Berita Bangka Selatan
Isak Tangis Pecah, 9 Pemuda Diamankan Polisi, Cegah Tawuran di Pantai Kelisut Bangka Selatan
Polisi Bangka Selatan amankan 9 pemuda, termasuk 6 anak di bawah umur, yang diduga hendak tawuran di Pantai Kelisut. Orangtua menangis
Penulis: M Zulkodri CC | Editor: M Zulkodri
Ringkasan Berita:
- Suasana haru terjadi di Polres Bangka Selatan saat para orangtua menangis menjemput anak mereka yang diamankan terkait rencana tawuran di Pantai Kelisut.
- Sebanyak sembilan pemuda, termasuk enam pelajar, berhasil dicegah sebelum bentrokan terjadi.
- Polisi memilih pembinaan dan wajib lapor, namun menegaskan tindakan tegas bila perbuatan terulang.
BANGKAPOS.COM--Suasana haru menyelimuti halaman Satuan Reserse Kriminal Polres Bangka Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Sabtu (15/11/2025).
Tangis para ibu rumah tangga pecah ketika satu per satu orangtua tiba untuk menjemput anak mereka yang sebelumnya diamankan polisi karena diduga hendak melakukan tawuran antar geng di Pantai Kelisut, Kecamatan Toboali.
Beberapa ibu terlihat tak kuasa menahan air mata saat memeluk buah hati mereka yang masih remaja.
Sementara itu, sebagian anak hanya tertunduk diam, wajah memerah, bibir bergetar menahan tangis dan rasa malu, tanpa mampu menatap mata orangtua mereka.
Diamankan Sebelum Tawuran Terjadi
Kepala Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Bangka Selatan, Bripka M. Kurniawan, mengungkapkan bahwa sembilan pemuda berhasil diamankan oleh Tim Opsnal Satreskrim Polres Bangka Selatan yang berkoordinasi dengan Polsek Toboali.
Mereka digerebek di Pantai Kelisut pada Sabtu (1/11/2025) malam.
Menurut Kurniawan, penangkapan dilakukan setelah polisi menerima laporan adanya rencana bentrok antar geng yang tersebar melalui pesan daring.
Langkah cepat diambil agar peristiwa tersebut tidak berkembang menjadi aksi kekerasan.
“Sembilan orang pemuda ini rencananya akan melakukan tawuran antar geng,” jelasnya.
Dari sembilan pemuda tersebut, enam di antaranya merupakan anak di bawah umur. Mereka berinisial MAT (17), NA (15), SA (17), FS (16), RA (16), dan IS (14).
Sementara tiga lainnya adalah pemuda berusia 18–19 tahun, masing-masing AR (18), HA (19), dan PP (18). Seluruhnya adalah warga Kecamatan Toboali.
Tiga Remaja Kedapatan Membawa Senjata Tajam
Yang lebih mengkhawatirkan, menurut Kurniawan, tiga anak di bawah umur kedapatan membawa senjata tajam saat pengamanan dilakukan.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, para remaja itu terbawa emosi setelah mendengar informasi bahwa kelompok mereka akan diserang geng lain.
Mereka lalu sepakat berkumpul di Pantai Kelisut untuk melakukan perlawanan.
Beruntung, polisi tiba lebih dulu dan mencegah bentrokan yang berpotensi mengancam keselamatan para pelajar tersebut.
“Salah satu pemuda mendapatkan informasi bahwa geng mereka akan diserang. Dari situ emosi mereka terpancing,” ujar Kurniawan.
Tidak Langsung Dipidana, Polisi Utamakan Pembinaan
Meski ditemukan membawa sajam, polisi memilih untuk tidak langsung menjerat mereka dengan pasal pidana.
Pertimbangannya, mayoritas masih berstatus pelajar, belum memiliki catatan kriminal, dan tindakan mereka lebih dipicu pergaulan serta emosi sesaat.
Sebagai gantinya, mereka menjalani proses pembinaan intensif dan wajib lapor berkala.
Namun, keputusan tersebut bukan berarti polisi akan bersikap lunak bila tindakan serupa terulang.
“Jika ada yang mengulangi tindakan serupa, kami akan bertindak tegas sesuai hukum yang berlaku,” kata Kurniawan.
Orangtua dan pihak sekolah turut dilibatkan dalam pengawasan.
Polisi menegaskan bahwa dukungan keluarga dan lingkungan pendidikan sangat penting demi mencegah para remaja kembali terjerumus dalam aktivitas berisiko.
Fenomena Geng Remaja di Bangka Selatan Mulai Mengkhawatirkan
Polisi menduga kemunculan geng remaja di wilayah tersebut tidak lepas dari pengaruh media sosial dan kebutuhan untuk mendapat pengakuan di lingkungan pertemanan.
Konten-konten yang memamerkan keberanian dan aksi kekerasan diduga menjadi pemicu remaja mencoba meniru perilaku berbahaya.
Di sisi lain, kurangnya pengawasan orangtua serta minimnya aktivitas positif bagi remaja juga disebut menjadi faktor pendukung munculnya kelompok-kelompok tersebut.
Kurniawan menuturkan bahwa pihaknya telah memetakan sejumlah geng remaja yang berpotensi melakukan aksi serupa.
Tindakan preventif menjadi prioritas, termasuk patroli malam dan razia rutin di lokasi yang sering dijadikan titik kumpul.
Sekolah-Sekolah Akan Dapat Pembinaan Khusus
Untuk mencegah fenomena tawuran semakin berkembang, Satreskrim Polres Bangka Selatan berencana memperkuat program pembinaan di sekolah-sekolah.
Sosialisasi mengenai bahaya geng motor, penyalahgunaan sajam, serta risiko hukum akan menjadi agenda rutin.
Menurut Kurniawan, banyak pelajar tidak memahami bahwa membawa sajam tanpa izin merupakan tindak pidana yang dapat berujung hukuman berat.
Mereka juga tidak menyadari dampak fisik maupun psikologis jika sampai terlibat dalam tawuran.
“Anak-anak ini belum memahami risiko yang mengancam nyawa mereka sendiri, bukan hanya dari serangan lawan, tetapi juga dari tindakan hukum,” tegasnya.
Suasana Penuh Haru Saat Penjemputan
Momen yang paling menggugah terjadi ketika orangtua datang menjemput anak mereka di Mapolres.
Banyak ibu yang menangis sambil memeluk erat putra mereka, seolah takut kehilangan.
Sebagian lainnya terlihat memberikan nasihat tegas, menggenggam tangan anak mereka sambil menahan emosi.
Para pemuda yang diamankan tampak malu dan menyesal. Beberapa di antaranya mengaku baru menyadari besarnya efek dari tindakan mereka setelah melihat tangis orangtua.
“Kemarin saya marah, saya takut. Hari ini saya baru sadar kalau saya salah,” ucap salah satu remaja yang diamankan, lirih.
Polisi Tegaskan Akan Bubarkan Geng Motor
Menutup keterangannya, Kurniawan menegaskan bahwa Polres Bangka Selatan tidak akan membiarkan geng motor dan geng remaja berkembang di wilayahnya.
Tindakan tegas, termasuk pembubaran kelompok, akan dilakukan apabila mereka terbukti menimbulkan ancaman bagi masyarakat.
“Kami tetap melakukan penelusuran terhadap geng motor dan akan membubarkannya jika mengganggu ketertiban,” tegasnya.
(Bangkapos.com/Cepi Marlianto)
| Diserang Hama Patek, Petani Cabai di Desa Rias Terancam Gagal Panen dan Merugi |
|
|---|
| 9 Remaja Hendak Tawuran Diamankan Polres Basel, Dijemput Orang Tua Malah Menangis |
|
|---|
| PC PDI Perjuangan Kabupaten Bangka Selatan Tetapkan Target 10 Kursi DPRD pada 2029 |
|
|---|
| Forum Pemulihan Dibentuk, Sukadamai Siap Bangkit dari Kerawanan Narkoba |
|
|---|
| Polairud Bangka Selatan Kerja Bakti di Masjid Nurul Iman |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bangka/foto/bank/originals/Remaja-tawuran-di-Bangka-Selatan.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.