Berita Bangka Selatan

Ironi Lonjakan Kasus HIV Mengintai Basel, Terdeteksi 12 Pasien Baru, Mayoritas Usia 18 Tahun ke Atas

Pemkab Bangka Selatan melakukan upaya pencegahan lebih masif terhadap kasus HIV yang kini kasusnya melonjak 

Penulis: Rusaidah | Editor: Rusaidah
Bangkapos.com/Cepi Marlianto
Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Bangka Selatan, dr Agus Pranawa. 

Paling rentan terjadi pada kelompok lelaki seks lelaki (LSL). 

Kategori ini penyumbang kasus paling banyak dan membuat kekhawatiran di tengah masyarakat. Pemerintah berupaya menekan angka kasus HIV agar tak terus mengalami kenaikan setiap tahunnya.

 Seperti diketahui praktik seksual yang tidak aman dapat meningkatkan potensi seseorang terpapar HIV. 

Apalagi dengan bergonta-ganti pasangan.

“Faktor utama penyebab masih didominasi oleh hubungan sesama jenis dan hubungan dengan individu yang sudah terinfeksi HIV,” jelasnya.

Pasien Kalangan Muda Usia Produktif

Sementara itu karakteristik pasien yang terdeteksi di tahun ini mayoritas berasal dari kalangan muda dan usia produktif, yakni 18 tahun ke atas. 

Meski beberapa kasus juga ditemukan pada anak-anak akibat penularan dari ibu ke anak. 

Selain penemuan kasus baru, pihaknya turut menghadapi tantangan dalam pemantauan pasien yang sudah terdiagnosis.

Sebanyak 15 penderita HIV dinyatakan gagal follow up karena tidak lagi datang untuk kontrol atau berpindah domisili tanpa informasi. 

Karena ketika pasien berhenti berobat, risiko penularan ke orang lain akan semakin besar. 

Baca juga: Tren Konsumsi Cepat Saji Ancam Bangka Selatan, 1.000 Pasien Didominasi Sakit Mag, Usia Dewasa Muda

Dengan kondisi ini, ia memperkirakan angka HIV  berpotensi terus meningkat mengingat perilaku seksual menyimpang masih marak di masyarakat.

“Karena dengan kasus ini membuat Kabupaten Bangka Selatan termasuk daerah dengan angka HIV tertinggi di Kepulauan Bangka Belitung,” ucapnya.

Edukasi kepada masyarakat kata Agus Pranawa terus dilakukan agar populasi penderita HIV mau memeriksakan diri. 

Pasalnya, kesadaran masyarakat masih rendah untuk memeriksakan diri dalam deteksi dini HIV. 

Terutama bagi masyarakat yang melakukan hubungan seksual secara bergonta-ganti pasangan serta berisiko tinggi HIV. 

Sumber: bangkapos.com
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved