BANGKAPOS.COM - Siapa yang tak gemar makan mie instan? Mie instan menjadi memang kerap digandrungi masyarakat berbagai kalangan dari mulai anak kecil hingga dewasa.
Bagaimana tidak, proses pembuatan yang simpel, dan cepat, rasa yang mengguggah selera, serta harga yang ekonomis membuat mie instan kerap didewakan bagi banyak orang, tak terkecuali masyarakat Indonesia.
Indonesia bahkan tercatat sebagai konsumen mie instan terbesar kedua setelah China, berdasarkan World Instant Noodles Asosiation (WINA) Tahun 2017.
Bila diurutkan, masyarat China mengkonsumsi 38,970 miliar porsi setiap tahun, Indonesia 12,62 miliar, Jepang 5,66 milyar porsi, India 5, 42 miliar porsi dan Vietnam 2,06 miliar porsi.
Mengonsumsi mie instan dinilai buruk karena mie instan memilki nutrisi yang rendah, tinggi lemak, kalori dan sodium, serta dicampur dengan pewarna buatan, pengawet, zat aditif dan perasa.
Lantas mengapa, masyarakat negara Jepang, China, Korea, maupun Hongkong tetap sehat meski mereka juga gemar mengonsumi mie instan?
Pakar kesehatan islami, dr. Zaidul Akbar mengungkap rahasia tersebut.
Dalam kajiannya yang dikutip dari kanal youtube Selerasa.com, dr Zaidul mengatakan bahwa meski negara-negara tersebut hobi mengonsumsi makanan tidak sehat ini, mereka tetap memiliki pola hidup yang baik.
"Orang Korea, China, Jepang itu konsumsi mereka tak lepas dari tepung, terutama mie instan. Mie instan-nya tidak tanggung-tanggung tetapi mereka masih memiliki kualitas yang baik," ujar dr. Zaidul.
Mengenai apakah kualitas tepung mie instan di negara tersebut berbeda dengan di Indonesia, dr. Zaidul mengaku tak tahu.
"Waullahu Alaam, saya tidak tahu," jawabnya.
Namun, dr. Zaidul mengatakan ada satu kebiasaan yang sering mereka lakukan dan jarang dilakukan di negara kita. Hal itu yang menyebabkan mereka lebih memiliki kualitas hidup yang lebih baik dibandingkan di Indonesia.
Ternyata perbedaan tersebut terletak pada kebiasaan negara-negara tersebut yang sering berjalan kaki.
"Di sana kalau anda lihat, Jepang, Hongkong, China itu orangnya suka jalan. Kalau ada yang pernah pergi ke Hongkong itu luar biasa. Kita naik MRT itu sampai berapa tangga," kata dr Zaidul
dr Zaidul pun mengatakaan saat ia berkunjung ke sana, ia menghitung langkahnya saat berjalan yakni mencapai hampir 14.000 langkah.
Menurut dr Zaidul meskipun orang-orang di Jepang, China, maupun Hongkong gemar mengonsumsi mie instan namun karena memiliki kebiasaan yang sering berjalan kaki mereka akan tetap sehat.
Hal ini karena ketika mereka sering berjalan maka lemak-lemak dalam tubuh akan ikut terbakar.
"Setiap hari mereka berjalan kaki, jadi kebakar meskipun nggak sehat gitukan," lanjutnya.
Kebiasaan baik itu pun menurut dr Zaidul sangat jarang terlihat di negara Indonesia.
dr Zaidul menjelaskan masyarakat Indonesia masih belum sepenuhnya rutin menjalankan hidup sehat sepertimasih jarang berolah raga, berpuasa, dan minum air putih.
"Kita kan nggak gitu, masalahnya kan kebiasaan. Maka ketika di China, Hongkong anda akan jarang melihat orang gemuk, karena memang mereka jalan tiap hari," tutur dr Zaidul.
Dirinya juga mengatakan bahwa warga negara di sana gemar mengonsumsi makanan yang mengandung bawang-bawangan serta sayuran.
"Dan mereka karakternya, maaf, karakter orang Asia terutama China, mereka banyak dominannya yang menyukai bawang-bawangan dan juga sayuran." jelasnya.
Dikatakannya pula bahwa selain gemar berjalan kaki, dominan menyukai bawang-bawangan dan sayuran, mereka juga memiliki kebiasaan jarang memanaskan masakan.
"Makanan yang mereka pesan, masak, makan habis, itu yang bagus. Mereka masak bukan dipanaskan,".
Menurut dr Zaidul memanaskan kembali makanan yang sudah dimasak sebenarnya kurang baik.
"Semua yang dipanaskan pasti teroksidasi. Jadi memang beda di kebiasaan-kebiasaaan." terangnya.
dr. Zaidul juga menyarankan untuk mencontoh kebiasaan berjalan kaki, yang juga menjadi kebiasaan Nabi Muhammad SAW.
"Nabi Muhammad SAW juga begitu Rasul kalau berjalan seperti orang menuruni bukit, tatapan ke depan, Masya Allah tinggal mencontohkan nabi aja kan. Jalannya Nabi, olah raganya Nabi ikutin aja, pasti sehat kita," jelas dr Zaidul.
Dengan kebiasaan sering bergerak khususnya berjalan kaki, ia mengatakan maka lemak yang yang tidak sehat akan terbakar. Karena itu orang-orang luar negeri memiliki taraf kesehatan yang baik.
Kendati demikian, dr Zaidul Akbar tetap mengingatkan efek buruk jika terlalu sering mengkonsumsi mie instan dan hindari menjadikannya sebagai makanan pokok.
(Bangkapos.com/Vigestha Repit)