Berita Bangka Selatan
Bak Tentara 134 Kepsek di Bangka Selatan Dijejali Ilmu Militer, Retret 3 Hari Pagi Sampai Malam
Kepala sekolah di Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dilatih dan ditempa layaknya seorang tentara.
Ringkasan Berita:
- Sekitar 134 kepala sekolah di Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dilatih dan ditempa layaknya seorang tentara
- Sekda Bangka Selatan, Hefi Nuranda mengatakan pemerintah daerah mengambil langkah dalam memperkuat ekosistem pendidikan
- Caranya melalui penyelenggaraan retret bagi para kepala sekolah jenjang SD dan SMP negeri maupun swasta
BANGKAPOS.COM - Sekitar 134 kepala sekolah di Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dilatih dan ditempa layaknya seorang tentara.
Kepala sekolah dijejali mengenai ilmu kemiliteran sebagai antisipasi maraknya kasus bullying (perundungan) yang terjadi di Bangka Selatan belakangan ini.
Kepala sekolah mengikuti apel retret di halaman Markas Komando Distrik Militer (Kodim) 0432/Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Senin (17/11/2025).
Tampak para peserta retret tetap fokus mendengarkan arahan instruktur TNI.
Baca juga: Biodata dan Harta Fantastis Yasir Machmud, Ayah Yasika Diperiksa Kejati, Anak Kelola 41 Dapur MBG
Sekretaris Daerah Kabupaten Bangka Selatan, Hefi Nuranda mengatakan pemerintah daerah mengambil langkah dalam memperkuat ekosistem pendidikan.
Caranya melalui penyelenggaraan retret bagi para kepala sekolah jenjang sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) negeri maupun swasta.
Kegiatan ini merupakan hasil sinergi antara pemerintah daerah dan Kodim 0432 Bangka Selatan yang sejak awal menunjukkan komitmen kuat untuk ikut berkolaborasi dalam pembinaan dunia pendidikan.
“Retret bagi kepala sekolah ini merupakan yang pertama di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung,” ujar dia kepada Bangkapos.com.
Menurutnya inisiatif ini lahir dari kebutuhan mendesak untuk memperbaiki iklim sekolah dan memutus rantai kasus perundungan alias bullying maupun kekerasan di lingkungan pendidikan.
Maraknya perundungan di sekolah dalam beberapa waktu terakhir tidak boleh dianggap sebagai kejadian yang berdiri sendiri.
Kasus tersebut harus dibaca sebagai indikator bahwa ada pola pengasuhan, kepemimpinan atau budaya sekolah yang perlu diperkuat.
Pembinaan kepala sekolah menjadi salah satu titik masuk yang paling strategis.
Retret yang dilaksanakan di lingkungan militer itu tidak hanya berisi latihan fisik atau kedisiplinan, tetapi juga pembentukan karakter kepemimpinan.
Materi Kekompakan dan Mental Tangguh
Para kepala sekolah mendapatkan materi mengenai kekompakan, loyalitas, keteladanan, mental tangguh hingga kemampuan mengelola konflik di lingkungan pendidikan.
Nilai-nilai tersebut diyakini mampu membentuk pemimpin yang adaptif menghadapi dinamika peserta didik di era digital.
“Akhir-akhir ini kita lihat kasus bullying atau perundungan seringkali terjadi di lingkungan sekolah,” jelas Hefi Nuranda.
Adapun kegiatan retret ini diikuti oleh 134 Kepala Sekolah yang dibagi dalam dua gelombang agar proses pembinaan lebih efektif.
Gelombang pertama berjumlah 67 peserta dan berlangsung pada 17–19 November 2025.
Sementara gelombang kedua dilaksanakan pada 19–21 November 2025 dengan jumlah peserta yang sama.
Selama kegiatan, para kepala sekolah menjalani rangkaian pembinaan intensif yang menggabungkan pendekatan fisik, mental dan kepemimpinan.
Mulai dari latihan baris-berbaris, materi kewaspadaan lingkungan, pembentukan solidaritas hingga diskusi mengenai pola pengawasan dan pencegahan perundungan di sekolah.
Pendekatan lintas sektor ini diharapkan dapat membentuk pemimpin sekolah yang tidak hanya administratif, tetapi juga visioner dan responsif. Retret yang melibatkan institusi militer ini dinilai sebagai inovasi pembinaan pendidikan yang relevan dengan tantangan masa kini.
“Lewat retret ini disiplin, kekompakan, loyalitas dan lain sebagainya menjadi bekal untuk mendidik anak-anak di era dunia dalam genggaman,” paparnya.
Kegiatan ini kata Hefi Nuranda menjadi bukti bahwa Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan berupaya tidak hanya menyelesaikan kasus ketika sudah terjadi.
Akan tetapi membangun sistem pencegahan yang lebih kuat sejak tingkat kepemimpinan sekolah.
Baca juga: Profil dan Kekayaan Rospita Vici Paulyn, Ketua Majelis Sidang Sengketa Ijazah Jokowi, Kritisi UGM
Dengan memperkuat kualitas kepala sekolah, diharapkan perubahan budaya positif dapat mengalir sampai ke guru dan akhirnya kepada peserta didik.
Pemerintah daerah optimistis bahwa retret ini dapat menjadi titik awal pembentukan lingkungan sekolah yang lebih aman, sehat dan ramah bagi seluruh siswa.
Dengan komitmen lintas sektor, pemerintah menargetkan agar kasus-kasus perundungan tidak hanya berkurang, tetapi dapat dicegah sebelum terjadi.
“Harapan kita kejadian perundungan maupun kekerasan di sekolah tidak terjadi lagi di Kabupaten Bangka Selatan,” pungkas Hefi Nuranda.
Retret Tiga Hari Pagi Sampai Malam
Komando Distrik Militer (Kodim) 0432/Bangka Selatan resmi membuka kegiatan retret atau pembekalan bagi para kepala sekolah se-Kabupaten Bangka Selatan.
Program pembinaan yang berlangsung selama tiga hari ini ditujukan untuk memperkuat karakter kepemimpinan para kepala sekolah, terutama dalam menghadapi berbagai persoalan di lingkungan pendidikan, termasuk meningkatnya kasus perundungan (bullying) di kalangan pelajar.
Komandan Kodim 0432/Bangka Selatan, Letkol Arh Sebmy Setiawan mengatakan, retret gelombang pertama telah resmi dibuka dan diikuti oleh 67 orang kepala sekolah.
Baik itu jenjang sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) baik negeri maupun swasta.
Para peserta langsung mengikuti kegiatan pembukaan yang dilanjutkan dengan materi kedisiplinan dan pembentukan mental.
Retrat dimulai dari tanggal 17-19 November 2025.
“Total untuk gelombang pertama ada 67 orang. Mereka semuanya sudah mengikuti kegiatan pembukaan,” kata Sebmy kepada Bangkapos.com, Senin (17/11/2025).
Sebmy menegaskan retreat bukan hanya pelatihan fisik, tetapi bertujuan memberikan dampak positif bagi para kepala sekolah.
Agar mereka dapat menularkan nilai-nilai disiplin, ketegasan, dan tanggung jawab kepada guru-guru di sekolah masing-masing.
Sehingga bisa membentuk generasi yang lebih baik ke depannya.
Selama tiga hari kegiatan, para peserta mendapatkan beberapa materi inti.
Semua dirancang untuk membentuk karakter pemimpin pendidikan yang lebih tangguh.
Materi pertama adalah latihan kedisiplinan, termasuk Peraturan Baris Berbaris (PBB) sebagai pengantar untuk membentuk sikap mental yang lebih terstruktur.
Pendekatan ini menurutnya, penting karena kepala sekolah merupakan aktor sentral dalam mengatur ritme, budaya, dan keteladanan di lingkungan sekolah.
Seorang kepala sekolah yang memiliki disiplin tinggi akan lebih mudah menularkan pola yang sama kepada guru dan peserta didik.
“Tujuan retret ini untuk memberikan dampak yang positif terhadap kepala sekolah agar supaya nanti menularkan kepada guru-guru di sekolahnya dalam membentuk generasi yang lebih baik lagi ke depannya,” terang Sebmy.
Pembentukan mental menjadi salah satu materi yang mendapat porsi besar.
Ia menilai bahwa kepala sekolah perlu memiliki ketegasan, kecakapan mengambil keputusan, dan kemampuan mengelola tantangan sosial yang semakin kompleks.
Selain kedisiplinan, materi lain juga disusun untuk mendukung dunia pendidikan secara langsung.
Salah satunya adalah penanganan kasus bullying yang kerap menjadi sorotan dalam beberapa waktu terakhir.
Kasus perundungan di sekolah tidak cukup hanya diselesaikan melalui hukuman atau penindakan.
Kepala sekolah perlu memahami pola pencegahan, pendekatan psikologis, hingga langkah responsif ketika kasus terjadi.
Karena itu, pendidikan mengenai bullying diberikan secara komprehensif dalam retret ini.
Baca juga: Kekayaan dan Sosok Iptu Suherdi, Kapolsek Sempol Diseret Paksa Warga, Cuma Punya 2 Motor di LHKPN
Instruktur dari berbagai instansi juga dilibatkan untuk menjelaskan sisi hukum, tata kelola, dan upaya koordinatif ketika menghadapi masalah-masalah sosial di sekolah.
“Pemerintah daerah, kepolisian, dan kejaksaan turut ambil bagian sebagai pemateri dalam sejumlah sesi materi umum,” ucapnya.
Retret kepala sekolah kata Sebmy menjadi salah satu bentuk pembinaan yang jarang diterapkan di tingkat daerah.
Program ini memadukan pembinaan militer ringan, materi sosial, dan penguatan etika profesi pendidikan.
Diharapkan mampu membentuk kepala sekolah yang lebih komprehensif dalam kepemimpinan.
Selama tiga hari, peserta akan mengikuti jadwal padat mulai dari pagi hingga malam.
“Untuk gelombang kedua akan diikuti sebanyak 67 orang kepala sekolah. Dimulai dari tanggal 19-21 November 2025,” sebut Semby.
(Bangkapos.com/Cepi Marlianto)
| Kodim 0432 Basel Gelar Retreat, Kepala Sekolah Dibekali Disiplin dan Mental Kepemimpinan |
|
|---|
| Banyak Kasus Bullying, Kepala Sekolah di Bangka Selatan Ditempa ala Militer |
|
|---|
| BMKG Prediksi Hujan Tak Menentu, Kapolres Bangka Selatan Imbau Waspada Bencana Hidrometeorologi |
|
|---|
| Operasi Zebra Menumbing 2025 Dimulai, Polres Bangka Selatan Fokus Edukasi Keselamatan |
|
|---|
| Risiko ISPA Meningkat saat Musim Hujan, Pemkab Bangka Selatan Minta Masyarakat Waspada |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bangka/foto/bank/originals/20251117-APEL-RETREAT.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.