Berita Bangka

Kisah Mencekam Penyelam Ketika Pertama Kali Menemukan Bocah Tenggelam di Kolong Bekas Tambang Bangka

Adam, seorang penyelam dari BPBD Bangka, berbagi kisah mencekam saat dirinya menemukan jasad Angga (10), bocah yang tenggelam di kolong bekas tambang

Penulis: M Zulkodri CC | Editor: M Zulkodri
Bangkapos.com/deddy marjaya
Tim SAR berhasil menemukan korban tenggelam di kolong bekas tambang timah di Surya Timur Kecamatan Sungailiat Kabupaten Bangka Kamis (5/9/2024). 

BANGKAPOS.COM--Adam, seorang penyelam dari BPBD Bangka, berbagi kisah mencekam saat dirinya pertama kali menemukan jasad Angga (10), bocah yang tenggelam di kolong bekas tambang di Kelurahan Surya Timur, Sungailiat, Kabupaten Bangka, pada Kamis (5/9/2024).

Penyelaman yang dilakukan di kedalaman lebih dari 10 meter ini membekas dalam ingatan Adam karena ia menemukan jasad korban secara tiba-tiba.

Adam mengaku sempat syok ketika melihat jasad Angga berada tepat di depan matanya saat menyelam sendirian.

"Ya Allah, ya Allah, ya Allah, astagfirullah, astagfirullah," ucap Adam berulang kali setelah berhasil membawa jasad Angga ke permukaan.

Menurut pengakuannya, ia awalnya mencari-cari di dasar kolong yang dalam dan keruh, dan secara mengejutkan jasad Angga berada tepat di hadapannya.

"Pas noleh, muka korban persis di depan mukaku. Terkejut langsung kutarik ke atas," kata Adam kepada Bangkapos di lokasi kejadian.

Penyelaman tersebut dilakukan setelah lebih dari satu jam pencarian oleh tim SAR gabungan dari BPBD Bangka, Polres Bangka, dan relawan Laskar Sekaban.

Sebelumnya, tim sempat kesulitan menemukan korban karena dalamnya kolong yang mencapai lebih dari 10 meter.

Akhirnya, Adam menggunakan alat selam milik Laskar Sekaban dan hanya dalam waktu 5 menit berhasil menemukan jasad korban.

Proses Penemuan Korban

Korban, Angga (10), yang merupakan warga Komplek RSS Sungailiat, diketahui tenggelam setelah mandi bersama dua rekannya di kolong bekas tambang timah.

Setelah dilaporkan hilang pada pukul 16.00 WIB, Tim SAR gabungan segera merespons laporan tersebut dan memulai pencarian.

Akhirnya, sekitar pukul 18.00 WIB, jasad Angga berhasil ditemukan dan langsung dibawa ke kamar jenazah RSUD Depati Bahrin, Sungailiat.

"Kita menerima laporan ada anak yang hilang di kolong eks tambang sekitar pukul 16.00 WIB, dan setelah pencarian dilakukan, korban ditemukan sekitar pukul 18.00 WIB," kata relawan Laskar Sekaban, M Achin.

Penemuan jasad Angga meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan masyarakat setempat.

Tim SAR gabungan pun menyatakan belasungkawa mendalam atas kejadian tragis ini.

Tragedi Tenggelamnya Tiga Bocah di Muara Air Kantung, Sungailiat

Keluarga korban 3 bocah tenggelam di Muara Air Kantung Kecamatan Sungaliat Kabupaten Bangka histeris di RS Medika Stania Kamis (4/4/2024).
Keluarga korban 3 bocah tenggelam di Muara Air Kantung Kecamatan Sungaliat Kabupaten Bangka histeris di RS Medika Stania Kamis (4/4/2024). (Bangkapos.com/deddy marjaya)

Tiga bocah ditemukan tewas tenggelam di pinggiran Muara Air Kantung, Kecamatan Sungailiat, Kabupaten Bangka, Kamis (4/4/2024).

Ketiga korban merupakan warga Kampung Nelayan II, Sungailiat, yang tenggelam saat berenang di kawasan tersebut. Korban diidentifikasi sebagai Muhammad Fatan (9), Mohammad Dafi Firdaus (8), dan Muhammad Dodi Apriansyah (8).

Menurut keterangan Bripka Heri Irawan dari Pos Jelitik Dit Polairud Polda Kepulauan Bangka Belitung, informasi pertama kali diterima dari pekerja TI apung di lokasi kejadian sekitar pukul 12.30 WIB.

"Pekerja TI apung yang menemukan dan mengangkat tiga bocah yang tenggelam. Saat kami tiba, mereka sudah tergeletak di pinggir pantai," ungkap Bripka Heri.

Ketiga korban segera dilarikan ke RS Medika Stania, namun sayangnya dua dari mereka, Muhammad Fatan dan Mohammad Dafi Firdaus, sudah dinyatakan meninggal dunia saat tiba di rumah sakit.

Sementara Muhammad Dodi Apriansyah sempat mendapatkan perawatan intensif selama lima menit sebelum akhirnya meninggal dunia juga.

Tangisan Pecah di RS Medika Stania

Suasana duka menyelimuti RS Medika Stania saat keluarga korban tiba dan mengetahui bahwa anak-anak mereka telah meninggal dunia.

Isak tangis pecah di ruang IGD, saat keluarga tidak dapat menahan kesedihan melihat jenazah ketiga bocah yang merupakan teman sepermainan.

Syarifudin, Kepala Lingkungan Kampung Nelayan II, mengonfirmasi bahwa ketiga korban adalah warga setempat.

 "Benar, setelah pengecekan, semuanya adalah warga Kampung Nelayan II," ujarnya.

Upaya Identifikasi dan Penyelidikan Lanjut

Pada awalnya, pihak kepolisian kesulitan mengidentifikasi para korban. Namun, setelah menyebarkan informasi ke berbagai grup WhatsApp, akhirnya identitas ketiga bocah tersebut diketahui. Tetangga korban, Arin, menyebutkan bahwa ketiga bocah memang selalu bermain bersama setiap hari karena mereka sebaya.

Polisi saat ini masih menyelidiki kronologis kejadian, termasuk mencari pekerja TI yang menjadi saksi awal tenggelamnya korban.

Bripka Heri menegaskan bahwa penyelidikan akan terus dilakukan untuk mengetahui bagaimana musibah tersebut terjadi.

Keluarga Tolak Autopsi

Keluarga dari tiga bocah yang tewas tenggelam di Muara Air Kantung Kecamatan Sungaliat, Kabupaten Bangka, Prvinsi Kepulauan Bangka Belitung ( Babel ), Kamis (4/4/2024) menolak dilakukan autopsi terhadap para korban.

Keluarga memilih untuk membawa pulang jenazah ketiga korban tenggelam kekediaman masing-masing untuk disemayamkan.

Dibantu dengan mobil ambulance RS Medika Stania dan mobil patroli Relawan Laskar Sekaban, ketiga jenazah dibawa ke kediaman masing masing di Kampung Nelayan 2 Sungailiat Kabupaten Bangka.

"Keluarga menolak untuk dilakukan otopsi guna mengetahui penyebab kematian korban dan memilih ikhlas dan menerima musibah. Namun demikan secara prosedur tetap membuat pernyataan penolakan," kata Bripka Feri Kanit Identifikasi Sat Reskrim Polres Bangka 

Tragedi ini menjadi peringatan bagi orang tua dan masyarakat sekitar untuk lebih berhati-hati mengawasi anak-anak saat bermain di sekitar kawasan berbahaya seperti muara dan kolong bekas tambang.

Bocah 8 Tahun Tenggelam di Pemandian warga

Polisi menunjukkan lokasi Muhammad Abdul Latif, seorang bocah usia 8 tahun, warga Kampung Bukit Maya, Dusun Suntai, Desa Air Gantang, Kecamatan Parit Tiga, Kabupaten Bangka Barat ditemukan tewas tenggelam di tempat pemandian warga Kampung Bukit Maya.
Polisi menunjukkan lokasi Muhammad Abdul Latif, seorang bocah usia 8 tahun, warga Kampung Bukit Maya, Dusun Suntai, Desa Air Gantang, Kecamatan Parit Tiga, Kabupaten Bangka Barat ditemukan tewas tenggelam di tempat pemandian warga Kampung Bukit Maya. (IST)

Muhammad Abdul Latif, bocah usia 8 tahun, warga Kampung Bukit Maya, Dusun Suntai, Desa Air Gantang, Kecamatan Parit Tiga, Kabupaten Bangka Barat, ditemukan tewas tenggelam di tempat pemandian warga Kampung Bukit Maya.

Korban tenggelam saat berenang bersama rekan-rekan sebanyanya di tempat pemandian Kampung Bukit Maya, Kamis (16/5/2024).

Ibu korban sempat histeris setelah melihat anak laki-lakinya ditemukan tewas tenggelam di tempat pemandian warga yang berada dibelakang rumahnya.

Peristiwa itu pertama kali ketahui oleh rekan korban Dimas (4). Melihat temannya tenggelam, Dimas lari menemui ibu korban yakni Rani (35) yang sedang berada di rumah.

"Jadi saat kejadian, Rani ibunda korban sedang beres-beres rumah, sementara anaknya dan Dimas sedang mandi di tempat pemandian warga Kampung Bukit Maya," ucap Kepala Desa Air Gantang, Alikan, Jumat (17/5/2024) 

Kemudian, Alikan menjelaskan saat sedang asik berenang tak lama rekan korban berlari-lari menghampiri ibunda Latif. 

"Jadi sekitar jam 5 sore, Dimas (Rekan Korban-Read) berlari sambil berteriak, menghampiri ibu korban dan memberi tahu bahwa anaknya telah tenggelam di tempat pemandian itu," jelasnya. 

Mendengar kabar tersebut, Reni langsung teriak histeris meminta tolong ke warga setempat untuk menyelamatkan putranya. 

"Ibu korban berteriak meminta tolong warga yang berada disekitar rumahnya sehingga dalam waktu singkat warga sekitar langsung berkumpul, lalu mencari keberadaan korban dan tidak lama dari pencarian itu, korban berhasil ditemukan di dasar pemandian dengan kedalaman kurang lebih dua meter," ungkapnya. 

Lebih lanjut, Alikan menyatakan setelah diselamatkan korban langsung dibawa ke Puskesmas Sekar Biru guna mendapatkan perawat intensif. 

"Setelah di bawa ke Puskesmas, dokter menyatakan korban sudah meninggal dunia dikarenakan kehabisan oksigen, akibat tenggelam dan tidak ada ditemukan bekas luka dari tindakan kekeraasan," tuturnya.

Camat Parittiga, Adhian Zulhajjany, menambahkan, kejadian terjadi sekitar pukul 17.00 WIB rekan korban yang ikut mandi, berlari sambil berteriak lalu menghampiri ibu korban dan memberi tahu terkait korban telah tenggelam. Ia ditemukan di kedalaman dua meter.

"Ibu korban langsung berteriak meminta tolong warga disekitar rumahnya sehingga dalam waktu singkat warga sekitar langsung berkumpul. Lalu mencari keberadaan korban dan tidak lama dari pencarian itu, korban berhasil ditemukan di dasar tempat pemandian dengan kedalaman kurang lebih dua meter," kata Adhian.

Saat itu, kata Adhian warga setempat sempat membantu mengangkat jenazah korban, lalu membawa ke Puskesmas Sekar Biru untuk diperiksa serta menghubungi Babinsa dan Bhabinkamtibmas Desa Air Gantang.

"Berdasarkan keterangan dari pegawai Puskesmas Sekar Biru bahwa penyebab korban meninggal dunia yakni dikarenakan kehabisan oksigen. 

Akibat tenggelam dan tidak ada ditemukannya bekas luka dari tindakan kekeraasan yang mengangkat korban dari dasar tempat pemandian," katanya.

(Bangkapos.com/Zulkodri/Deddy Marjaya/Riki Pratama)

 

Sumber: bangkapos.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved