Berita Belitung
Daya Tampung TPA Bertahan Dua Tahun, Produksi Sampah di Belitung Timur 50 Ton per Hari
Kepala DLH Beltim, Novis Ezuar mengatakan tahun 2023 ini penghitungan produksi sampah di TPA sudah mulai menggunakan jembatan timbang.
Penulis: Sepri Sumartono | Editor: khamelia
BANGKAPOS.COM, BELITUNG - Dinas Lingkungan Hidup Belitung Timur (DLH Beltim) telah mendata akumulasi produksi sampah sepanjang tahun 2022 sebanyak 18.585,22 ton dengan sampah terkelola sebanyak 13.323 ton dan sampah tidak terkelola sebanyak 5.262,22 ton.
Produksi sampah di Kabupaten Belitung Timur tahun 2022 lalu mencapai 50 ton per hari.
Kepala DLH Beltim, Novis Ezuar mengatakan tahun 2023 ini penghitungan produksi sampah di TPA sudah mulai menggunakan jembatan timbang.
Sebelumnya, pada tahun 2022 kemarin DLH menghitung produksi sampah di TPA hanya menggunakan cara perkiraan kubikasi.
"Jadi sebenarnya itu bukan nilai riil tonase dari pada sampah itu," kata Novis Ezuar, Kamis (2/3/2023).
Novis Ezuar memperkirakan, produksi sampah di tahun 2023 akan lebih sedikit ketimbang di tahun 2022 lalu karena cara penghitungan yang berbeda ketika sampah sampai di TPA.
Jika dibandingkan, produksi sampah Kabupaten Belitung Timur tidak akan sebanyak daerah lain karena kuantitas sampah secara automatis dipengaruhi oleh jumlah penduduk.
"Artinya, setiap orang itu pasti menghasilkan sampah, kalau untuk daerah kita ini kan termasuk daerah kecil beda dengan kota besar, itu kurang lebih satu orang 0,4 kilogram per hari," katanya.
Novis Ezuar menyampaikan, Kabupaten Belitung Timur mempunyai layanan pengangkutan dari sampah yang dihasilkan masyarakat kemudian dipilah sebagian melalui TPS3R dan setelahnya dibawa ke TPA.
Namun, pelayanan persampahan tersebut baru terealisasi di beberapa kecamatan saja seperti Manggar, Gantung, Kelapa Kampit dan Damar.
"Daerah-daerah bagian selatan itu, Simpang Pesak, Dendang itu kita belum ada pelayanan pengangkutan sampah, artinya belum seratus persen," jelasnya.
Novis Ezuar berharap, pengelolaan sampah tidak hanya menjadi tanggungjawab dari DLH saja, tapi bermulai dari seluruh masyarakat Kabupaten Belitung Timur.
Mulai dari tingkat rumah tangga sudah ada pemilahan, kemudian berlanjut ke tingkat RT lalu desa-desa sudah ada upaya pengelolaan sampah tersendiri.
"Sebenarnya bisa saja seperti daerah-daerah di selatan itu, (sampah) itu akan dikelola oleh desa-desa setempat, kami nanti tinggal mengambil residu, artinya benar-benar sampah yang tidak bisa diolah atau dijual, itu yang kami ambil untuk dibuang ke TPA," katanya.
Menurut Novis, seharusnya di TPA tidak ada pengolahan sampah lagi, karena memang hanya diperuntukkan menampung residu.
| Harga Ayam di Pasar Tanjungpandan Turun Drastis, Tapi Harga Bawang Melonjak |
|
|---|
| Pemuda asal Belitung Ade Afrilian Saputra Raih Penghargaan di Ajang MUDA30 Award 2025 |
|
|---|
| Lihat Semangat Peserta, Wabup Optimis Kafilah Belitung Masuk Tiga Besar MTQH XIV Tingkat Provinsi |
|
|---|
| Harga Daging Ayam Ras Melonjak, Sumbang Inflasi Tertinggi di Belitung Sepanjang 2025 |
|
|---|
| Kapal Pesiar MV Le Soleal Bawa 176 Turis Eropa ke Belitung, Bukti Wisata Babel Diakui Dunia |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bangka/foto/bank/originals/20220701-smph.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.