Apa Itu Bencana Hidrometeorologi? Indonesia Siaga Banjir, Tanah Longsor Hingga Badai

Tito Karnavian meminta seluruh kepala daerah di Indonesia meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi.

Editor: Fitriadi
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
BANJIR JAKARTA - Anak-anak bermain saat banjir melanda kawasan Tanjung Sanyang, Cawang, Jakarta, Senin (3/3/2025). Jelang akhir tahun 2025, bencara hidrometeorologi kembali menghantui masyarakat tidak hanya di ibu kota Jakarta, tapi seluruh wilayah Indonesia. 

5. Melakukan pengendalian operasi dan penyiapan logistik serta peralatan yang memadai untuk mendukung layanan penanggulangan bencana.

6. Kepala daerah juga harus melakukan pemantauan situasi terkini secara cermat dan berkelanjutan (real time) berdasarkan informasi dari BMKG.

7. Menyosialisasikan dan menyebarluaskan informasi berbasis data bencana yang dikeluarkan oleh instansi pemerintah dengan menggunakan media elektronik dan cetak.

8. Kepala daerah segera melakukan pemantauan dan perbaikan infrastruktur, serta normalisasi sungai sebagai upaya pengendalian banjir, rob, dan tanah longsor.

9. Kepala daerah segera melakukan pertolongan cepat, pendataan jumlah korban dan kerugian, serta pemenuhan kebutuhan dasar korban terdampak sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal,” jelas Mendagri.

10. Kepala daerah juga perlu mengoptimalkan peran camat dalam penanggulangan bencana melalui Gerakan Kecamatan Tangguh Bencana.

11. Gubernur melakukan pembinaan dan pengawasan kepada bupati/wali kota di wilayahnya, serta melaporkan pelaksanaannya kepada Mendagri melalui Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Administrasi Kewilayahan (Adwil).

12. Bupati/wali kota wajib melaporkan hasil pelaksanaan penanggulangan bencana di wilayah masing-masing kepada Mendagri melalui gubernur sebagai wakil pemerintah pusat.

Apa Itu Bencara Hidrometeorologi?

Melansir laman bpbd.bogorkab.go.id, bencana hidrometeorologi adalah bencana yang diakibatkan oleh aktivitas cuaca seperti siklus hidrologi, curah hujan, temperatur, angin dan kelembapan.

Bentuk bencana hidrometeorologi berupa kekeringan, banjir, badai, kebakaran hutan, longsor, angin puyuh, gelombang dingin, hingga gelombang panas.

Penyebab bencana hidrometeorologi adalah perubahan iklim dan cuaca ekstrem.

Indonesia sering mengalami erubahan cuaca dan iklim secara mendadak dan ekstrem yang berujung pada bencana hidrometeorologi, seperti dikutip dari situs Ilmu Geografi.

Cuaca ekstrem seperti kemarau panjang menyebabkan kekeringan, hingga hujan lebat dalam periode lama yang bisa menyebabkan bencana banjir dan tanah longsor.

Melansir situs Konservasi DAS UGM, bencana hidrometeorologi di Indonesia juga dipengaruhi oleh fenomena La Nina dan El Nino.

El Nino berpengaruh terhadap kekeringan di Indonesia karena dengan adanya angin ini curah hujan di sekitar indonesia menjadi berkurang dan terkadang menyebabkan kekeringan panjang. 

Sumber: bangkapos.com
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved