Berita Bangka Selatan

Ironi Lonjakan Kasus HIV Mengintai Basel, Terdeteksi 12 Pasien Baru, Mayoritas Usia 18 Tahun ke Atas

Pemkab Bangka Selatan melakukan upaya pencegahan lebih masif terhadap kasus HIV yang kini kasusnya melonjak 

Penulis: Rusaidah | Editor: Rusaidah
Bangkapos.com/Cepi Marlianto
Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Bangka Selatan, dr Agus Pranawa. 

Di sisi lain tidak hanya mengandalkan tenaga kesehatan, DKPPKB memperkuat kolaborasi lintas sektor. Bidang Pengendalian Penduduk dan KB, Duta Genre, serta organisasi kepemudaan dilibatkan untuk memperluas jangkauan kampanye pencegahan. 

Bahkan, dalam waktu dekat, DKPPKB berencana menggandeng Dinas Pendidikan dan Dinas Pariwisata agar sosialisasi bisa dilakukan lebih luas di sekolah-sekolah dan tempat wisata.

Langkah kolaboratif ini diyakini dapat meningkatkan pemahaman masyarakat secara menyeluruh. 

Sebab, HIV bukan hanya persoalan kesehatan, tetapi juga terkait perilaku sosial dan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pemeriksaan dini. 

Deteksi dini menjadi kunci utama untuk mengendalikan penyebaran dan memastikan penderita memperoleh pengobatan yang tepat waktu.

“Kami ingin masyarakat paham bahwa HIV bukan aib. Justru dengan mengetahui sejak awal, penderita bisa hidup sehat dan mencegah penularan kepada orang lain,” ucapnya.

Agus Pranawa optimis dengan memperkuat sistem pencatatan dan pelaporan agar setiap kegiatan skrining dan edukasi bisa terpantau dengan baik. 

Dengan data yang akurat, upaya pencegahan dan penanganan akan lebih terarah sesuai kondisi lapangan. 

Melalui strategi terpadu yang melibatkan puskesmas, lintas sektor, dan partisipasi masyarakat penularan HIV dapat ditekan secara signifikan dalam beberapa tahun ke depan. 

“Langkah ini juga diharapkan mampu membangun kesadaran kolektif bahwa pencegahan lebih penting daripada pengobatan,” tukas Agus Pranawa.

Ajak Masyarakat Ikut VCT HIV

Sebelumnyam, Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan, Kepulauan Bangka Belitung pernah mengajak masyarakat di daerah itu untuk ikut dalam program Voluntary Counseling and Testing alias VCT. 

Program tersebut guna mendeteksi penyakit infeksi Human Immunodeficiency Virus alias HIV maupun Acquired Immune Deficiency Syndrome atau AIDS. 

Terkhusus masyarakat berisiko tinggi diwajibkan menjalani VCT guna memperluas jumlah cakupan peserta program.

Baca juga: Biodata dan Karier Deni Surjantoro Pejabat Kemenkeu Ditolak Purbaya Salaman, Ahli Intelijen Dunia

Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Bangka Selatan, dr Agus Pranawa mengatakan bahwa pemerintah daerah menyediakan layanan pemeriksaan HIV-AIDS dan infeksi menular seksual secara gratis di sepuluh puskesmas dan dua rumah sakit. 

Layanan ini merupakan komitmen pemerintah untuk menekan risiko penularan HIV/AIDS. Mengingat kasus HIV hingga kini tercatat sebanyak 52 kasus dengan enam kasus baru.

“Infeksi HIV bisa terdeteksi ketika kita melakukan sekring ataupun VCT,” kata dia kepada Bangkapos.com, Sabtu (12/7/2025).

Diakui Agus Pranawa kasus HIV yang terdata saat ini bisa diibaratkan seperti fenomena gunung es sebagai metafora. 

Artinya, kasus HIV terdata sampai kini belum menggambarkan kondisi yang sesungguhnya. 

Kondisi ini hanya menggambarkan situasi di mana hanya sebagian kecil kasus HIV yang terdeteksi. 

Sementara sebagian besar kasus yang HIV tetap tersembunyi atau tidak terdeteksi. 

Oleh karena itu, pihaknya rutin melakukan skrining atau pengecekan kesehatan terhadap kelompok risiko tinggi. 

Mulai ibu hamil sampai wanita pekerja seks (WPS) di tempat lokalisasi secara berpindah-pindah maupun pengguna narkotika suntik. 

Akan tetapi yang masih menjadi kendala yaitu tes HIV kepada kelompok LGBT dikarenakan komunitas ini bersifat tertutup sehingga belum bisa diawasi secara ketat.

“Di luar masih banyak masyarakat berisiko tinggi terinfeksi HIV yang tidak melakukan pemeriksaan. Ini menjadi kendala kita,” ujar Agus Pranawa.

Tes VCT lanjut dia bersifat sukarela dan rahasia, serta memberikan informasi yang jelas tentang manfaat VCT dalam pencegahan dan penanganan HIV/AIDS. 

Sosialisasi dan penyuluhan yang informatif dan mudah dipahami juga dapat membantu mengurangi stigma dan ketakutan terkait tes HIV. 

Lewat VCT adalah langkah bertanggung jawab untuk menjaga kesehatan diri sendiri dan orang lain.

Bahkan HIV bisa menular dari ibu ke anak, baik selama kehamilan, persalinan, maupun saat menyusui. 

Dengan pengobatan dan penanganan yang tepat pada ibu hamil, risiko penularan dapat diturunkan secara signifikan. 

Perlu diingat bahwa pelaksanaan VCT harus dilakukan dengan menjaga kerahasiaan dan privasi individu. 

“Tidak menutup kemungkinan masyarakat yang ingin memeriksakan diri di fasilitas kesehatan juga bisa,” ucapnya.

Dirinya berharap masyarakat akan semakin memahami pentingnya VCT dan berani untuk memeriksakan diri. 

Pada akhirnya akan membantu dalam upaya pencegahan dan penanganan HIV/AIDS di tengah masyarakat. 

Dengan begitu kasus HIV tidak terus bertambah setiap tahunnya. 

Mengingat setiap fasilitas kesehatan sudah berupaya optimal dalam menekan kasus HIV lewat kegiatan promotif dan preventif.

“Targetnya penyakit HIV ini tidak bertambah setiap tahunnya. Tentunya ini masih menjadi pekerjaan rumah berat bagi kita,” tukas Kadinkes. 

(Bangkapos.com/Cepi Marlianto)

 

Sumber: bangkapos.com
Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved