Bantuan Sembako HUT ke 25 Babel

Nek Item Gemetar Peluk Beras Bantuan 5 Kg, Berkah Pembagian Beras Bantuan HUT ke-25 di Sebagin 

Perjalanan hidup penuh keterbatasan membuat Nek Item dan Nek Tini tak kuasa menahan haru saat menerima bantuan beras lima ...

Bangka Pos
Bangka Pos Hari Ini, Senin (24/11/2025). 

BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Perempuan 60 tahun itu memeluk kemasan plastik berisi beras sebanyak lima kilogram. Pun tangannya gemetar bukan karena beratnya beras tersebut. Dia harus berjalan kaki sekitar 10 menit untuk sampai ke tempat pembagian bantuan dalam memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-25 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung itu. Belum lagi penantiannya selama kurang lebih 2 jam untuk mendapatkan bahan pokok yang bisa membuatnya bertahan hidup selama 1 minggu.

“Saya sangat bersyukur, terima kasih banyak kepada Pak Gubernur dan semua yang bantu. Semoga berkah. Semoga HUT ke-25 Babel ini dirasakan semua orang, terutama kami yang susah-susah,” kata Nek Item saat ditemui Bangka Pos di Gedung Serbaguna Desa Rajik, Kecamatan Simpangrimba, Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Babel, Sabtu (22/11).

Nek Item merupakan satu dari 800 penerima paket sembako dalam memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-25 Provinsi Kepulauan Babel. Kegiatan pembagian dilakukan di Gedung Serbaguna Desa Sebagin itu dibuka Gubernur Kepulauan Babel, Hidayat Arsani.

Turut hadir Wakil Bupati Bangka Selatan, Debby Vita Dewi, serta para kepala desa dan perangkat kecamatan.

Bantuan beras 5 kilogram ini berasal dari dukungan PT Sinergi Maju Bersama (SMB) dan disalurkan kepada masyarakat dari Desa Permis, Radji, Sebagin, Bangka Kota, Simpang Rimba, dan wilayah sekitar.

Seusai peresmian, paketpaket beras tersebut kemudian dibagikan melalui perangkat desa masing-masing.

Nek Item datang dari rumah kayu miliknya di pesisir Desa Sebagin. Baju bermotif bunga yang ia kenakan terlihat kebesaran, namun tetap rapi dan bersih. Dia pun tersenyum saat disapa Bangka Pos. 

“Saya tinggal sendiri, nak… suami saya sudah tidak ada lagi, sudah lama meninggal memang karena usia,” ucap Nek Item.

Dia mengaku tidak memiliki kebun atau usaha lainnya. Di kesehariannya, Nek Item biasa mencari kerang nipah di tepi pantai.

“Kalau musim kerang kepah, saya ke pantai. Cari dari pagi jam sembilan sampai sore jam lima. Kadang dapat lima kilo itu baru dapat lima puluh ribu, nak. Itu pun capek sekali,” tuturnya.

Pendapatan itu pun tidak menentu. Ada hari ketika ia pulang dengan ember separuh kosong.

Ada hari ketika ia pulang membawa hanya uang receh untuk membeli garam, minyak, atau sekadar gula. Namun ia tetap bekerja, sebab itulah satu-satunya cara untuk bertahan hidup.

“Kadang saya sendiri sedih, dek hidup begini, tapi mau bagaimana lagi. Harus kuat harus tabah,” kata Nek Item.

Manula itu memiliki empat anak yang semuanya sudah berkeluarga. Tiga di antaranya tinggal satu desa, bekerja serabutan sebagai tukang panen sawit atau buruh kebun.

Mereka sesekali membantu, tetapi penghasilan mereka sendiri pun paspasan.

Sumber: bangkapos
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved