laut seperti ikan, kepiting hingga penyu sisik mati.

Sopian Hadi, nelayan udang sungkur Dusun Gusung mengatakan, air laut diduga tercemar limbah dari tambak udang yang dibangun berdekatan dengan pesisir Pantai Jibur.

Akibat dari limbah yang diduga tak diolah dengan baik itu, air laut jadi berubah menjadi keruh berwarna coklat kehitaman. Ini membuat nelayan kesulitan mencari udang maupun ikan.

“Kejadian ini sudah terjadi sejak dua pekan terakhir. Hasil tangkapan berkurang, baik ikan maupun udang di Pantai Jibur,” kata Sopian kepada Bangka Pos, Selasa (21/5).

Sopian menduga keberadaan tambak udang dinilai tidak dilengkapi dengan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) yang baik.

Menurutnya baik limbah padat maupun cair setiap masa panen dibuang ke laut. Hal tersebut membuat air laut tercemar, menyebabkan sejumlah biota laut mati.

Hasil tangkapan udang maupun ikan nelayan menjadi turun drastis. Semula bisa mencapai 20 kilogram dalam sekali cari, kini tinggal hanya hitungan kilogram saja,” keluh Sopian.

Ia menambahkan, nelayan yang menggantungkan hidupnya dari hasil tangkapan laut juga mengeluhkan rasa gatal-gatal setelah mencari ikan di laut tersebut.

Sopian membeberkan masalah ini berdampak besar terhadap pendapatan nelayan pesisir. Karena itu perlu ketegasan dari pihak terkait untuk menindaklanjuti permasalahan ini.

“Memang ada imbas dari limbah dibuang sembarangan, biota laut banyak mati. Misalnya penyu sisik, ikan hingga kepiting,” jelas Sopian.

Baca juga: Bid Dokes Polda Babel Edukasi Kesehatan ke Polwan dan ASN Polres Bangka Selatan

Baca juga: Pemkab Bangka Selatan Minta Kepala Sekolah Waspada Demam Berdarah Dengue atau DBD

Baca juga: Derita Indra Penderita Kanker Hati Asal Bateng, Ingin Pulang Usai berobat Tapi Tak Punya Biaya

Setiap Masa Panen

Ia membeberkan peristiwa pembuangan limbah ini terjadi setiap masa panen tambak udang. Selama satu tahun kurang lebih terjadi tiga kali pencermatan air laut.

Parahnya pada Senin (20/5) kemarin limbah air yang dibuang berwarna hitam pekat dan menimbulkan bau tak sedap.

Tampungan limbah juga hanya berjarak puluhan meter dari bibir pantai dan hanya dilapisi terpal hitam. Tak jarang cairan hitam pekat seperti lumpur disertai banyak bangkai udang dibuang langsung ke laut lepas.

Sumber: bangkapos
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved