Berita Bangka

Kades Bangka Kota Sambut Baik Dosen Unmuh Integrasikan Kearifan Lokal dalam Pembelajaran di Sekolah

Desa Bangka Kota memiliki banyak kearifan lokal yang belum tergali dan bisa sebagai bahan pembelajaran di sekolah dasar

Editor: Hendra
IST
WORKSHOP KEARIFAN LOKAL - Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung Dr. Sri Sugiyarti, M.Pd dan Iis Juniarti Lathifah, M.Pd melakukan workshop pengintegrasian kearifan lokal Bangka Belitung dalam pembelajaran di sekolah dasar, Senin (10/11/2025) di Kantor Lurah Desa Bangka Kota. 

BANGKAPOS.COM, BANGKA - Desa Bangka Kota memiliki banyak kearifan lokal yang belum tergali dan bisa sebagai bahan pembelajaran di sekolah dasar.

Hal ini disampaikan oleh Pj Kepala Desa Meta Lestari, SE saat membuka workshop pengintegrasian kearifan lokal Bangka Belitung dalam pembelajaran di sekolah dasar yang digelar oleh Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung Dr. Sri Sugiyarti, M.Pd dan Iis Juniarti Lathifah, M.Pd, Senin (10/11/2025).

Ia juga sangat menyambut baik kegiatan yang dilaksanakan di Kantor Desa Bangka Kota sebagai bentuk pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh para dosen.

“Kami sangat menyambut baik kegiatan ini, dan berterimakasih kepada ibu dosen yang telah membagikan ilmu kepada guru dan kepala sekolah di Bangka Kota ini,” papar Mita dari rilis yang diterima Bangka Pos Group, Selasa (11/11/2025).

Dalam kegiatan ini, Dosen Prodi Guru Sekolah Dasar Sri Sugiyarti menjelaskan pentingnya pengintegrasian kearifan lokal Bangka Belitung dalam pembelajaran terutama di pendidikan dasar.

“Pengintegrasian ini penting artinya terutama di sekolah dasar, sebagai pendidikan formal pertama bagi anak dan akan menjadi landasan dalam pendidikan berikutnya, maka mereka anak-anak ini perlu memahami dan mengerti akan kearifan lokal mereka terutama yang berada di Bangka Kota ini agar mereka tidak kehilangan identitasnya,” papar Sri, alumni Doktor Pendidikan Dasar UNY ini.

Ia mencontohkan Daerah Istimewa Yogyakarta yang telah menerapkan ini menjadi bagian wajib dalam pendidikan dari tingkat TK hingga perguruan tinggi.

“Kita bisa berkaca dengan Yogyakarta, dimana disana telah ada perda yang mengatur hal ini dan sudah dijalankan kearifan lokal Yogyakarta diajarkan dan dijalankan di sekolah-sekola,”tandasnya.

Ia berharap pemerintah daerah di Bangka Belitung, khususnya di tingkat kabupaten mampu membuat perda yang mengatur implementasi kearifan lokal ini sehingga sekolah memiliki panduan dalam melaksanakan kegiatan ini.

Sementara itu, Iis Juniati Lathifah, dosen Prodi Pendidikan Matematika secara khusus menjelaskan bagaimana kearifan lokal ini diintegrasikan dalam pelajaran matematika, ia membawa buku pop up dimana berisi tentang berbagai pelajaran matematika menggunakan kearifan lokal.

“Kita mengajarkan bentuk-bentuk bisa dengan kearifan lokal, misalnya ini kue talam benbentuk jajaran genjang, kemudian jembatan emas dan lain sebagainya,” sambil menunjukkan buku hasil karyanya.

Kegiatan ini ditutup dengan membagikan souvenir kepada para peserta yang aktif bertanya.

Kegiatan ini disambut baik oleh para guru, tiga kepala sekolah yakni Kepala SDN 2 Simpangrimba Subagio, Kepala SDN 4 Zainuddin dan Plt Kepala Sekolah SDN 3 Marina.

Mereka sangat setuju apabila kerifan lokal yang ada di Bangka Kota diitegrasikan dalam pembelajaran di sekolah. Dan dimasa lalu hal ini pernah dilakukan, namun belum maksimal. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved