Berita Kriminalitas

Diduga Mendapatkan Intimidasi dari Pemilik Restoran, Puluhan Ojol Datangi Polresta Pangkalpinang

Puluhan ojek online (ojol) mendatangi kantor Polresta Pangkalpinang, guna melaporkan terkait adanya dugaan intimidasi dari pemilik restoran.

Penulis: Rizki Irianda Pahlevy | Editor: nurhayati
Bangkapos.com/Rizky Irianda Pahlevy
Puluhan ojol saat mendatangi kantor Polresta Pangkalpinang, Jum'at (20/1/2023). 

BANGKAPOS.COM,BANGKA -- Puluhan ojek online (ojol) mendatangi kantor Polresta Pangkalpinang, guna melaporkan terkait adanya dugaan intimidasi dari pemilik restoran kepada pengendara ojol, Jum'at (20/1/2023). 

Sebelumnya diketahui beredar video berdurasi 2.50 menit yang memperlihatkan pengendara ojol yakni Nurul, diduga mendapatkan perlakuan yang kurang mengenakan dari seseorang yang diduga pemilik sebuah restoran di Kota Pangkalpinang. 

Baca juga: Hujan Diprediksi Mengguyur Bangka Belitung Hingga Februari, Ada Potensi Potensi Banjir Rob

Baca juga: Kuota Haji Sudah Normal, Kabupaten Bangka Diperkirakan Dapat 270 Calhaj

Didalam video tersebut terlihat seorang pria berkumis dengan nada tinggi, menggenggam baju Nurul hingga terlibat cekcok diantara keduanya. 

Lebih lanjut Nurul yang ditemui Bangkapos.com di Polresta Pangkalpinang pun membeberkan kronologis terkait video viral tersebut. 

"Pas ku datang bilang bang proses ok pesanan terus ku langsung duduk, selang beberapa menit dia bilang ikan kembung tidak ada tapi di aplikasi masih aktif atau tersedia," ujar Nurul. 

Mengatahui hal tersebut Nurul pun meminta pihak restoran untuk mengedit menu di aplikasi, sesuai dengan yang tersedia di restoran. 

Namun handphone yang seharusnya digunakan untuk mengedit aplikasi, saat kejadian tidak berada di restoran. 

"Nah ku bilang ke karyawannya minta tolong di edit aplikasinya. Terus ku ngomong handphonenya dimana, karena aturan handphone itu harus ada di lokasi resto tersebut," jelasnya.

Selain permasalahan menu yang tidak edit, Nurul juga mempermasalahkan terkait perbedaan harga antara restoran dengan konsumen yang berbeda. 

Terlebih yang membuat Nurul kian jengkel dikarenakan, kejadian serupa pernah dialaminya dengan pemilik restoran yang sama. 

"Terkait harga pihak resto bilang harga tetap sama, tapi konsumen bilang harganya selisih Rp 2 ribu. Bagi orang Rp 2 ribu kecil, tapi bagi kami besar," ucapnya. 

"Akhirnya ku ganti duit konsumen, lalu balik lagi ke resto. Intinya saya minta ubah, setelah saya cek aplikasi beda. Saat itu baru mereka ganti harganya, awalnya Rp 28 ribu jadi Rp 30 ribu," tambahnya. 

Baca juga: Ketua DPRD Bangka Tengah Nilai Momen Imlek Tahun Ini Luar Biasa, Me Hoa Gelar Open House

Baca juga: Momen Imlek Tahun Ini Jadi Lebih Leluasa untuk Bersilahturahmi, Asiat: "Yang Terpenting itu Ibadah 

Sementara itu Ketua Komunitas Unit Reaksi Cepat - Driver Online Pangkalpinang (URC-PGK) Revi Setiawan mengungkapkan terkait voice note yang beredar pihaknya mengakui hal tersebut merupakan buntut kekesalan Nurul. 

"Jadi memang ada kata-kata itu karena dia merasa direndahkan, jadi ada kata-kata di vn itu," ucap Revi. 

Lebih lanjut pihaknya sudah melakukan sejumlah langkah guna menghindari Nurul mendapatkan sanksi, termasuk mendatangi kantor Grab Kota Pangkalpinang

Halaman
12
Sumber: bangkapos.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved