Berita Bangka Barat
Tim Satgas TPPK Bangka Barat Terbentuk, Alta Fatra: Sudah Ada SK-nya
Tim ini dibentuk untuk penanganan dan pencegahan kekerasan bagi peserta didik dan lingkungan sekolah. Sudah ada SK-nya memang ini amanat, bukan.
Penulis: Riki Pratama | Editor: Asmadi Pandapotan Siregar
BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Kepala Unit Pelaksana Teknis Perlindungan Perempuan dan Anak (UPT PPA), DP2KBP3A Bangka Barat, Alta Fatra, mengatakan, Pemkab Bangka Barat telah membentuk Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK).
Tujuannya, sebagai salah satu upaya serius pemerintah dalam menangani masalah kekerasan di lingkungan sekolah.
"Kalau upaya pencegahan sudah ada dari pihak sekolah, karena banyak kasus di sekolah kita sudah ada Tim Satgas yang dibentuk dinas pendidikan," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Perlindungan Perempuan dan Anak (UPT PPA), DP2KBP3A Bangka Barat, Alta Fatra, kepada wartawan, Rabu (29/5/2024).
Ia menerangkan, pembentukan tim merupakan amanat dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) RI, disebutkan bahwa saat ini Indonesia berada dalam kondisi darurat kekerasan terhadap anak.
"Tim ini dibentuk untuk penanganan dan pencegahan kekerasan bagi peserta didik dan lingkungan sekolah. Sudah ada SK-nya memang ini amanat, bukan hanya disdik dan melibatkan kami aparat hukum. Ketika ada kasus kita tahu SOP-nya," katanya.
Selain itu, Alta mengatakan, pihaknya terus berupaya melakukan pencegahan tindakan kekerasan terhadap anak, dengan gencar melakukan sosialisasi ke setiap sekolah.
Baca juga: 2 Warga di Dusun Jebu Laut Bangka Barat Tewas Tersambar Petir saat Menambang Pasir Timah
Baca juga: Mi Sembunyikan Sabu di Dalam Mainan Bus Tayo, Alasannya Alternatif Terakhir dan Tak Ada Tempat Lain
Baca juga: Rumah Produksi Snack 168 Tak Siapkan Stok Banyak di Momen Idul Adha, Distribusikan ke Toko Langganan
"Jangan takut untuk melapor, kami juga jelaskan apa saja hal boleh di pegang orang lain, yang hanya boleh dipegang diri sendiri dan orang tua. Misalnya ada memegang bagian mulut, dada, kelamin, itu laporkan ke orang tua karena tidak boleh. Hal itu kami sosialisasikan ke anak-anak, karena termasuk pelecehan," tegasnya.
11 Kasus Kekerasan
Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Bangka Barat ( Babar ), Provinsi Kepulauan Bangakl Belitung ( Babel ), menerima sejumlah laporan terkait kasus kekerasan terhadap anak.
Dari awal tahun hingga bulan Mei 2024, unit PPA mencatat terdapat 11 kasus kekerasan seksual terjadi di Bangka Barat.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Perlindungan Perempuan dan Anak (UPT PPA), DP2KBP3A Bngka Barat, Alta Fatra mengatakan, sejak awal tahun sampai Mei 2024, pihaknya sudah menangani 11 kasus.
"Kebanyakan persetubuhan anak di bawah umur atau kasus kekerasan seksual. Dibanding dengan tahun belakang memang meningkat.
Tetapi bukan artinya kasus banyak, perlu pencegahan, atau kasus sedikit bagus. Karena kasus persetubuhan atau kekerasan anak ini seperti fenomena gunung es, jadi baiknya laporan lebih banyak lagi," kata Alta.
Dikatakannya, dengan banyaknya kasus terungkap, artinya banyak korban yang telah berani untuk melaporkan sehingga dapat terungkap.
"Banyak korban atau sebelumnya malu takut melaporkan, dan baru sekian lama baru berani laporkan. Tentu, positifnya apabila tren naik artinya sudah banyak sadar melapor ke pihak berwajib dan kami sebagai pendamping kasus itu," ujarnya.
| Nelayan yang Hilang di Perairan Tanjung Genting Bangka Barat Ditemukan dalam Kondisi Selamat |
|
|---|
| Tekan Angka Kecelakaan Terhadap Siswa, Polisi Berikan Imbauan dan Sosialisasi |
|
|---|
| Pemkab Bangka Barat Akan Tarik Retribusi di Kawasan Wisata Pantai Rubiah |
|
|---|
| Turunkan Angka Stunting, Pemkab Bangka Barat akan Berikan Bantuan Susu ke Masyarakat |
|
|---|
| Pencapaian UHC Bangka Barat hingga Bulan Oktober 2025 sudah 98,49 Persen |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.