Cerita Celana Dalam, dari Celana Dalam Bekas Rp 115 Juta hingga Penangkal Selingkuh dan Roh Jahat
Tak ada yang menyangka, jika sebuah celana dalam kumal ini bisa laku Rp 115 Juta. Ya, itulah harga yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan celana...
Penulis: Asmadi Pandapotan Siregar CC |
Bentuknya seperti hati dan pemasangannya diikat dengan benang pada perut si anak.
Salah satu artefak yang terkenal berbahan emas 22 karat, berukuran tinggi 6,5 sentimeter, dan lebar 5,8 cm.
Cupeng emas umum digunakan oleh orang terpandang.
Artefak tersebut penuh ukiran, pinggirannya berhiaskan motif tapak jalak, bagian tengah bermotif bunga teratai dikelilingi deretan bunga bertajuk empat helai dalam bentuk belah ketupat.
• Skandal Cinta Terlarang, Janda DS Bongkar Skandal Seksnya sama Oknum Kadis di Sumut, Punya Bukti ini
Bagian tengah bunga tadi bermatakan jakut merah.
Menurut tradisi lama, cupeng harus dipakai oleh anak wanita yang berusia 2 hingga 5 tahun.
Atau digunakan ketika anak mulai berjalan sampai anak mulai pandai mengenakan sarung sendiri.
Mereka percaya, cupeng merupakan penangkal roh jahat.
Pada pemakaian pertama, benang yang dikalungkan terlebih dulu diberikan mantera atau jampi-jampi oleh seorang dukun.
Selain di Indonesia, cupeng dikenal di Semenanjung Malaysia.
Di sana disebut caping. Diduga, caping diperkenalkan ke Asia Tenggara oleh pedagang-pedagang India pada masa kejayaan Kerajaan Sriwijaya, dari abad ke-7 hingga ke-12.
Di Malaysia, caping sangat populer di daerah utara, selatan, dan pantai timur Malaysia.
Adapun di Indonesia, cupeng banyak dipakai oleh penduduk Melayu sekitar pantai timur Sumatera, Dayak, Bugis, Makassar, dan Aceh.
• Jadwal Siaran Langsung MotoGP San Marino 2020, Ajang Pembuktian Fabio Quartararo di Sirkuit Misano
"Badong"
Hampir serupa dengan cupeng adalah badong. Badong merupakan perhiasan untuk wanita bangsawan atau tokoh yang dihormati.
Penggunaannya diletakkan di luar kain, tepat di depan alat kelamin wanita.
Badong adalah simbol bagi wanita yang telah menikah dan dipakai pada saat suami mereka sedang berperang atau sedang berada di luar rumah.
Badong juga digunakan oleh para pertapa atau pendeta wanita.
Maksudnya untuk melawan godaan agar selamanya tidak melakukan hubungan intim dengan lawan jenis.
Badong berbahan emas ini ditemukan di daerah Madiun, kemungkinan berasal dari masa Majapahit sekitar abad ke-14/15.
Yang unik, permukaan badong dihiasi relief cerita Sri Tanjung, seorang wanita suci yang dituduh berselingkuh oleh suaminya, Sidapaksa, dan kemudian dibunuh.
Namun, suatu saat Dewi Durga datang menolong Sri Tanjung dengan memberikan seekor gajamina (ikan gajah) untuk menyeberangi sungai dunia bawah menuju surga sebagai imbalan atas kesucian dirinya.
"Jempang"
Mirip dengan cupeng dan badong adalah jempang. Artefak ini ditemukan di Gowa, Sulawesi Selatan. Jempang juga merupakan penutup kemaluan wanita, yang menjadi pakaian sehari-hari untuk gadis-gadis muda dari kalangan bangsawan.
Ketiga artefak itu adalah peninggalan masa lalu yang salah satu fungsinya untuk penangkal perselingkuhan.
Jadi, selain sebagai benda budaya, juga menunjukkan bahwa kaum wanita sudah mendapat perhatian khusus sejak lama.
Asal Usul Celana Dalam
Dikutip dari id.wikipedia.org, G-string adalah sebutan untuk celana dalam pria atau wanita yang tidak terdapat bagian penutup bokong dan biasanya hanya berbentuk segitiga kecil atau hanya sekadar tali.
Celana dalam G-string disebut demikian karena adanya unsur string/tali tipis yang berada di bagian pinggang atau panggul ketika dipakai.
Model celana dalam Thong adalah sama dengan G-string tetapi berbeda hanya pada lebar bagian pinggang atau panggul celana tersebut sehingga tidak ada unsur string/tali.
G-string atau thong mungkin adalah bentuk busana paling awal yang dikenal orang; berasal daerah beriklim hangat Afrika sub-Sahara di mana busana pertama kali dikenakan hampir 75.000 tahun yang lalu.
Banyak suku bangsa-suku bangsa, seperti halnya sebagian dari orang Khoisan di bagian selatan Afrika, mengenakan thong untuk beberapa abad lamanya.
Mirip dengan Fundoshi kuno dari Jepang yang berumur lebih dari 2000 tahun, jenis busana ini dibuat dengan mempertimbangkan alat kelamin pria.
Di bagian timur Indonesia mungkin busana ini bisa setarakan dengan pemanfaatan koteka.
Walaupun pada awalnya dikembangkan untuk anatomi tubuh pria oleh orang-orang primitif, akan tetapi dalam dunia modern Thong (dan jenis-jenisnya) telah digunakan beberapa dekade lamanya pada tahun-tahun belakangan ini oleh para penari eksotis wanita.
Jenis busana ini mendapat banyak perhatian sehingga menjadi mode (mainstream popularity) pertama-tama saat dimanfaatkan sebagai baju renang di daerah-daerah Amerika Selatan, secara khusus di Brasil pada tahun 1970-an.
Di sana, di mana bokong ("bundas" dalam bahasa Portugis) secara khusus diapresiasi dan ditekankan, jenis busana ini awalnya merupakan suatu jenis atau modifikasi dari baju renang yang bagian belakangnya sedemikian tipis sehingga seakan-akan tidak lagi terlihat di antara kedua belahan pantat.
Asal dari kata "G-sting" tidak tentu. Istilah ini pertama kali digunakan dalam tulisan seorang berkebangsaan Amerika pada akhir tahun-tahun 1800-an berkaitan dengan busana rok (Loincloth) dari penduduk asli Filipina. Asal dari istilah ini masih tidak jelas.
Asal kata thong adalah kata thwong dalam bahasa Inggris kuno, yang berarti tali atau ban fleksibel terbuat dari kulit. Benda ini secara serampangan (derogatorily) dikatakan sebagai kain penutup pantat (butfloss).
(*/sosok.id/tribunmanado/bangkapos.com/wikipedia)