Usai Demo Ricuh, PT Timah, Setuju Beli Langsung Biji Timah dari Penambang Rakyat Rp300 Ribu per Kg

Aksi demo penambang di Bangka Belitung memaksa perubahan besar. PT Timah setuju hapus sistem mitra dan membeli langsung hasil tambang rakyat

Penulis: M Zulkodri CC | Editor: M Zulkodri
(Bangkapos.com/Adi Saputra)
KAPOLDA CEK PASCA DEMO -- Kapolda Babel, Irjen Pol Hendro Pandowo bersama PJU dan perwakilan PT Timah, saat mengecek dan memantau langsung ruangan yang hancur akibat dihajar massa aksi unjuk rasa, Selasa (7/10/2025). 

Untuk menghindari kembali terulangnya masalah tersebut, Astrada mengusulkan agar koperasi tambang rakyat diberi peran penting sebagai penghubung resmi antara penambang dan PT Timah.

Menurut Suryadi, koperasi bisa menjadi lembaga yang menampung hasil tambang rakyat, memastikan legalitas asal bijih, serta menjamin pembayaran dilakukan tepat waktu.

Ia menyarankan agar PT Timah menandatangani Surat Perjanjian Kerjasama (SPK) dengan koperasi yang telah berbadan hukum dan memiliki izin resmi.

“Dengan begitu, koperasi bukan hanya wadah ekonomi rakyat, tapi juga alat kontrol sosial. Semua hasil tambang rakyat bisa disalurkan ke jalur legal, mendukung pendapatan negara, dan menekan penyelundupan,” jelasnya.

Langkah ini, lanjut Suryadi, sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto untuk membangun kemandirian ekonomi nasional berbasis koperasi dan sumber daya rakyat.

"Diharapkan PT.Timah.Tbk memberi ruang dan peluang untuk Koperasi dapat mengakomodir masyarakat penambang rakyat yang menjadi anggota koperasi untuk menjual biji timahnya kepada PT Timah melalui Koperasi, dengan diikat Surat Perjanjian Kerjasama antara Koperasi dan PT.Timah.Tbk. Hal tersebut sejalan dengan program besar Bpk.Prabowo Subianto Presiden Republik Indonesia untuk mensejahterakan Rakyat Indonesia melalui Koperasi," ujarnya.

Dampak Ekonomi di Lapangan

Kenaikan harga timah langsung terasa di lapangan. Hanya sehari setelah pengumuman resmi, harga solar di sejumlah wilayah tambang naik tipis, sementara permintaan alat berat dan karung penambang melonjak.

Bagi penambang kecil, kenaikan Rp100.000 per kilogram bisa berarti selamat dari lilitan utang.

“Kalau dulu kami jual 20 kilogram cuma dapat tiga juta lebih, sekarang bisa enam juta. Itu sudah cukup buat bayar tenaga, makan, dan modal gali lagi,” ujar Udin (35), penambang asal Belinyu.

Pedagang di sekitar lokasi tambang juga ikut merasakan dampak positif. Omzet warung makan dan bengkel tambang meningkat hingga 40 persen.

“Kalau penambang senang, ekonomi ikut hidup. Warung ramai, bengkel rame, semuanya ikut makan,” ujar Lina, pemilik warung nasi di Sungailiat.

Meski euforia kemenangan terasa di seluruh Bangka Belitung, para penambang sadar perjuangan belum selesai.

Mereka berharap PT Timah menepati janji pembayaran langsung, tanpa potongan dan tanpa keterlambatan.

(Posbelitung.co/Teddy Malaka/bangkapos.com/Zulkodri)

Sumber: bangkapos.com
Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved