Bobibos Bahan Bakar Jerami Temuan Muhammad Ikhlas Thamrin Siap Diujicoba 24 Jam Lalu Bongkar Mesin

Bobibos atau bahan bakar jerami temuan Muhammad Ikhlas Thamrin dinyatakan siap diujicoba menggunakan mobil 24 jam lalu mesinnya dibongkar.

Penulis: Dedy Qurniawan CC | Editor: Dedy Qurniawan
X/@11MaretUniv// Bobibos
SEDANG DISOROT - Nama Muhammad Ikhlas Thamrin ikut jadi sorotan setelah Bobibos yang merupakan akronim Bahan bakar Original Buatan Indonesia Bos sebagai bahan bakar jerami viral. Kini Bobibos atau bahan bakar jerami temuan Muhammad Ikhlas Thamrin dinyatakan siap diujicoba menggunakan mobil 24 jam lalu mesinnya dibongkar. 

“Sisanya sering dibakar. Dari proses kami, hasilnya justru bisa jadi pakan juga—untuk sapi, ayam, sampai ikan,” katanya.

Isu ini sejalan dengan pandangan Dedi Mulyadi (KDM) yang kerap mendorong pemanfaatan jerami sebagai sumber ekonomi baru bagi desa.

Dengan klaim performa yang cukup besar, kesiapan Bobibos menjalani uji coba terbuka menjadi langkah penting untuk membuktikan efektivitas bahan bakar berbasis jerami tersebut.

Namun, verifikasi ilmiah dan regulasi tetap menjadi tahap yang wajib dilalui sebelum dapat beredar secara komersial.

Ikhlas menegaskan, pihaknya terbuka kapan saja jika media ingin melakukan uji bersama. 

“Kita siap ditantang,” ujarnya.

Pernyataan ini seolah ingin menjawab keraguan banyak pihak atas klaim Bobibos sebagai bahan bakar alternatif yang bahkan diklaim punya nilai oktan setara 98.

Dedi Mulyadi Teken MoU dengan Bobibos

Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi diketahui telah resmi menandatangani nota kerjasama dengan penemu Bahan Bakar Original Buatan Indonesia Bos (Bobibos), Muhammad Ikhlas Thamrin, di Lembur Pakuan, Kabupaten Subang, Sabtu (15/11/2025) lalu.

Kerjasama tersebut bertujuan mengembangkan bahan bakar nabati berbasis jerami agar bisa masuk ke tahap produksi.

"Kita sudah tanda tangan MoU. MoU-nya sudah ditanda tangan antara saya dengan bosnya, Bobibos," ujar Dedi dalam rekaman video yang diterima Kompas.com, Sabtu (15/11/2025).

Mantan Bupati Purwakarta itu menjelaskan, produksi perdana bahan bakar nabati tersebut akan segera dilakukan dalam waktu dekat.

Rencananya akan dilakukan uji coba di lingkungan Lembur Pakuan terlebih dahulu.

"Nanti ke depannya adalah hal-hal yang bersifat teknisnya. Jadi minggu depan kita panen. Maka jeraminya akan segera dibuat produksi untuk bahan bakar nabati dan konsumsinya hanya untuk uji coba di lingkungan Lembur Pakuan dulu," katanya.

Menurut Dedi, penggunaan bahan bakar nabati selain ramah bagi lingkungan, diyakini juga dapat mengurangi beban subsidi pemerintah untuk penyediaan BBM.

Ia menargetkan, bila uji coba di Lembur Pakuan berjalan baik, ke depannya akan diterapkan di seluruh jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved