Sosok Irjen Gatot Repli Handoko, Dosen STIK Sebut Polri Babu Masyarakat, Jenderal Lulusan Akpol 1991

Gatot mengatakan, polisi kini harus mengedepankan pelayanan kepada masyarakat ...

Penulis: Fitri Wahyuni | Editor: M Zulkodri
(KOMPAS.com/ADHYASTA DIRGANTARA)
Dosen Kepolisian Utama Tingkat I STIK Lemdiklat Polri Irjen Gatot Repli Handoko saat ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (13/11/2025). (KOMPAS.com/ADHYASTA DIRGANTARA) 

Tak hanya Kapolsek, Dedi juga mengakui adanya penurunan performa di tingkat pimpinan.

"Dari 440 Kapolres yang sudah kami lakukan assessment, 36 Kapolres kami itu under performance."

"Ini catatan dari kami kami harus melakukan perbaikan," ujarnya.

Komjen Dedi Prasetyo mengakui bahwa masyarakat saat ini lebih memilih menghubungi Pemadam Kebakaran (Damkar) ketika membutuhkan respons cepat, ketimbang melapor melalui layanan kepolisian.

Menurut Dedi, hal tersebut disebabkan oleh lambatnya quick response time di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT).

Sebab, standar internasional menetapkan waktu tanggap ideal di bawah 10 menit, sementara Polri masih berada di atas angka tersebut.

“Di bidang SPKT, dalam laporan masyarakat, lambatnya quick response time. Quick response time standar PBB itu di bawah 10 menit, kami masih di atas 10 menit. Ini juga harus kami perbaiki,” kata Dedi, dalam rapat kerja bersama Komisi III DPR RI, Selasa (18/11/2025).

Kondisi itu, lanjut Dedi, membuat sebagian warga memilih melapor ke instansi lain yang dinilai lebih sigap, termasuk pemadam kebakaran.

Dia menegaskan bahwa pembenahan sistem pelaporan kepolisian menjadi prioritas, terutama melalui optimalisasi layanan aduan 110.

“Saat ini masyarakat lebih mudah melaporkan segala sesuatu ke Damkar, karena Damkar quick response-nya cepat,” kata Dedi.

“Dengan perubahan optimalisasi 110, harapan kami setiap pengaduan masyarakat bisa direspons di bawah 10 menit,” sambung Wakapolri.

Dedi menambahkan, Polri akan terus memperbaiki kecepatan layanan publik agar tingkat kepercayaan masyarakat membaik, terutama pada fungsi-fungsi yang bersentuhan langsung dengan warga.

“Pelayanan publik ini juga hal yang paling pokok, fundamental. Wajah kepolisian ini sangat dipengaruhi oleh pelayanan publik,” pungkas dia.

Baca juga: AKBP Basuki Tinggal Bareng Dosen Untag DLL, Kini Ditahan Propam, Bantah Ada Hubungan Asmara

Kepercayaan Publik Terhadap Polri 76,2 Persen

Hasil survei Litbang Kompas pada Oktober 2025, memperlihatkan bahwa tingkat kepercayaan publik terhadap Kepolisian Republik Indonesia (Polri) mencapai 76,2 persen.

Dikutip dari Kompas.id, Kamis (13/11/2025), sebanyak 71,5 responden menjawab percaya kepada Polri saat ditanya “Percaya atau tidakkah Anda dengan Kepolisian Republik Indonesia (Polri)?” Kemudian, 4,7 persen menjawab sangat percaya kepada polri.

Sehingga, jumlah responden yang percaya kepada Polri mencapai 76,2 persen. Sementara itu, Litbang Kompas juga mencatat ada 2,4 persen responden yang tidak percaya dan 2,4 persen responden yang sangat tidak percaya kepada Polri.

Sedangkan 5,3 persen responden menjawab tidak tahu.

Kemudian, dari hasil survei yang sama memperlihatkan peningkatan pada tingkat kepuasan publik terhadap Polri yang mencapai 65,1 persen.

Angka tersebut meningkat dibandingkan hasil survei Litbang Kompas pada September 2025, yang berada di angka 42,5 persen.

Tak hanya itu, survei Litbang Kompas pada Oktober 2025 memperlihatkan citra positif Polri meningkat mencapai 64,4 persen.

Angka tersebut meningkat 19,9 persen dari hasill survei pada September 2025, yang sebesar 44,5 persen.

Peneliti Litbang Kompas, Yohanes Mega Hendarto menyebut, hasil survei Oktober tersebut memperlihatkan ada pemulihan terhadap kepercayaan masyarakat terhadap Polri.

“Setelah mengalami penurunan tajam akibat kerusuhan besar pada Agustus 2025, kepuasan publik terhadap Polri kembali menunjukkan kenaikan,” tulis Yohanes dikutip dari Kompas.id, Kamis.

Kemudian, Yohanes menyebut, hasil survei Litbang Kompas tersebut mengonfirmasi adanya hubungan antara citra, kepuasan, dan kepercayaan publik.

Sebab, ketiganya bergerak pada satu pola yang menunjukkan bahwa persepsi terhadap kinerja berpengaruh terhadap tingkat kepercayaan lembaga.

(Bangkapos.com/Tribunnews.com/Kompas.com)

Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved