Biodata Kolonel Inf Nur Wahyudi & Istrinya, Danrem 045 Garuda Jaya Babel yang Baru, Akmil 2001

Kolonel Inf Nur Wahyudi adalah lulusan Akmil 2001 yang kini duduki jabatan baru sebagai Danrem 045 Gaya Babel. Istrinya adalah Juliana Moechtar.

Penulis: Dedy Qurniawan CC | Editor: Dedy Qurniawan
Instagram @julianamoechtar/YouTube Sekretariat Presiden
DANREM BABEL BARU - Kolonel Inf Nur Wahyudi dikabarkan akan menjadi Komandan Resor Militer (Danrem) 045 Garuda Jaya (Gaya) Bangka Belitung yang baru. Dia akan menggantikan Danrem sebelumnya, Brigjen TNI Safta Feryansya. 

Ia kemudian dipercaya menjabat Komandan Kodim (Dandim) 0603/Lebak sejak 5 Agustus 2020. Saat itu pangkat Nur Wahyudi adalah Letkol Infantri.

Nur Wahyudi kemudian menjabat Komandan Satuan atau Dansat 81 Kopassus dan naik pangkat menjadi Kolonel Infantri.

Satuan 81 Kopassus merupakan satuan antiteror andalan TNI.

Satuan 81 Kopassus mencerminkan ketepatan, kecepatan, dan keberanian prajurit dalam menghadapi ancaman nyata terhadap kedaulatan negara. 

Satuan ini terbentuk dari pengalaman tempur yang sesungguhnya dan tumbuh bersama sejarah bangsa.

Ia kemudian dipercaya mengisi jabatan Irutum Inspektorat Kopassus.

Kini, Nur Wahyudi mendapat amanah baru menjabat Danrem 045 Gaya dan akan mendapat kenaikan pangkat menjadi bintang satu.

Pada tahun 2024 lalu, Nur Wahyudi ditunjuk menjadi komandan upacara HUT ke-79 Republik Indonesia (RI) di Ibu Kota Nusantara (IKN).

Nur Wahyudi merupakan perwira menengah TNI pertama bertugas  di upacara HUT RI yang terakhir bagi Joko Widodo sebagai Presiden RI.

Baca juga: Panglima TNI Kembali Rotasi Pati dan Pamen TNI AD, 10 Nama Perwira Beredar

Bebaskan Sandera di Somalia

Selama kariernya sebagai prajurit TNI, Nur Wahyudi pernah menjadi anggota Satgas Muhibah dan terlibat dalam pembebasan sandera KMV Sinar Kudus oleh perompak Somalia di Somalia pada 2011 silam.

Melansir Kompas.com, aksi penculikan terhadap anak buah kapal (ABK) KMV Sinar Kudus bermula saat mereka dalam perjalanan menuju Belanda.

Mereka membawa muatan nikel milik PT Aneka Tambang Tbk senilai Rp1 triliun.

Namun, saat tiba di perairan Teluk Aden, Somalia, pada 16 Maret 2011, kapal mereka dibajak.

Para perompak Somalia meminta uang tebusan dan pemerintah hanya memiliki waktu 1,5 bulan untuk menyelamatkan para sandera.

Sumber: bangkapos.com
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved