Alasan Sri Mulyani Minta Mundur hingga 2 Kali dari Menkeu, Kini Diganti Purbaya Yudhi Sadewa

Pertama, Sri Mulyani mundur lantaran kecewa dengan tragedi penjarahan di rumahnya kawasan Bintaro, Tangerang Selatan.

Penulis: Fitri Wahyuni | Editor: Rusaidah
KompasTV
SRI MULYANI -- Ekonom Indonesia, Sri Mulyani Indrawati, kini resmi melepas kursi Menteri Keuangan RI, Selasa (9/9/2025). Prabowo telah melakukan reshuffle dan mengganti posisi itu kepada Purbaya Yudhi Sadewa. 

BANGKAPOS.COM -- Sri Mulyani ternyata pernah meminta mundur dari jabatannya sebagai Menteri Keuangan.

Namun perminataan itu ternyata tidak diindahkan, hingga akhirnya ia diganti oleh Purbaya Yudhi Sadewa.

Mantan Menko Polhukam, Mahfud MD membocorkan curhatan Sri Mulyani terkait alasannya ingin mundur dari jabatan Menteri Keuangan.

Baca juga: Harta Kekayaan MQ Iswara Wakil Ketua DPRD Jabar, Sebut Tunjangan Rumah Rp 71 Juta Tak Cukup

Kata Mahfud MD, Sri Mulyani sampai menangis saat menceritakan soal kepiluannya baru-baru ini.

Ternyata ada dua alasan Sri Mulyani tak lagi ingin menjabat sebagai Menteri Keuangan.

“Kalau yang dari dulu saya dengar juga tapi belum mendalami, tapi yang akhir-akhir sampai pemecatannya ini, saya mendengar bahwa beliau memang sampai dua kali minta mengundurkan diri kepada Presiden Prabowo, tapi belum dikabulkan sampai akhirnya di-reshuffle," ungkap Mahfud MD, dikutip SURYA.CO.ID dari Youtube Leon Hartono.

Pengajuan pengunduran diri Sri Mulyani baru diterima Prabowo dalam bentuk reshuffle kabinet di September 2025 kemarin.

"Ya istilahnya diganti, tapi sebenarnya proses yang mendahului untuk bu Sri Mulyani itu ya beliau mengajukan permohonan pengunduran diri dan itu disampaikan ke beberapa teman."

Baca juga: Sosok MQ Iswara Wakil Ketua DPRD Jabar Sebut Tunjangan Rumah Rp71 Juta Tak Cukup: Harus Minjam Bank

"Dia sudah mengajukan pengunduran diri tapi belum dijawab, akhirnya diberhentikan dengan reshuffle, sama saja," jelas Mahfud MD.

Alasan Sri Mulyani Mundur

Lebih lanjut, Mahfud MD membocorkan alasan Sri Mulyani akhirnya mengundurkan diri.

Pertama, Sri Mulyani mundur lantaran kecewa dengan tragedi penjarahan di rumahnya kawasan Bintaro, Tangerang Selatan.

Menurut Mahfud MD, Seri Mulyani kecewa negara tak hadir melindunginya secara maksimal saat rumahnya dijarah.

"Beliau (Sri Mulyani) sangat kecewa saya dengar 'kenapa rumah saya sampai dijarah seperti itu, negara tidak memberikan perlindungan yang cukup'."

"Kalau negara bisa mengatakan 'itu kan terjadi tiba-tiba'. Tapi semestinya diantisipasi kan, kalau sudah terjadi di rumah Sahroni, meskinya di tempat pejabat itu dijaga," papar Mahfud MD.

"Yang saya dengar sih keluhannya (Sri Mulyani) 'saya sih enggak apa-apa orang menjarah mungkin karena butuh. Tapi saya tetap kecewa karena penjagaan dari aparat kurang'," lanjutnya.

Alasan lain karena Sri Mulyani tak terima disamakan dengan anggota DPR RI nonaktif, Ahmad Sahroni. 

"Disamakan dengan Sahroni itu kan enggak enak,” ungkap Mahfud MD.

Bahkan, Mahfud mengungkap Sri Mulyani sampai menangis karena hal tersebut.

“Dia nangis di situ, katanya. Kalau katanya ini artinya dari sumber-sumber yang pernah bertemu langsung dengan bu Sri Mulyani dan bisa dipercaya," ujar Mahfud MD.

Lebih lanjut, Mahfud MD memberikan tanggapannya pribadi soal penggantian jabatan Menkeu.

Ia pun kecewa, sebab menurutnya Sri Mulyani nyatanya memenuhi syarat penting sebagai pejabat yang baik.

"Bu Sri Mulyani itu memenuhi tiga syarat yang diperlukan untuk menjabat."

"Satu, profesionalisme dia sangat kompeten."

"Kedua, track record luar biasa di nasional sampai internasional. Integritasnya juga bagus, saya kenal dan dia bagus,” ujarnya.

Rekam Jejak Sri Mulyani

Sri Mulyani lahir di Bandar Lampung, 26 Agustus 1962.

Sri Mulyani merupakan ekonom terkemuka Indonesia berdarah Jawa, kedua orang tuanya berasal dari Kebumen, Jawa Tengah.

Selain dikenal sebagai Menteri Keuangan, Sri Mulyani adalah orang Indonesia pertama yang menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia (World Bank) pada 2010-2016.

Sri Mulyani pernah menjabat sebagai Kepala Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LPEM FEUI) pada 1998. 

Pada tahun 2004, Sri Mulyani pernah menjabat sebagai Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas dari Kabinet Indonesia Bersatu. 

Kemudian, pada 5 Desember 2005, ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengumumkan perombakan kabinet, Sri Mulyani dipindahkan menjadi Menteri Keuangan, menggantikan Jusuf Anwar.

Selama menjadi Menteri Keuangan, Sri Mulyani banyak menorehkan prestasi.

Di antaranya menstabilkan ekonomi makro, mempertahankan kebijakan fiskal yang prudent, menurunkan biaya pinjaman, dan mengelola utang serta memberi kepercayaan pada investor.  

Reformasi Kementerian Keuangan yang dinahkodainya berjalan dengan baik, sehingga banyak terjadi perubahan fundamental di Kementerian Keuangan. 

Karier di Bank Dunia

Pada tanggal 5 Mei 2010, Sri Mulyani ditunjuk menjadi salah satu dari tiga Direktur Pelaksana Bank Dunia, menggantikan Juan Jose Daboub.

Lalu, pengunduran diri Sri Mulyani itu berdampak negatif pada situasi ekonomi di Indonesia, seperti stock exchange yang menurun sebesar 3,8 persen. Nilai rupiah turun hampir 1 persen dibandingkan dolar.

Hal tersebut merupakan penurunan saham Indonesia yang paling tajam dalam 17 bulan.

Kejadian ini disebut sebagai "Indonesia’s loss, and the World’s gain (Kerugian Indonesia, dan keuntungan dunia)".

Beredar isu, pengunduran dirinya saat itu disebabkan oleh tekanan dari pihak lain, terutama dari pengusaha dan ketua Partai Golongan Karya, Aburizal Bakrie.

Pasalnya, Aburizal Bakrie diduga mempunyai ketidaksukaan terhadap Sri Mulyani akibat penyelidikan oleh Sri Mulyani terhadap penggelapan pajak dalam jumlah besar pada Bakrie Group.

Menteri Keuangan di Era Jokowi

Pada 27 Juli 2016, Sri Mulyani dipanggil oleh Presiden Jokowi untuk menjadi Menteri Keuangan lagi.

Kembalinya Sri Mulyani merupakan kejutan bagi banyak pihak dan dianggap sebagai salah satu langkah terbaik yang pernah diambil oleh Jokowi selama dia menjabat.

Pada tahun pertamanya kembali menjadi Menteri Keuangan, Sri Mulyani langsung melakukan sejumlah gebrakan, antara lain memangkas Rp6,7 triliun belanja Kementerian dan Lembaga yang dinilainya tidak efisien.

Kemudian. menahan Rp19,4 triliun Dana Alokasi Umum (DAU) ke 165 daerah dikarenakan posisi kas daerah yang masih tinggi, menunda pengucuran dana tunjangan profesi guru ke Pemerintah daerah dikarenakan adanya temuan kelebihan anggaran.

Selain itu, juga melobi langsung para pengusaha besar untuk meyakinkan mereka berpartisipasi dalam program pengampunan pajak atau tax amnesty.

Sri Mulyani dianggap mampu memperbaiki sistem perpajakan Indonesia lewat program pengampunan pajak (tax amnesty) yang mana realisasi pembayaran tebusannya jauh melebihi proyeksi Bank Indonesia.

Dia juga menjadi sorotan karena berhasil menagihkan pajak perusahaan raksasa Google dan Facebook.

Pada tanggal 23 Oktober 2019, Sri Mulyani kembali dilantik dan dipercaya untuk membantu Jokowi sebagai Menteri Keuangan Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024. 

Jabatan ini adalah jabatan Menteri Keuangan keempat kalinya bagi Sri Mulyani pada kabinet yang berbeda.  

Menteri Keuangan di Era Prabowo Subianto

Kiprah Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan kembali berlanjut di masa pemerintahan Prabowo Subianto.

Sri Mulyani kembali ditunjuk Prabowo menjadi Menkeu.

Sri Mulyani dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto sebagai Menteri Keuangan pada Senin, 21 Oktober 2024. 

Penghargaan

Sri Mulyani dinobatkan sebagai Menteri Keuangan terbaik Asia untuk tahun 2006 oleh Emerging Markets Forum pada 18 September 2006 di IMF-World Bank Group Annual Meetings di Singapura. 

Selain itu, dia juga terpilih sebagai wanita paling berpengaruh ke-23 di dunia versi majalah Forbes tahun 2008 serta wanita paling berpengaruh ke-2 di Indonesia versi majalah Globe Asia bulan Oktober 2007.

Sri Mulyani juga menjadi Menteri Keuangan terbaik untuk tahun 2006 oleh majalah Euromoney. 

Pada bulan Februari 2018, Sri Mulyani Indrawati terpilih kembali menjadi "Best Minister in the World" pada World Government Summit di Dubai. 

Masih pada tahun yang sama, di bulan Oktober 2018, Global Markets memilihnya menjadi "Finance Minister of the Year - East Asia Pacific". 

Gelar tersebut diberikan saat berlangsungnya IMF-World Bank Group Annual Meetings di Bali. 

Pada tahun 2019, Sri Mulyani kembali dinobatkan sebagai menteri keuangan terbaik di Asia Pasifik versi majalah keuangan FinanceAsia. 

Penghargaan ini diperoleh tiga tahun berturut-turut setelah sebelumnya diperoleh pada tahun 2017 dan 2018. 

Pada bulan Oktober 2020, Global Markets memilihnya menjadi "Finance Minister of the Year - East Asia Pacific, merupakan penghargaan atas upaya penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia.

Lalu, pada Februari 2021, Sri Mulyani terpilih sebagai Co-Chairs Coalition of Finance Ministers for Climate Action (CFMCA) 2021-2023. 

Koalisi ini merupakan forum yang bertujuan mendukung upaya kolektif para menteri keuangan negara-negara anggota dalam menggunakan kebijakan fiskal, pengelolaan keuangan publik, dan mobilisasi pendanaan perubahan iklim untuk mendorong aksi perubahan iklim di tingkat domestik dan global. 

Pada 11 Oktober 2021, Sri Mulyani juga menerima Distinguished Leadership and Service Award dari The Institute of International Finance. 

Penghargaan ini diberikan kepada individu-individu yang telah memberikan kontribusi luar biasa dan konsisten terhadap perekonomian global dan sistem keuangan melalui kepemimpinan mereka.

Terbaru, pada tanggal 12 Desember 2023, Sri Mulyani menerima gelar kehormatan Honoris Causa Doctor of Laws dari Australian National University (ANU) sebagai pengakuan atas kontribusi dan kerja keras dalam pembangunan ekonomi, baik di Indonesia maupun internasional.

Riwayat Pendidikan

Sri Mulyani mendapatkan gelar sarjana dari Universitas Indonesia pada 1986.

Ia kemudian memperoleh gelar Master dan Doctor di bidang ekonomi dari University Illinois at Urbana-Champaign pada 1992. 

Riwayat Organisasi

  • Co-Chair of the Pathways for Prosperity Commission on Technology and Inclusive Development bersama Melinda Gates
  • Co-Chair of the World Economic Forum on ASEAN and sits on the Board of UNICEF’s Generation Unlimited Initiative
  • Ketua Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia periode 2019-2023

(Bangkapos.com/Surya.co.id/Tribunnews.com)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved