Berita Pangkalpinang

4.000 Karyawan PT Timah Saat Ini, Setengahnya Terancam PHK, Dirut Restu Bongkar Penyebabnya

PT Timah Tbk menghadapi ancaman pemutusan hubungan kerja (PHK) bagi ribuan karyawannya jika target produksi tidak terpenuhi.

Penulis: Rusaidah | Editor: Rusaidah
Dok.MIND ID, PT Timah
KARYAWAN TERANCAM PHK - Lokasi operasional PT Timah Tbk. Direktur Utama PT Timah Tbk, Restu Widiyantoro, mengonfirmasi bahwa saat ini perusahaan memiliki lebih dari 4.000 karyawan, dan separuh dari jumlah tersebut terancam dirumahkan (PHK). 

"Mumpung ada Satgas yang sedang bekerja, ini dimaksimalkan agar produksi bisa berjalan," ujar Restu.

Selain berupaya mencegah kebocoran di wilayah IUP, direksi PT Timah juga akan memanfaatkan potensi mineral ikutan sisa hasil peleburan (SHP).

SHP tersebut akan diolah menjadi zirkon, yang salah satu manfaatnya adalah untuk industri kesehatan, seperti tambal gigi. Saat ini, SHP yang menumpuk mencapai ratusan ribu ton masih berupa tailing atau tin slag. "Saya sudah sampaikan potensi tailing ini, banyak investor yang berminat," beber Restu.

Wakil Ketua DPRD Bangka Belitung, Eddy Iskandar, menilai bahwa produksi 30.000 ton timah batangan akan berdampak positif terhadap royalti daerah. "Penerimaan bisa mencapai Rp 300 miliar," ujarnya.

Eddy juga berharap kehadiran Satgas dapat menertibkan praktik tambang ilegal dan tidak menimbulkan keresahan di masyarakat.

"Kami sarankan ada pembinaan, ada salah dibina jangan langsung dibinasakan karena rakyat penghasilannya di sana," harapnya.

Penyebab Produksi Merosot

Ribuan karyawan PT Timah Tbk menghadapi ancaman pemutusan hubungan kerja (PHK) jika target produksi timah tidak tercapai hingga akhir tahun ini.

Ancaman ini bukanlah hal baru bagi karyawan, menurut salah satu karyawan yang bekerja di unit produksi.

"Sejak beberapa tahun lalu sudah ada kabar PHK atau pensiun dini, tapi dampaknya mungkin bisa kisruh kalau dilakukan," ungkap karyawan yang enggan disebutkan namanya, Minggu (14/9/2025).

Ia menambahkan, unit produksi telah berupaya maksimal untuk mencapai target yang ditetapkan, didukung oleh pengawasan internal yang semakin ketat untuk mencegah penyelewengan.

"Produksi kami itu ada di darat dan laut, dilakukan PT Timah sendiri dan ada mitra juga," jelasnya.

Namun saat ini, cadangan timah di darat semakin berkurang, sehingga PT Timah mulai beralih ke penambangan laut.

Penambangan laut, lanjutnya, memerlukan teknologi yang mahal dan tidak dapat dilakukan sepanjang tahun karena faktor cuaca, seperti badai dan ombak besar.

"Cadangan timah masih ada seperti di Laut Beriga, Bangka Tengah dan Oliever, Belitung Timur. Izinnya sudah ada, tapi masih banyak penolakan dan demo masyarakat," tambahnya.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved