Bobibos Bahan Bakar Jerami Temuan Muhammad Ikhlas Thamrin Siap Diujicoba 24 Jam Lalu Bongkar Mesin

Bobibos atau bahan bakar jerami temuan Muhammad Ikhlas Thamrin dinyatakan siap diujicoba menggunakan mobil 24 jam lalu mesinnya dibongkar.

Penulis: Dedy Qurniawan CC | Editor: Dedy Qurniawan
X/@11MaretUniv// Bobibos
SEDANG DISOROT - Nama Muhammad Ikhlas Thamrin ikut jadi sorotan setelah Bobibos yang merupakan akronim Bahan bakar Original Buatan Indonesia Bos sebagai bahan bakar jerami viral. Kini Bobibos atau bahan bakar jerami temuan Muhammad Ikhlas Thamrin dinyatakan siap diujicoba menggunakan mobil 24 jam lalu mesinnya dibongkar. 

BANGKAPOS.COM - Bobibos atau bahan bakar jerami temuan Muhammad Ikhlas Thamrin dinyatakan siap diujicoba menggunakan mobil 24 jam lalu mesinnya dibongkar.

Kesiapan ini disampaikan langsung oleh Muhammad Ikhlas Thamrin.

Dia menyatakan siap  menjalani uji coba terbuka bersama media. 

Ia bahkan menyebut pengujian bisa dilakukan menggunakan mobil baru hingga pembongkaran mesin setelah tes selesai. 

Menurut Ikhlas, Bobibos tidak keberatan jika pengujian dilakukan secara ketat, terukur, dan melibatkan pihak independen.

“Silakan kalau ada yang mau uji. Kita siap. Mobilnya baru, dua unit, bensin dan diesel. Diuji 24 jam, habis itu mesin dibongkar,” ujar Ikhlas dikutip dari Kompas.com, Selasa (18/11/2025).

Ia menegaskan bahwa seluruh parameter pengujian dapat disepakati di awal agar hasilnya objektif dan dapat dipertanggungjawabkan.

“Kita transparan saja,” tambahnya.

Bobibos Terkendala Regulasi 

Meski menyatakan siap diuji, Ikhlas mengatakan Bobibos belum dapat dipasarkan karena masih menunggu regulasi dari Kementerian ESDM.

Bobibos, sebagai bahan bakar nabati berbasis jerami, tidak termasuk kategori Migas, melainkan Energi Baru Terbarukan (EBT).

“Belum ada parameter biogasologi di regulasi. Ini yang kita tunggu dari ESDM,” kata Ikhlas.

Ia menyebut proses regulasi bisa memakan dua tahun jika mengikuti alur normal, namun dapat dipercepat menjadi sekitar delapan bulan.

Ikhlas menjelaskan bahwa jerami dipilih karena jumlahnya berlimpah dan sering kali tidak dimanfaatkan. 

Dari satu hektar sawah, kata dia, bisa dihasilkan sekitar 9 ton jerami, sementara yang dipakai untuk pakan hanya setengahnya. 

Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved