Berita Pangkalpinang

Inovasi Pertanian Terpadu dan Perkuat GNPIP, BI Babel Panen Padi-Lele Hidroganik di Pangkalpinang

Kegiatan ini merupakan bagian dari implementasi Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), yang menjadi strategi kolaboratif

Penulis: Andini Dwi Hasanah | Editor: Hendra
(IST Dok BI Babel).
HIDROGANIK - Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Rommy S. Tamawiwy (batik), bersama Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kota Pangkalpinang, Juhaini (seragam cokelat), memanen ikan lele dalam kegiatan Panen Bersama Hidroganik Padi-Lele di Kelompok Wanita Tani (KWT) Sinar Bulan, Selasa (28/10/2025). 

BANGKAPOS.COM, BANGKA-- Dalam upaya memperkuat ketahanan pangan sekaligus menjaga stabilitas harga bahan pangan di daerah, Bank Indonesia (BI) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung kembali menunjukkan komitmennya melalui kegiatan Panen Bersama Hidroganik Padi-Lele di Kelompok Wanita Tani (KWT) Sinar Bulan, Kelurahan Sinar Bulan, Kecamatan Bukit Intan, Kota Pangkalpinang, Selasa (29/10/2025) sore.

Kegiatan ini merupakan bagian dari implementasi Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), yang menjadi strategi kolaboratif BI bersama pemerintah daerah dalam menekan laju inflasi dan memperkuat kemandirian pangan di tingkat rumah tangga.

Salah satu inovasi yang dikembangkan adalah sistem hidroganik, yakni integrasi budidaya padi dan ikan lele dalam satu ekosistem terpadu.

Melalui metode ini, air hasil budidaya ikan lele digunakan kembali sebagai sumber nutrisi alami bagi tanaman padi. Cara ini dinilai lebih efisien dalam penggunaan air, mengurangi ketergantungan terhadap pupuk kimia, serta lebih ramah lingkungan.

Kepala Perwakilan BI Babel, Rommy S. Tamawiwy, menjelaskan bahwa program ini merupakan hasil sinergi berkelanjutan antara BI Babel dan KWT Sinar Bulan sejak Februari 2025. Penanaman kedua telah dilakukan pada Juli 2025, dan panen kali ini menjadi puncak dari perjalanan inovasi tersebut.

"Upaya menjaga inflasi tidak bisa dilakukan sendiri. Diperlukan kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat. KWT Sinar Bulan telah membuktikan bahwa inovasi pertanian seperti sistem hidroganik mampu memperkuat ketahanan pangan sekaligus menjadi contoh bagi kelompok tani lainnya," ujar Rommy kepada awak media, Kamis (30/10/2025).

Ia menambahkan, tingkat inflasi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada September 2025 tercatat 1,82 persen (yoy), sementara di Kota Pangkalpinang sebesar 1,75 persen (yoy), keduanya masih berada dalam target nasional sebesar 2,5 ± 1 persen. 

"Dengan semangat GNPIP, kami terus mendorong pemberdayaan kelompok tani dan wanita tani agar dapat berkontribusi dalam menjaga kestabilan harga dan pasokan pangan," kata Rommy.

Sementara itu, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kota Pangkalpinang, Juhaini, yang hadir mewakili Wali Kota, menyampaikan apresiasi atas langkah BI Babel dalam mendorong inovasi dan kemandirian masyarakat di bidang pertanian.

"Program hidroganik ini adalah bukti nyata bahwa ketahanan pangan bisa dimulai dari rumah. Inovasi yang sederhana namun berkelanjutan ini dapat memperkuat fondasi pangan daerah dan memberi contoh baik bagi masyarakat luas," tuturnya.

Dalam kegiatan panen bersama tersebut, dilakukan tiga jenis panen sekaligus, yakni panen perdana padi hidroganik, panen ikan lele air tawar dengan total hasil mencapai 250 kilogram, serta panen sayuran hortikultura. 

Suasana panen berlangsung hangat dan penuh semangat gotong royong, diikuti oleh para anggota KWT, perwakilan pemerintah daerah, dan jajaran BI Babel.

Selain mengembangkan sistem hidroganik, KWT Sinar Bulan juga aktif melakukan hilirisasi produk pertanian, di antaranya keripik bayam, keripik ubi, dan pempek ikan. KWT ini bahkan telah menerapkan sistem pembayaran digital QRIS sebagai bentuk dukungan terhadap inklusi keuangan dan digitalisasi ekonomi masyarakat.

Rommy menegaskan, keberhasilan KWT Sinar Bulan ini menjadi contoh nyata penerapan prinsip Good Agricultural Practice (GAP), yang mengedepankan efisiensi, kualitas, dan kelestarian lingkungan.

"Melalui penerapan GAP dan GNPIP secara terpadu, kami berharap model pertanian hidroganik ini dapat direplikasi di wilayah lain. Tujuannya bukan hanya menjaga stabilitas harga, tetapi juga mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan," pungkasnya.

(Bangkapos.com/Andini Dwi Hasanah)

Sumber: bangkapos.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved