Kerusuhan Pascapemilu Tanzania Tewaskan Ratusan Orang, Internet Diputus dan Media Dibungkam

Ratusan warga tewas dalam kerusuhan pascapemilu di Tanzania. Internet diputus, media dibatasi, oposisi menuding pemerintah lakukan penindakan brutal

Penulis: M Zulkodri CC | Editor: M Zulkodri
Tribunnewsmaker.com/kompas.com
Ilustrasi Kerusuhan Pascapemilu Tanzania Tewaskan Ratusan Orang, Internet Diputus dan Media Dibungkam 

CCM dinyatakan menang dalam pemilu lokal di Zanzibar, namun partai oposisi ACT-Wazalendo menolak hasil tersebut.

“Mereka telah merampas hak suara rakyat Zanzibar. Satu-satunya jalan untuk menegakkan keadilan adalah pemilu ulang,” tegas juru bicara ACT-Wazalendo.

Oposisi menuduh adanya kecurangan berupa pengisian kotak suara, pemilih ganda tanpa identitas, serta pengusiran pengawas oposisi dari lokasi penghitungan suara.

Kecaman Internasional dan Kekhawatiran HAM

Organisasi internasional mulai menyoroti situasi di Tanzania.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan sedikitnya 10 korban jiwa yang terverifikasi, sementara Amnesty International mencatat angka kematian mencapai lebih dari 100 orang.

Sumber diplomatik di Dar es Salaam bahkan menyebut, jumlah korban kemungkinan mencapai “ratusan orang” di seluruh negeri.

Beberapa rumah sakit menolak memberikan komentar karena takut terhadap tindakan represif aparat.

Hingga kini, Presiden Samia Suluhu Hassan belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait kerusuhan tersebut.

Upaya Konsolidasi Kekuasaan

Analis politik Afrika Timur menilai Presiden Hassan berusaha mengonsolidasikan kekuasaannya di tengah tekanan dari loyalis mendiang Presiden John Magufuli dan kelompok militer.

Oposisi menuduh pemerintah menekan partai Chadema dengan menahan para pemimpinnya atas tuduhan pengkhianatan, serta melarang kampanye di sejumlah wilayah.

Sementara itu, kemarahan publik juga diarahkan pada putra Presiden Hassan, Abdul Halim Hafidh Ameir, yang dituduh ikut mengawasi operasi penindakan terhadap oposisi.

Ketakutan Menyelimuti Warga

Sejumlah warga di Zanzibar dan Dar es Salaam mengaku takut berbicara kepada media.

“Sejak 1995, tidak pernah ada pemilu yang benar-benar jujur di negeri ini. Kami hanya ingin hidup tenang, tapi sekarang bicara pun kami takut,” kata seorang pria berusia 70 tahun yang enggan disebutkan namanya.

Dengan kondisi yang masih mencekam dan komunikasi yang terputus, nasib ribuan warga sipil di Tanzania kini masih diselimuti ketidakpastian.

(TribunNewsmaker.com/Kompas.com)

Artikel ini telah tayang di TribunNewsmaker.com dengan judul Mengerikan! Lebih dari 600 Orang Tewas dalam Kerusuhan Pascapemilu di Tanzania, Internet Diblokir

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved