Berita Viral
Cerita Tokoh Suku Anak Dalam Merangin Jambi, Anaknya Ditipu Penjual Bilqis
Awalnya Mery Ana (42) datang menemui warga Suku Anak Dalam di Merangin Jambi menawarkan anak untuk diadopsi.
Ringkasan Berita:
- Temengung Sikar, tokoh Suku Anak Dalam (SAD) di Merangin, Jambi mengungkap kronologi penjualan Bilqis.
- Anak dan menantunya tertipu bujuk raju orang tidak dikenal yang belakangan bernama Mery Ana.
- Pelaku mengaku memiliki surat resmo adposi Bilqis dan siap bertanggung jawab jika terjadi masalah.
BANGKAPOS.COM - Temengung Sikar, tokoh Suku Anak Dalam (SAD) di Merangin, Jambi mengungkap kronologi penjualan anak perempuan asal Makassar, Bilqis Ramadhany (4).
Awalnya datang orang tidak dikenal yang belakangan bernama Mery Ana (42) menawarkan seorang anak perempuan untuk diadopsi.
Tawaran itu disampaikan Mery Ana kepada warga Suku Anak Dalam (SAD) kelompok Sikar bernama Begendang dan istrinya, Ngerikai, yang tidak lain adalah anak dari Temengung Sikar.
Baca juga: Cara Polisi Bujuk Bilqis yang Ketakutan saat Dijemput di Hutan Merangin, Akhirnya Mau Pulang
Tanpa sepentetahuan Temengung Sikar, anak dan menantunya menerima tawaran dari Mery Ana.
Cerita soal penjualan anak ke warga SAD Merangin Jambi ini dibeberkan Tumengung Sikar saat diwawancara Tribun Jambi pada Kamis (13/11/2025).
Temengung Sikar adalah tokoh SAD yang bermukim di Desa Mentawak, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi.
Kata Temengung Sikar, orang asing bernama Mery Ana datang menemui anak dan menantunya.
• Kisah Iptu Nasrullah Selamatkan Bilqis, Minta Doa Ustaz hingga 7 Pondok Pesantren
Saat bertemu Begendang dan Ngerikai, Mery Ana mengaku memiliki surat resmi bermaterai Rp 10 ribu dari orangtua Bilqis.
Orang itu juga menyatakan siap bertanggung jawab jika terjadi hal yang tidak diinginkan.
"Ada informasi anak mau adopsi atau mau dititip, kami tidak tahu.
Dia (pelaku) datang sini. Anak aku (Ngerikai dan Begendang) bilang, daripada anak ini dilempar ke mana, lebih baik dia yang ngerawat,” kata Temengung Sikar, dilansir Bangkapos.com dari Tribun Jambi.
Namun, Mery Ana meminta uang ganti adopsi Bilqis selama perawatan, senilai Rp 85 juta.
Akhirnya, Bilqis dirawat oleh pasangan Begendang dan Ngerikai.
"Anak aku itu tukang percayo (mudah percaya), tidak tahu apo-apo (apa-apa). Jadi diadopsilah anak itu,” ungkapnya.
Sepekan Kemudian Datang Polisi
Tak lama setelah itu, kisaran satu pekan, Polres Merangin bersama Polrestabes Makassar mendatangi Temengung Kisar.
Mereka dibantu oleh Temengung Jhon, tokoh SAD lainnya, datang untuk meminta bantuan.
Polisi menyampaikan ada laporan kehilangan anak dengan ciri yang sama dengan Bilqis.
"Pak, minta tolong, kami kehilangan anak. Umur sekian, kata mereka.
Okelah, kami buat usaha menolong,” katanya menirukan permintaan polisi.
Temengung Sikar bersama rombongan kemudian melakukan pencarian.
Polisi menemukan petunjuk yang mengarah ke wilayah Tanjung Lamin di Kabupaten Merangin.
"Kami ke Tanjung Lamin. Di sana tidak ada mereka, cuma ketemu tendanya.
Kami imbau-imbau, tapi tak ada orang. Sampai jam 3 subuh kami pulang, tak tidur malam itu," ujarnya.
Pencarian Hari Kedua
Pencarian berlanjut keesokan harinya, hari kedua.
Mereka menghubungi berbagai pihak, bertanya kepada Suku Anak Dalam sekitar Merangin hingga akhirnya mendapat petunjuk.
Informasi itu menyebutkan bahwa pasangan Begendang dan Ngerikai terlihat menuju ke daerah Taman Nasional Bukit Duabelas, Kabupaten Sarolangun, Jambi.
"Sampai pening kepala awak tu, dari pagi sampai jam 3 sore. Baru ketemu arah lokasinya," ungkap Temenggung Sikar.
Perundingan Keluarga, Polisi dan Adat
Saat proses penyelamatan, terjadi perundingan antara keluarga, polisi dan pihak adat.
Menurut Temengung Sikar, anaknya yang merawat Bilqis sempat meminta uang ganti rugi karena sudah ditipu oleh pelaku (Mery Ana).
Sebelumnya, Begendang dan Ngerikai telah memberikan uang kepada pelaku sejumlah Rp 85 juta.
Setelah kesepakatan, Temengung Sikar bersama tiga orang SAD lainnya, yaitu Temengung John, Temengung Sikar, Temengung Roni, dari kabupaten Bungo dan Nurul perempuan satu-satunya dalam tim yang berasal dari Dinas Sosial kabupaten Merangin, menuju lokasi keberadaan Ngerikai dan Begendang.
Sedangkan polisi dan tim lainnya menunggu di kediaman Temengung Sikar di Desa Mentawak.
"Kami ke Pasar Bukit 12. Tak datang anak ini. Masuk kami berempat dalam, ketemu anak itu. Nangis-nangis, ndak bisa dibawa," ceritanya.
Tim yang terdiri dari tiga Temengung dan satu pekerja sosial dari Dinas Sosial Merangin menelepon anggota kepolisian Makassar untuk minta instruksi, sebab Bilqis tidak mau dibawa.
"Kata polisi, tarik pasoh (paksa). Kalau tak ditarik, kami tak tanggung jawab.
Jadi kami tarik pasoh, baru bisa dibawa dan diserahkan kepada polisi Makassar yang menunggu di rumah ini," jelasnya.
Cerita Temengung Jhon Diminta Bantuan Cari Bilqis
Temenggung Jhon, tokoh Suku Anak Dalam lainnya di Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi menjelaskan duduk perkara dan kronologi Bilqis Ramadhany (4) anak asal Makassar yang ditemukan di Mentawak.
Temenggung Jhon merupakan tokoh adat yang memediasi penjemputan Bilqis Ramadhany yang ditemukan di kelompok Suku Anak Dalam (SAD) kawasan Mentawak, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi.
Dia membantah secara tegas adanya perdagangan anak.
Jhon mengatakan kabar pertama datang dari Dinas Sosial Kabupaten Merangin, Jambi.
Dia diberitahu ada pihak kepolisian dari Makassar yang datang ke Merangin untuk mencari anak hilang bernama Bilqis.
"Awal pertama kami dapat kabar dari Dinas Sosial Merangin ada dari pihak kepolisian Makassar ke Merangin. Mau katanya mencari anak hilang, itu si Bilqis,” ujar Jhon.
Tak lama setelah itu, Dinas Sosial kembali menghubunginya.
Mereka menyampaikan bahwa Bilqis berada di kelompok SAD Temengung Sikar.
“Mereka ( polisi) nelpon saya, bilang anak yang nama si Bilqis ini ada di kelompok Pak Sikar.
Mereka tanyo, ‘Pak Temenggung bisa tak bantu?’
Saya jawab bisa, mudah-mudahan bisa, saya bantu,” jelasnya.
Jhon kemudian menanyakan pada dinas sosial dan polisi, apakah pelaku yang membawa Bilqis ke rombong SAD sudah ditangkap atau belum.
Setelah diberi tahu pelaku sudah diamankan, dia meminta bertemu langsung.
Setelah mengumpulkan informasi, Temengung Jhon akhirnya tahu bahwa Begendang dan Ngerikai yang mengadopsi Bilqis.
Sejumlah tim melakukan pencarian. Pada pencarian hari kedua, tiga Temengung ketua dari kelompok berbeda dan seorang staf Dinas Sosial Kabupaten Merangin dikirim utnuk mencari keberadaan Begendang, Ngerikai dan Bilqis.
"Kami berangkat empat orang. Saya, Pak Sikar, Ibu Nurul dari dinsos, sama Temengung Roni,” jelasnya.
Saat hendak menjemput Bilqis, rombongan SAD itu sedang melangun atau berpindah-pindah tempat sehingga awalnya sulit ditemukan.
"Pak Sikar malam itu ngejar sudung, tapi tidak ketemu. Besok siangnya baru dapat kabar tempat mereka pindah," jelas Jhon.
Bilqis Sempat Menolak Dibawa Pulang
Namun, saat tiba, Bilqis menolak dibawa karena terlanjur nyaman dengan keluarga angkatnya.
“Mungkin si Bilqis ini merasa nyaman. Orang tua angkatnya pun nangis.
Kami hampir setengah jam memujuk. Akhirnya terpaksa kami angkat bawa ke mobil,” kata Jhon.
Mereka kemudian bertemu dengan pihak kepolisian dari Makassar di Temulu, depan masjid, untuk diserahkan ke polisi.
Sosok Mery Ana
Mery Ana (42) adalah seorang ibu rumah tangga beralamat di Jalan Tembesu, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi.
Perempuan itu kini ditetapkan sebagai tersangka kasus perdagangan orang.
Mery Ana tidak bekerja sendiri. Ia dibantu Ade Frianto Syahputra (36), seorang pengangguran beralamat di Kampung Baru 2, Pasar Bangko, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi.
Alamat kedua pelaku berada di daerah Bangko, pusat Kabupaten Merangin. Jarak Bangko dengan Kota Jambi sekira 255 kilometer dan dapat ditempuh via jalur darat sekira 5 jam lebih sedikit.
Mery Ana dan Ade membeli korban setelah diculik perantara pertama di Makassar lalu dibawa ke Jambi untuk dijual senilai Rp 80 Juta ke suku anak dalam (SAD).
Keduanya ditangkap di Jalan H Bakri Koto Tinggi, Kecamatan Sungai Penuh, Kota Sungai Penuh, Jambi pada Jumat (7/11/2025) sekitar pukul 13.00 WIB.
Sebelumnya, polisi gabungan dari Polda Sulsel, Polrestabes Makassar dan Polsek Panakkukang telah lebih dahulu menangkap pelaku utama penculikan yakni Sri Yuliana (30) di Makassar.
Sri Yuliani seorang pekerja rumah tangga tinggal di kosan wilayah Kecamatan Rappocini, Kota Makassar.
Tim gabungan dibantu Polres Sukoharjo kemudian menelusuri jaringan penculikan Bilqis. Pelaku kedua yakni seorang ibu rumah tangga bernama Nadia Hutri (29) ditangkap di rumahnya di Desa Kepuh Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo Provinsi Jawa Tengah.
(Tribun Jambi/Rifani Halim, Asto S)
Artikel ini telah tayang di TribunJambi.com
| Biodata Manaf Eks Jaksa Tolak Jabat Tangan KDM Usai Bisnis Ilegal Dibongkar, Pernah Periksa Habibie |
|
|---|
| Alasan Prabowo Berikan Rehabilitasi Hukum Untuk Guru Rasnal dan Abdul Muis, Yusril: Tidak Wajar |
|
|---|
| Istri Nikah Lagi saat Masih Punya Suami Demi Pajero, Kini Dilapor Berzinah |
|
|---|
| Terkuak Alasan Suku Anak Dalam Adopsi Anak Kayak Bilqis, Pelaku 9 Kali Jual Bayi Lewat WA & TikTok |
|
|---|
| Cerita Brigpol Verdi Saksikan Detik-detik Uang Miliaran Ludes Jadi Abu, Bau Gosong Selamatkan Nyawa |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bangka/foto/bank/originals/20251113-BILQIS-MENANGIS.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.