Berita Bangka Pos Hari Ini
Parpol Siapkan Berbagai Cara Gaet Pemilih Muda, Dela Mengaku Tak Kenal Parpol
Pemilih muda menjadi target partai politik untuk digaet pada Pemilihan Umum (Pemilu) yang akan digelarp ada 14 Februari 2024.
BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Pemilih muda menjadi target partai politik untuk digaet pada Pemilihan Umum (Pemilu) yang akan digelarp ada 14 Februari 2024.
Merujuk data Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia (KPU RI), kelompok usia muda mencapai 60 persen dari total pemilik suaraa sah.
Meski begitu, tidak semua pemilih muda paham
tentang politik. Bahkan ada kaula muda yang tidak tahu jumlah partai politik (parpol)
Contohnya, Dela (19).
Mahasiswi sekolah kesehatan di Kota Pangkalpinang ini belum mengetahui banyak halm engenai Pemilu.
Satu di antara yang Delabelum tahu adalah soal jumlah parpol yang akan menjadi
peserta Pemilu.
"Kalau tidak buka dari internet, jujur belum tahu. Jumlahnya kan banyak, yang baru-baru berapa juga kurang paham," kata Delakepada Bangka Pos, Senin(13/3).
Dela mengaku hanya mengetahui beberapa nama partai saja. Ia sama sekali tidak hapal nomor urut dari masing-masing parpol peserta pemilu.
"Paling yang saya tahu, beberapa nama partai lama saja. Tapi kalau nomornya tidak mengerti sih," ujar Dela, tersenyum.
Dela saat ini belum mau memikirkan untuk menentukan parpol mana yang akan
dipilih pada Pemilu 14 Februari 2024 mendatang.
"Masih lama mas, belum tahu mau milih apa. Kalau banyak nanti saya bingung
juga menentukan pilihannya," kata Dela.
Dela juga tidak intens mengikuti tema politik, meski KPU dan banyak partai mulai memperkenalkan diri di sosial media.
"Kalau di medsos paling buka soal hiburan saja, soalmakanan, atau berita artis
mungkin. Karena kurang tertarik, jadi memang jarang muncul soal itu (politik)," jelasnya.
Meski begitu, ia akan berusaha untuk tetap bisa memberikan hak pilihnya pada
Pemilu 2024.
"Ya, InsyaAllah nanti milih juga, mudah-mudahan bisa memberikan suara. Tapi
belum tahu juga, mudah-mudahan nanti sudah ada pilihan," pungkasnya.
Tidak hanya Dela, masih banyak generasi muda milenial dan Gen Z yang belummempunyai gambaran mengenai ajang pesta demokra-
si empat tahunan tersebut.
Ari (27) pegawai swasta warga Kecamatan Gabek, tidak banyak mengikuti isu perpoli-
tikan terkait Pemilu 2024.
"Selama ini cuma sekadar melihat saja perkembangan seputar politik, tidak begitu
mengikuti. Belum ada gambaran lah untuk nanti, kurang paham juga soalnya," ujar Ari
ditemui di sebuah warung kopi di Pangkalpinang.
Oleh karena itu, Ari juga belum bisa memberikan pandangan lebih jauh mengenai
dunia politik menjelang pemilu serentak yang akan datang.
"Karena kurang tertarik, jadi di media sosial juga jarang buka soal itu. Lebih banyak buka tema diluar poli tik," jelasnya.
Hal senada diungkapkan
Zami (20), mahasiswa perguruan tinggi swasta di Bangka Belitung.
Sebagai pemilih pemula, Zami belum mempunyai pengalaman ikut serta dalam
pemilihan.
"2024 nanti baru pertama sih, jadi belum tahu pilihannya apa," ujarnya.
Meski begitu, mahasiswa semester 6 ini mengaku mengikuti perkembangan
isu-isu politik yang beredar di kalangan masyarakat.
"Sedikit banyak saya tahu mengenai politik. Kebetulan saya saat ini tengah menem-
puh pendidikan di salah satu perguruan tinggi ilmu sosial dan ilmu politik," tuturnyaAkan tetapi ia juga mengaku belum memikirkan me-
ngenai apa saja yang akan menjadi pilihannya saat mengikuti pemilu pertama-
nya pada tahu depan
"Sejauh ini belum ada pilihan, karena baru tahu
media sosial. Pasti yang ditampilkan yang baik-baiknya saja. Kalau langsung saya le-
bih bisa melihat dan menilai
sendiri secara objektif," tegas
Zami.
Cara Parpol Gaet Pemilih Pemula
Berbagai cara dilakukan parpol untuk menggaet
kaum milenial dan Gen Z karena dinilai berpengaruh menentukan kemenangan
partai, tidak terkecuali di Bangka Belitung.
Cara-cara menggaet suara pemilih pemula di antaranya mendorong kader dan caleg
muda hingga mengoptimalkan peran sosial media.
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) wilayah Kepulauan Bangka Belitung misalnya,
telah berkonsolidasi dengan badan otonom (banom) yang berlatar belakang pemuda
yakni Garda Bangsa.
Ketua DPW PKB Bangka Belitung Muhammad Tanwin mengatakan telah menempatkan
beberapa pemuda menjadi
bakal calon legislatif (Bacaleg) untuk berpartisipasi pada Pemilu 2024 nanti.
Para bacalon legislatif dari kaula muda itu digunakan agar PKB Babel dapat me-
raup suara dari golongan pemilih milenial dan Gen Z.
"Garda Bangsa sudah melakukan kegiatan kepemudaan, kebetulan ketuanya guru
bela diri, jadi PKB kembalikan kepada Garda Bangsa bagaimana caranya untuk
menggaet pemuda ini," kata
Tanwin kepada Bangka Pos, Senin (13/3/2023).
PKB Bangka Belitung juga menggunakan media sosial guna melakukan pendekatan politis
kepada para pemuda yang kesehariannya tidak lepas dari dunia maya.
Pada media sosial, PKB melakukan branding yang identik dengan tagline beda,muda dan gembira.
Tagline itu mengisyaratkan bahwa sebagai partai PKB berisi anak-anak muda yangbL berbeda dengan yang lain namun selalu bergembira.
PKB memberikan porsi kalangan mudah menjadi bacaleg di setiap dapil dan
tingkatan pencalonan dari kabupaten sampai provinsi.
"Mereka ini rata-rata anak muda yang baru selesai kuliah," katanya.
PKB menyadari, 50 persen pemilih yang ada di Bangka Belitung merupakan milenial yang rata-rata masih mempunyai pilihan politik pada Pemilu
2024 nanti.
Tanwin menilai, pemuda saat ini masih belum bisa menentukan pilihan sehingga ketika dilakukan pende-
katan secara politis potensinya besar.
"Tidak melulu semuanya harus dengan uang, tapi bada cara-cara tertentu yang
mungkin kita bisa lakukan dengan pendekatan emosional," jelasnya.
Tanwin yakin, politisi-politisi muda sangat mampu memengaruhi kemenangan PKB
Babel pada kontestasi politik
tahun 2024 nanti.
"Tinggal bagaimana para politisi muda ini menggaet suara golongan milenial,"
ujarnya.
DPD Partai Golkar Bangka Belitung juga menaruh perhatian terhadap pemilih
muda guna menyongsong
Pemilu 2024 mendatang.
Bahkan, Sekretaris DPD Golkar Bangka Belitung Eddy Iskandar mengklaim Golkar merupa-
kan satu-satunya partai di Bangka Belitung dipimpin seorang ketua yang masih muda.
Golkar juga mempunyai banyak program untuk para pemuda yang hendak berpar-
tisipasi dalam kontestasi politik nanti, termasuk peluang berkarir.
"Golkar mengedepankandemokrasi, siapa yang berprestasi, siapa yang punya loyalitas, itu mempunyai peluang besar untuk maju,
ketimbang latar belakang kedekatan," kata Eddy, Senin (13/3/2023).
Eddy mengatakan Golkar Bangja Belitung tidak mempunyai strategi khusus untuk menggaet
suara dari golongan pemilih milenial dan Gen Z.
Meski demikian, dengan jumlah pemilih muda yang semakin banyak, Golkar Bangka Belitung menilai hal tersebut akan memengaruhi kemenangan Pemilu 2024 nanti.
Karena itu, dalam proses pemilu ini, Golkar Bangka Belitungm engklaim sebagai partaipaling terdepan mendukungp emilu dilakukan secara terbuka dan calegnya dipilih secara langsung.
"Bukan pemilihan tertutup yang hanya memilih partai. Kenapa, karena hanya de-
ngan hal tersebut lah potensi-potensi muda yang baik dapat bersaingsecara fair
bersama kader-kader partai
yang lain," ujarnya.
Maka itu, akan sangat banyak kader muda yang bakal mendapat tempat dalam pro-
ses pencalonan di Partai Golkar Bangka Belitung
"Saat ini kami sudah membentuk fungsionaris yang rata-rata terdiri dari generasi
muda potensial yang pedu-lli terhadap demokrasi dan pembangunan masyarakat,"
tutur Eddy.
PPP dan Demokrat Optimalkan Peran Medsos
Semakin dekatnya kontestasi Pemilu 2024 membuat parpol semakin gencar melakukan strategi pemenangan.
Strategi itu juga mengarah pada pemilih muda yang me-miliki peluang cukup besar
untuk direbut.
Karena itulah pparpol berlomba mendulang suara dari kaum milenial dan
generasi Z.
Ketua DPC PPP Kota Pangkalpinang Depati Amir Gand- hi mengatakan partainya terus melakukan pembenahan khususnya regenerasi kader sehingga memiliki kecenderungan komposisinya domi- nan diisi oleh keterwakilan
muda.
"Saat ini kepengurusan DPC PPP Kota Pangkalpinang diisi oleh 75 persen kaum muda serta mengelaborasi pada struktur partai keterwakilan perempuan mencapai 36 persen," kata Gandhi saat dihubungi Bangka Pos, Senin (13/3/2023).
Gandhi menambahkan, pihaknya sangat mengoptimalkan pemanfaatan teknologi
informasi berbagai platform digital dengan aktif pada media sosial (medsos).
"Kami termasuk partai yang paling aktif di medsos, punya aplikasi SIAPPP seba-
gai sarana rekrutmen dan register anggota. Hampir setiapj am dan menit akun medias osial kita menyampaikan berita," kata Gandhi.
Meski begitu, kata Gandhi, tidak ada perbedaan terkait status muda atau tua di partainya, karena menurutnya semua mempunyai peluang
tergantung kualitas masing- masing kader.
"Tapi indikator tetap elektoral, dan 6 prinsip perjuangan PPP. Kami berupaya mencetak kader-kader siap guna di parlemen, bukan asal comot sana sini," kata Gandhi.
Sementara itu Dewan Pimppinan Daerah (DPD) Partai Demokrat Bangka Belitung, melalui Ketua Badan Peme-lnangan Pemilu (Bappilu) Firmandya mengatakan partainya juga berupaya menggaet suara pemilih muda dari medsos.
"Disisi lain ketua umum kami juga kan anak muda, untuk memperjuangkan perubahan dan perbaikan," kata Firmandya. (w4/w6)
Medsos dan Milenial Berperan Penting
DOSEN Ilmu Politik Universitas BangkaBelitung, Ariandi Zulkarnain menilai suara milenial akhir-akhir ini kerap diperbincangkan oleh stakeholder pemilu.
Menurut Ariandi, pihak penyelenggara melihat partisipasi milenial menjadi hal penting dalam ruang demokrasi.
Partisipasi milenial dalam Pemilu 2024 bisa didorong karena adanya kesadaran politik atau secara sengaja dimobilisasi oleh pihak-pihak berkepentingan.
"Tapi kita ingin demokrasi kita berjalan karena kesadaran bahwa seluruh elemen pemilih itu datang karena sukarela, tidak lagi dengan upaya mobilisasi," kata Ariandi, Senin (13/3/2023).
Pemilih muda merupakan golongan yang menjadi sasaran perhatian karena domina-
si jumlahnya berkisar dari 50 sampai 60 persen dari total pemilih saat ini.
Karena itu, upaya-upaya politik yang dibangun harus mempertimbangkan segmentasi
sehingga strategi pemasaran partai menjadi lebih menarik.
"Jumlah pemilih muda yang besar di 2024 itu membuat segmentasi pemilih menja-
di menarik karena pertarungan politik tidak lagi dominan menggunakan cara konvensional, seperti baliho, meski mayoritas masih digunakan," jelasnya.
Lalu, kekuatan digital yang cukup dominan juga memengaruhi proses pendekatan pe-
serta politik ke pemilih yang kerap menggunakan medsos contohnya seperti Ridwan Kamil, Anis Baswedan dan Ganjar
Pranowo di kancah nasional.
"Bukan tidak mungkin Bangka Belitung mempunyai landscape politik yang hampir sama karena populasinya bisa ditaksir tidak jauh dari data nasional," jelasnya.
Peran teknologi ini menuntut para partai politik agar lebih kreatif dan tidak lagi meng-
gunakan cara-cara yang lama karena pengalaman pemilih muda hidup dalam generasi yang dekat dengan dunia digi-
tal.
"Ini jadi PR, seperti apa ke depan, para aktor politik atau penyelenggara pemilu mampu
berbondong-bondong mengajak dan memberikan ruang lebih fleksibel kemudian mereka secara suka rela datang ke TPS," katanya.
Ariandi menilai, sejak dulu yang menjadi persoalan ialah kurangnya produk politik sam-
pai ke masyarakat sehingga tidak ada branding kuat dalam pikiran pemilih dan justru me-
ningkatkan politik uang.
"Jadi PR bersama, di tahun 2024 seharunya menjadi bauran pemasaran politik yang
lebih menarik, karena produk politik yang kuat mudah dipasarkan dan bernilai," jelasnya.
"Untuk memahami produk politik kita harus memahami segmentasi dulu, jangan sam-
pai gagal memberikan produk,"
ujarnya.
Oleh karena itu, dengan kuatnya peran media digital pada pemilu tahun 2024 menda-
tang, dapat disimpulkan media sosial adalah etalase yang cocok bagi partai politik menem-
patkan produk politiknya jika ingin menyasar pemilih muda.
"Intinya adalah, push atau pull di dalam political marketing mereka harus benar-benar
kreatif, kreativitas menjadi suatu kunci," kata Ariandi.
"Hari ini yang jadi PR adalah banyak sekali produk politik itu tidak ada bedanya dari yang
satu dengan lainnya, sehingga itu tidak melekat dengan alam berpikirnya para pemilih," kata
Ariandi Zulkarnain. (w6)
| 1.588 Karung Timah Ilegal Disembunyikan di Dalam Kontainer di Desa Air Merbau |
|
|---|
| Teken Kerjasama dengan Apdesi, Kapolres Basel Ingatkan Kades Gunakan Dana Desa untuk Masyarakat |
|
|---|
| Suka Duka Petugas Haji di Jeddah: Bantu Lansia hingga Tangani Jemaah Demensia |
|
|---|
| Bupati Belitung Djoni Alamsyah Ultimatum RSUD Marsidi Judono, Perbaiki Layanan dalam 1 Bulan |
|
|---|
| Dikira Barang Curiannya Tak Berharga, Acun Tinggalkan Karung Berisi Celana di Jembatan 12 |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.