Putra Menteri Purbaya, Yudo Sadewa Buka Sayembara Ratusan Juta untuk Ungkap Pengkritik Keluarganya
Putra Menteri Keuangan Purbaya, Yudo Sadewa meluapkan kemarahan membuat sayembara berhadiah ratusan Juta tangkap pengkritik dan penghina keluarga
Penulis: M Zulkodri CC | Editor: M Zulkodri
“Katanya dapat kiriman darah segar, padahal hoaks. Yang terjadi sebenarnya adalah poltergeist. Barang-barang suka hilang sendiri, kucing atau anjing sering menggonggong di satu sudut tanpa alasan,” katanya.
Latar Belakang dan Profil Yudo Sadewa
Publik mengenal Yudo Sadewa pertama kali ketika dirinya mengunggah momen pelantikan sang ayah, Purbaya Yudhi Sadewa, sebagai Menteri Keuangan menggantikan Sri Mulyani.
Dalam postingan tersebut, Yudo menulis dengan nada bangga namun disertai sindiran yang tajam:
“Alhamdulillah ayah jadi mentri,” tulisnya.
“Alhamdulillah, ayahku melengserkan agen CIA Amerika yang menyamar jadi menteri,” lanjutnya, diduga menyindir Sri Mulyani.
Unggahan itu sempat memicu kemarahan netizen hingga akhirnya akun Instagram Yudo (@yvdos4dewa) menghilang dari peredaran.
Meski demikian, Yudo tetap aktif di media sosial lain, terutama TikTok, di mana ia sering mengunggah konten seputar aktivitasnya sebagai trader kripto.
Dalam sejumlah video, Yudo memperlihatkan gaya hidup mewah dan mengaku menghasilkan ratusan juta hingga miliaran rupiah per bulan dari dunia perdagangan aset digital.
Yudo juga dikenal aktif di Akademi Crypto, sebuah platform edukasi aset digital yang dikaitkan dengan pengusaha muda Timothy Ronald.
Dalam sebuah wawancara tahun 2022, Yudo mengaku mulai terjun ke dunia kripto sejak masih duduk di bangku SMP.
“Saya mulai trading sejak 2017-2018. Modal awal cuma Rp500 ribu dari uang jajan yang saya tabung. Sekarang, hasilnya sudah berkali lipat,” ucapnya saat itu.
Sindiran terhadap Pemerintah: “Bukan di Indonesia, Tapi di Konoha”
Yudo Sadewa juga pernah menuai sorotan karena sindiran keras terhadap program Tapera (Tabungan Perumahan Rakyat) yang digagas pemerintah.
Dalam video yang diposting pada Juni 2024, Yudo menyampaikan kritiknya dengan gaya satire khas anak muda.
“Gue sangat setuju dengan program Tapera ini. Kenapa? Ya lo tahu lah, bisa gotong royong. Eh enggak, guys!” ujarnya dengan nada sarkastik.
Menurutnya, program tersebut cocok untuk masyarakat miskin yang ingin cepat kaya sebuah kalimat yang langsung dianggap sebagai ejekan.
Namun Yudo kemudian menambahkan pembelaan, menyebut bahwa sindirannya tidak diarahkan ke pemerintah Indonesia, melainkan ke “pemerintah Konoha” dalam dunia anime Naruto.
“Karena masyarakatnya udah miskin, banyak protes, terus pengin cepat kaya, enggak mau diambil duitnya. Kan mencerminkan pemerintah juga. Eh, bukan di Indonesia, Konoha ya,” lanjutnya.
“Pemerintah Konoha tuh mencerminkan rakyatnya: bodoh, terus maling,” tutup Yudo dengan tawa kecil.
Video itu sempat viral dan menimbulkan perdebatan panjang antara mereka yang menganggap Yudo berani menyuarakan kritik, dan mereka yang menilai ucapannya kurang pantas bagi anak seorang menteri.
Reaksi Publik dan Tantangan bagi Keluarga Purbaya
Fenomena Yudo Sadewa menjadi refleksi menarik tentang bagaimana perilaku anak pejabat publik bisa memengaruhi citra keluarganya di ruang digital.
Meski Purbaya Yudhi Sadewa dikenal sebagai pejabat yang berprofil akademis, kalem, dan berhati-hati dalam berbicara, kehadiran anaknya yang “nyeleneh” di media sosial sering kali menjadi bahan konsumsi publik.
Sejumlah pengamat komunikasi menilai bahwa apa yang dilakukan Yudo adalah bentuk ekspresi generasi muda yang merasa bebas beropini, tetapi lupa memperhitungkan dampak sosial dan politik dari status keluarganya.
“Yudo tidak salah punya pandangan. Tapi karena dia anak pejabat, setiap kata bisa ditarik menjadi isu politik. Itu yang membuat publik sensitif,” ujar seorang dosen komunikasi dari Universitas Indonesia saat dimintai tanggapan.
Bahkan beberapa pihak dalam lingkaran pemerintahan disebut sudah memberikan peringatan informal kepada keluarga Purbaya agar lebih berhati-hati dalam aktivitas digital.
Di Antara Idealisme dan Kontroversi
Terlepas dari segala kontroversinya, tidak sedikit yang menganggap Yudo Sadewa sebagai cerminan generasi muda yang berani dan mandiri secara ekonomi.
Sebagai trader muda sukses yang memulai dari nol, ia mampu menunjukkan bahwa peluang digital ekonomi benar-benar bisa membuka jalan kesuksesan bagi anak muda Indonesia.
Namun, gaya komunikasinya yang frontal dan sering kali tanpa filter membuatnya selalu bersinggungan dengan kontroversi baru.
Dari isu santet, sindiran terhadap pemerintah, hingga pernyataan keras soal mahasiswa, setiap ucapannya selalu menjadi bahan perbincangan nasional.
Kini, dengan viralnya kembali video sindiran terhadap mahasiswa, publik kembali menantikan bagaimana Kementerian Keuangan dan keluarga Purbaya Yudhi Sadewa akan bersikap.
Akan kah ada klarifikasi resmi, atau mereka memilih diam seperti sebelumnya?
Antara Kritik dan Tanggung Jawab
Fenomena Yudo Sadewa mengingatkan bahwa di era digital, setiap unggahan anak pejabat bisa menjadi cermin publik bagi kekuasaan itu sendiri.
Kebebasan berpendapat adalah hak setiap warga negara, tetapi tanggung jawab moral dan sosial juga harus berjalan seiring.
Apakah Yudo akan terus melanjutkan gaya komunikasinya yang blak-blakan, atau mulai belajar menata narasi agar tidak menimbulkan salah tafsir?
Publik tampaknya masih akan terus menyoroti langkah-langkahnya di dunia maya.
(TribunNewsmaker/Tribunnews.com/Bangkapos.com/TribunTrends.com/TribunBogor.com)
| Anak Menkeu Purbaya Gelar Sayembara Berhadiah Rp1,6 Juta hingga Rp160 Juta, Ini Misinya |
|
|---|
| Mobil Bawa Uang Rp4,6 M Terbakar, Begini Respons Menkeu Purbaya hingga Singgung Tanggung Jawab Bank |
|
|---|
| Yudo Sadewa Gelar Sayembara Sosok Penghina Keluarganya: Berhasil Memenjarakan Dapat Rp167 Juta |
|
|---|
| Respons Menkeu Purbaya Uang Rp4,6 M Terbakar di Polman: Kok Cepat Amat Kebakarnya, Publik Curiga |
|
|---|
| Purbaya Tanggapi Kebakaran Mobil Bank BUMN Berisi Uang Rp4,6 Miliar: Cek Ada Asuransinya Nggak |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bangka/foto/bank/originals/20250929-YUDO.jpg)