Penyebab Sri Mulyani Diganti Purbaya Yudhi Sadewa Diungkap Ekonom Aviliani, Bermula dari Presentasi

Ekonom senior Aviliani menyebut Sri Mulyani diganti dengan Purbaya Yudhi Sadewa karena sosoknya yang optimistis dengan ekonomi Indonesia.

Penulis: Dedy Qurniawan CC | Editor: Dedy Qurniawan
Dok LPS via Kompas.com
MENTERI KEUANGAN DIGANTI - Ekonom senior Aviliani menyebut Sri Mulyani diganti dengan Purbaya Yudhi Sadewa karena sosoknya yang optimistis dengan ekonomi Indonesia. 

BANGKAPOS.COM -  Sejumlah spekulasi beredar mengenai penyebab digantinya Menteri Keuangan Sri Mulyani.

Beberapa di antaranya adalah karena kekecawaan sang Mantan Menteri Keuangan itu mengenai kehadiran negara untuk memberikan perlindungan terhadap dirinya.

Kurangnya perlindungan itu terkait aksi penjarahan yang dilakukan massa terhadap rumah Sri Mulyani.

Sri Mulyani pun mengajukan pengunduran dari dan diganti dengan Purbaya Yudhi Sadewa, mantan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan.

Berbagai rumor penyebab Sri Mulyani mundur ini belum pernah dikonfirmasi langsung oleh sang Mantan Menteri Keuangan tersebut.

Baca juga: Sri Mulyani Sempat Telepon Seskab Mayor Teddy Tak Diangkat, Telepon Sjafrie Cuma Dikirim 20 Tentara

Namun, apa penyebab Sri Mulyani diganti dengan Purbaya Yudhi Sadewa, Menteri Keuangan yang baru sehari menjabat langsung didemo diminta dicopot?

Baca juga: Inilah Ucapan Purbaya Yudhi Sadewa Soal Tuntutan 17+8 Berujung Didemo Mahasiswa agar Menkeu Dicopot

Ekonom senior Aviliani menyebut Sri Mulyani diganti dengan Purbaya Yudhi Sadewa karena sosoknya yang optimistis dengan ekonomi Indonesia.

Hal ini diungkapkan Aviliani dalam wawancara yang tayang di Nusantara TV.

Sebagai informasi, Aviliani adalah ekonom senior.

Wanita asal Malang itu kini menjabat sebagai Sekretaris Komite Ekonomi Nasional (KEN). Ia sudah malang melintang di dunia perekonomian Indonesia.

Mulanya Aviliani menyinggung kehadiran Purbaya Sadewa sebagai Menkeu itu mengejutkan bagi publik.

Menurutnya selama ini bagi publik, seorang pejabat harus sopan, namun hal tersebut tidak tampak pada Purbaya sejak muncul dan jadi sorotan publik karena gaya bicaranya yang koboy atau blak-blakan.

“Kebetulan sosok Purbaya ini adalah orang yang memang apa adanya, dan selalu bicara itu out of the box, tapi dasarnya data,” ujar Aviliani, dikutip dari Nusantara TV, Jumat (12/9/2025).

Aviliani menceritakan kiprah Purbaya saat menjadi rekan kerjanya di Komite Ekonomi Negara (KEN) selama 4 tahun.

Menurut Aviliani, sosok Purbaya memang dikenal memberikan warna ketika diskusi.

Selain itu, kata Aviliani, sosok Purbaya yang apa adanya.

Namun baginya tidak mengherankan sebagai orang yang sudah mengenalnya.

Aviliani mengatakan gaya bicara Purbaya yang blak-blakan tersebut justru menurutnya sangat membantu untuk menyampaikan informasi kepada publik secara transparan dan tidak ada yang ditutup-tutupi.

“Jadi begitu dia ngomong orang kaget, tapi kan ini memberikan warna baru, menurut saya, supaya kita bicara apa adanya, tidak ditutupi yang akhirnya masyarakat membukanya dengan hal yang negatif,” ujarnya.

Sebagai orang yang pernah bekerja sama, Aviliani meyakini setiap ucapan Purbaya berdasarkan data.

“Menurut saya sih sebenarnya dia Proden, dia ngomong pake data, gak mungkin dia ngomong tanpa data,” sambungnya.

Namun, Aviliani mengungkapkan catatan yang akan menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi Purbaya.

Meski sudah lama berkecimpung di pasar, namun Purbaya harus bersinergi dengan lembaga terkait untuk membuat gebrakan seperti yang diharapkan Purbaya.

Seperti kebijakan Rp 200 triliun yang diguyurkan untuk perbankan BUMN guna menggenjot ekonomi masyarakat.

Namun, ia menyoroti agar Purbaya juga tidak lupa regulasi dan tujuan lain negara untuk bisa menumbuhkan ekonomi masyarakat.

Selain itu, Aviliani juga berpesan soal Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang di mana di era Presiden Prabowo tersebut gencarnya kebijakan efisiensi anggaran hingga pajak.

Kemudian, Aviliani disinggung alasan Presiden Prabowo memilih Purbaya Sadewa menjadi Menkeu.

Aviliani menceritakan ada momen Presiden Prabowo terpukau dengan Purbaya.

Saat itu diselenggarakan acara sarasehan Prabowo dengan para pengusaha, akademisi dan sejumlah unsur lainnya untuk memberikan masukan kepada Prabowo sebagai Presiden baru.

Dalam kesempatan itu, Purbaya melakukan presentasi yang dinilai cukup berbeda dari yang lain.

“Nah, semua orang kan standar presentasinya, dia (Purbaya) memang agak beda, jadi dia ngolah data bilang iseng-iseng, jadi orang bingung, kok dia berani iseng-iseng, kata Pak Prabowo, ‘saya pikir hasilnya jelek ternyata bagus gitu’, terus dia (Purbaya) ngomong, ‘sebenarnya ekonomi Indonesia bagus, jadi tak perlu khawatir’.” tutur Aviliani mencontohkan perkataan Prabowo.

Aviliani pun menjelaskan selama ini kebanyakan publik pesimis dengan ekonomi, namun Purbaya justru menunjukkan optimisme itu kepada Prabowo.

“Nah dia tuh yang keliahatannya paling optimis waktu itu, Pak Prabowo kan mungkin mencari teman yang optimis juga,” ungkap Aviliani.

Aviliani menceritakan saat presentasi, Purbaya seolah berhasil meyakinkan Prabowo dengan menyampaikan data-data.

Kata Aviliani, Purbaya sempat bercerita kepadanya soal alasan dirinya dipilih menjadi Menkeu.

Kepada Aviliani, Purbaya pun menduga-duga alasan Prabowo memilihnya karena presentasi dan optimisme-nya tersebut.

“Karena waktu dia ditanya, dia bilang gitu: ‘mungkin waktu sarasehan’, dia bilang gitu,” ucap Aviliani menirukan ucapan Purbaya.

Setelah tampil di sarasehan itu, sejak itulah Purbaya menjadi sering dipanggil ke Istana.

Profil Purbaya Yudhi Sadewa

Purbaya Yudhi Sadewa adalah eks Ketua Dewan Komisioner LPS bergelar MSc dan PhD ekonomi dari Amerika.

Per Senin (8/9/2025), Purbaya Yudhi Sadewa menjadi Menteri Keuangan yang baru pengganti Sri Mulyani

Adapun sebelum menjadi Menteri Keuangan, Purbaya menjabat sebagai Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

Purbaya Yudhi Sadewa lahir di Bogor pada 7 Juli 1964.

Itu berarti usia Purbaya Yudi Sadewa saat ini adalah 61 tahun.

Ia meraih gelar Sarjana Teknik Elektro dari Institut Teknologi Bandung (ITB). 

Purbaya kemudian melanjutkan studi di Purdue University, AS, meraih gelar MSc dan Ph.D dalam bidang Ilmu Ekonomi.

Karier profesionalnya berawal sebagai Field Engineer di Schlumberger Overseas SA (1989–1994), lalu berpindah ke dunia riset ekonomi sebagai Senior Economist di Danareksa Research Institute (2000–2005).

Ia juga pernah menjabat Direktur Utama PT Danareksa Securities (2006–2008), Chief Economist Danareksa Research Institute (2005–2013), serta anggota Dewan Direksi PT Danareksa (Persero) pada 2013–2015.

Karier Purbaya Yudhi Sadewa di pemerintahan Purbaya mengawali kiprah politik dan pemerintahan sebagai Staf Khusus Bidang Ekonomi di Kemenko Perekonomian pada era 2010–2014, dan juga menjadi Anggota Komite Ekonomi Nasional.

Ia kemudian menjabat sebagai Deputi III Bidang Pengelolaan Isu Strategis di Kantor Staf Presiden pada 2015, serta Staf Khusus Bidang Ekonomi di Kemenko Polhukam (2015–2016).

Selanjutnya, Purbaya dipercaya sebagai Wakil Ketua Satgas Debottlenecking (Pokja IV) dan Staf Khusus bidang Ekonomi Kemenko Maritim (2016–2020), kemudian menjadi Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi di Kemenko Kemaritiman dan Investasi (2018–2020).

Menjadi Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya diangkat sebagai Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) melalui Keputusan Presiden RI No. 58/M Tahun 2020 dan resmi menjabat mulai 3 September 2020.

Sebagai Ketua LPS Jabatan ini mempertegas perannya sebagai penjaga stabilitas sistem keuangan nasional.

Ia juga sempat menjabat sebagai komisaris di holding BUMN pertambangan PT Inalum (Persero).

Menjadi Menteri Keuangan Purbaya dilantik sebagai Menteri Keuangan di Istana Negara, Jakarta, Senin (8/9/2025) sore bersama sejumlah menteri dan wakil menteri lainnya.

Kekayaan

Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) 2024 yang dilaporkan pada 11 Maret 2025, Purbaya memiliki total kekayaan Rp 39,2 miliar atau tepatnya Rp 39.210.000.000.

Aset terbesar yang dimiliki Purbaya adalah dalam bentuk tanah dan bangunan dengan nilai keseluruhan Rp 30,5 miliar atau Rp 30.500.000.000.

Menkeu baru ini tercatat memiliki tiga bidang tanah dan bangunan di Jakarta Selatan.

Selain itu, dia juga memiliki alat transportasi dan mesin dengan nilai keseluruhan Rp 3,6 miliar atau Rp 3.606.000.000.

Dia tercatat memiliki empat mobil yaitu Mercedes Benz sedan, BMW Jeep, Toyota Alphard minibus, dan Peugeot Jeep New 5008.

Kemudian Menkeu juga memiliki dua unit motor yaitu Yamaha XMAX BG6 AT dan motor Honda Vario 125.

Dia juga tercatat memiliki harta bergerak lainnya Rp 684 juta, surat berharga Rp 220 juta, kas dan setara kas Rp 4,2 miliar, dan tidak memiliki utang.

Dengan demikian, total harta kekayaannya mencapai Rp 39.210.000.000.

 (Tribunjabar/ Bangkapos.com/ Kompas.com)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved