Ruang Tengah Bangka Pos

Anak Disetrika Ibu Kandung, Sigit Prastrio Minta Pelaku Bertanggungjawab Secara Hukum

Peristiwa anak mendapatkan kekerasan dari ibu kandung membuat miri, sang ayah minta pelakunya bertanggungjawab atas perbuatannya

Penulis: Rifqi Nugroho | Editor: Hendra
Tim video Bangka Pos
Sigit Prastrio ayah dari anak yang menjadi korban disterika oleh ibu kandungnya sendiri, saat hadir dalam Program Dialog Ruang Tengah Bangka Pos, Selasa (4/11/2025). 

BANGKAPOS.COM, BANGKA-- Kisah pilu dialami oleh anak berinisial Z (7) asal Kota Pangkalpinang. Ia harus menderita luka-luka usai mendapatkan kekerasan dari ibu kandungnya sendiri.

Berdasarkan keterangan pihak kepolisian, pelaku SR (30) diduga melukai korban menggunakan setrika. AkibatnyaZ mengalami luka-luka bakar di bagian tangan dan kaki.

Peristiwa ini tentu membuat banyak pihak merasa miris. Kekerasan terhadap anak justru dilakukan ibu kandungnya sendiri.

Usai adanya kejadian ini, ayah kandung korban Sigit Prastrio mengaku tidak pernah terpikir jika hal itu terjadi dengan anaknya.

Meski berstatus sebagai mantan suami dari pelaku, Sigit merasa perlakuan kepada sang anak sangat tidak manusiawi sehingga perbuatan itu harus dipertanggungjawabkan dalam ranah hukum.

Hal tersebut disampaikan Sigit saat hadir dalam Program Dialog Ruang Tengah Bangka Pos pada Selasa (4/11/2025).

Berikut wawancara eksklusif bersama Sigit Prastrio yang dipandu oleh Jurnalis Bangka Pos Edy Yusmanto tersebut:

1. Q: Ketika mengetahui peristiwa ini apa yang ada dipikirkan pada saat itu?
A: Jadi saat dapat kabar mengejutkan itu saya langsung bergegas untuk mengecek secara langsung apakah benar yang disampaikan orang pada saya. Memang betul saat itu saya mendapati anak saya sudah terbaring di Rumah Sakit Bakti Timah. Jadi yang saya ketahui anak ini sudah di bawa ke rumah sakit, informasi awalnya anak saya ini di rumah kakak dari ibu anak saya ini, saya cek tidak ada di rumah, kemudian diberitahu tetangga kalau dia sudah dibawa ke Rumah Sakit.

2. Q: Awal bisa tahu peristiwa ini dari mana?
A: Awalnya itu ada pesan di media sosial, saya tidak kenal orang itu. Tapi dia bilang apakah benar saya bapak dari anak ini, kondisinya sedang mengkhawatirkan. Jadi saya tahu dari orang lain, bukan keluarga. Kebetulan hubungan saya dengan ibu anak saya ini adalah mantan istri. Saya sekarang sudah punya istri, jadi hubungan itu kalau dengan dia lewat istri saya. Bukan berarti saya tidak peduli, tapi saya menghargai istri saya juga. Tidak ada pikiran apa-apa waktu itu, tidak pernah berpikiran aneh-aneh. Kalau ketemu pun anak tidak pernah menceritakan yang negatif.

3. Q: Kemudian bagaimana bisa bener-benar tahu kalau yang melakukan ini adalah ibu kandungnya sendiri?
A: Jadi seperti yang saya bilang tadi, dari pesan orang yang tidak saya kenal itu, kemudian saya mencari informasi. Waktu saya temui di rumah sakit itu, anak saya tangan sudah di perban, paha kiri, terus betis juga ditutup perban. Saya cek, saya tanya, apa yang terjadi dengan anak ini karena waktu itu kakak mantan istri saya yang membawa ke rumah sakit. Terus dia bilang mohon maaf sambil menangis, jadi saya tanya lagi, kenapa ini, karena tidak mungkin kalau tersiram air panas. Karena sebelumnya saya sudah dapat informasi, sudah valid, jadi tidak mungkin kena air panas. Kemudian saya tanya ke perawat, dia bilang mungkin kena benda hangat yang ditempel di tangan. Artinya informasi yang saya dapat itu valid, saya gali lagi dari si anak setelah pulang dari rumah sakit, dia bercerita. Anak ini kan kalau cerita apa adanya, dia bilang disetrika mama. Dia bilang, adek disterika mama pa. Dia juga bilang, ini gara-gara sosis pa. Anak saya bilang pertama teflon dulu yang ditempelkan ke anak ini.

4. Q: Waktu itu seperti apa cerita dari anak ini?
A: Setelah kurang lebih 30 menit di rumah sakit, kemudian pulang, anak saya tanya, cerita awalnya bagaimana. Dia cerita kalau awalnya anak ini makan sosis dua yang digoreng ibunya, mungkin awalnya kan satu untuk ibunya, satu untuk anak. Terus ibunya tanya, mana sosis yang satunya, anak tidak mengakui, tapi kemudian akhirnya mengaku semua dimakan. Kemudian dia bilang langsung ditempel tempat untuk buat nasi goreng, warnanya hitam. Saat itu kata anak saya, dia sedang nonton tv, kemudian setelah itu baru ditempel dengan setrika.

5. Q: Bagaimana saat mendengar cerita dari anak yang mendapatkan perlakuan seperti itu?
A: Marah lah saya, marah besar kemudian ya saya tunggu itikad baiknya. Disini bukan dalam artian ibunya minta maaf ke saya, bukan, tapi datang untuk mengobati anak ini, karena kalau sudah seperti itu kan tidak manusiawi lagi. Kita mau nya dia kemarin datang, minta maaf ke anak, mengobati, tapi sampai 13 atau 14 hari itu tidak ada sama sekali.

6. Q: Berarti setelah itu tidak komunikasi dengan dia?
A: Pas malam itu saat saya tau kejadian, saya kontak ibunya untuk bertanya apa yang terjadi seperti apa malah dia marah-marah. Di telfon dia membantah semua, saya coba jelaskan kalau mereka cuma berdua di rumah, jadi kalau ada apa-apa, ya kamu mengetahui. Tapi malah dia bilang, mau apa, mau lapor polisi atau apa, saya bilang, saya hanya ingin tahu kronologinya seperti apa. Kalau kita tahu penyebabnya, misal ini kena air panas, kita sampaikan ke dokter, obatnya seperti apa kan. Ini kita tanya apa, dia jawab apa. Coba saya kulik dia malah bilangnya, saat masak air panas di angkat sama anak ini, terus anak saya malah kena air panas itu. Itu versi dia di awal. Tapi saya tidak sampai disitu saja, saya cari informasi lagi, bertanya sama anak juga.

7. Q: Jadi sebenarnya ini kejadiannya kapan?
A: Awalnya itu tanggal 15 Oktober malam, tanggal 18 saya dapat informasi, setelah itu tanggal 20 Oktober saya bawa anak saya dari dia, untuk pengobatan segala macam. Setelah itu kami bawa pulang, anak saya tidak mau pulang lagi ke rumah ibu kandungnya. Kemudian tanggal 28 kemarin itu dia memang sama sekali tidak ada datang si ibunya ini. Saya tidak lagi bertanya karena awalnya kan dia sudah jawab seperti itu, jadi saya tentu tidak mungkin saya menyuruh langsung untuk dia datang, kita kan sudah sama-sama besar.

8. Q: Berarti kapan kejadian ini masuk ke ranah hukum?
A: Jadi tanggal 26 kemarin saya ke Polres, kebetulan ada teman disitu, latar belakangnya karena anak saya sedang sakit, tapi ibunya itu malah posting makan-makan. Kita dapat dari orang, video, jadi saya pikir sudah tidak seharusnya seperti ini. Tanggal 26 itu saya ke Polres, ceritakan kronologi ke polisi, mereka menyampaikan kalau ini sudah diketahui dari rumah sakit, unit PPA sudah dapat informasi dari rumah sakit. Tapi mereka menunggu dari orang tua, informasi dari rumah sakit menemukan kejadian tidak wajar. Kemudian mereka bertanya, mau dari keluarga seperti apa. Dari situ, tanggal 28 datang ke Polres, menceritakan semuanya, Polisi bilang ini sudah ke ranah hukum, biar mereka yang menyelidiki. Setelah itu unit PPA bergerak untuk mendatangi si ibu, di bawa ke Polres, mereka ada menyampaikan ada melakukan penyelidikan, berjalan sampai sekarang.

Sumber: bangkapos.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved