Berita Pangkalpinang
Kolaborasi Jadi Langkah Tuntaskan Persoalan Sampah di Pangkalpinang
Kolaborasi dan inisiatif masyarakat untuk mengelola sampah sangat diperlukan untuk meminimalisir volume sampah. Terutama sampah yang masuk ke TPA
Penulis: Cepi Marlianto | Editor: khamelia
BANGKAPOS.COM, BANGKA – Seperti banyak kota lain di Indonesia, Kota Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung kini juga menghadapi persoalan serius dalam pengelolaan sampah. Di mana masih sebagian besar sampah di kota tersebut langsung dibuang ke tempat pembuangan akhir tanpa dipilah lebih dulu. Meskipun begitu, kesadaran untuk berkolaborasi mengatasi masalah tersebut sebenarnya sudah mulai muncul.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Pangkalpinang, Bartholomeus Suharto mengatakan, kolaborasi dan inisiatif masyarakat untuk mengelola sampah sangat diperlukan untuk meminimalisir volume sampah. Terutama sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Parit Enam, Kelurahan Bacang, Kecamatan Bukit Intan.
“TPA Parit Enam merupakan TPA satu-satunya tempat yang menampung sampah dari seluruh wilayah Kota Pangkalpinang,” kata dia kepada Bangkapos.com, Kamis (16/3/2023).
Baca juga: 9 Fakta AC Mengeksekusi Nyawa Bocah 8 Tahun di Kebun Sawit Seorang Diri, Sejumlah Organ Hilang
Suharto mengungkapkan, TPA Parit Enam dibangun di atas tanah milik Pemerintah Kota (Pemkot) Kota Pangkalpinang dengan luas sekitar 4,5 hektar.
Dari jumlah luas lahan itu kini hanya tersisa sekitar 20 persen atau sekitar satu hektare saja. Bahkan ketinggian sampah di TPA itu sudah mencapai lima meter, sementara area TPA itu tidak mungkin dapat diperluas lagi.
Hal ini dikarenakan ketersediaan lahan tersebut pihaknya mengalami krisis lahan untuk TPA. Terlebih lahan aktif seluas satu hektare tersebut saat ini belum dapat digunakan, lantaran terkendala oleh infrastruktur, sarana dan prasarana yang ada di kawasan itu. Tidak adanya akses jalan menuju kawasan itu, membuat mobil pengakut sampah tidak dapat menjangkau lokasi.
Baca juga: Mantan Sekwan DPRD Babel Syaifudin Ditahan, Ketut: Tersangka Lainnya Dipanggil, Berhalangan Datang
Begitu pula dengan alat berat yang disediakan, tidak sanggup untuk memindahkan gunungan sampah yang ada di sana. Belum lagi volume sampah yang diangkut dari rumah masyarakat dan pasar mencapai 100 - 150 ton per hari. Dari jumlah itu didominasi paling banyak yakni sampah rumah tangga.
“TPA Parit Enam milik pemerintah kota sudah crowded (Sesak-Red). Sedangkan TPA regional belum terealisasi, jadi untuk penanganan sampah memang butuh kolaborasi,” jelas Suharto.
Maka dari itu sambung dia, pihaknya sendiri telah memberikan pelatihan serta edukasi kepada para petugas pengangkut sampah terlebih dahulu untuk mengatasi permasalahan ini. Caranya dengan melakukan pengolahan sampah, layaknya sampah organik,bisa dimanfaatkan kembali jadi kompos. Lalu sampah anorganik, bisa didaur ulang untuk dimanfaatkan kembali jadi kemasan guna ulang. Pemilahan sampah daur ulang juga memberikan nilai ekonomi, karena bisa dijual kembali untuk diolah.
Selain itu juga diterapkan sistem sanitary landfill. Metode pengolahan atau pemusnahan sampah dengan cara membuang dan menumpuk sampah di lokasi cekung, memadatkannya, dan kemudian menimbunnya dengan tanah. Juga mengubah sampah rumah tangga menjadi bahan bakar jumputan padat (BBJP). Dari lima ton sampah yang diproduksi dapat menghasilkan 1,5–3 ton BBJP.
“Edukasi kepada masyarakat ini akan terus ditingkatkan. Karena TPA kita tidak bisa lagi menampung sampah yang ada sebanyak sekarang ini,” sebutnya.
Kendati demikian Suharto optimis, apabila gerakan memilah sampah di tingkat rumah tangga bisa berjalan dengan masif, volume sampah yang harus dibuang ke TPA pun bisa menurun signifikan. Namun, agar hal itu bisa terwujud, tentu dibutuhkan kolaborasi yang erat dari berbagai pihak.
Terlebih dengan mengajak partisipasi masyarakat dalam melakukan pemilahan sampah. Karena sampah yang telah dipilah dengan baik dapat memberikan banyak manfaat, dan mampu menciptakan ekonomi dari pengolahan sampah itu sendiri.
“Tanggung jawab bersama, kalau masyarakat kita di dalam wilayah kota sendiri menjaga mudah-mudahan yang lain dapat ikut berpartisipasi,” pungkas Suharto. (Bangkapos.com/Cepi Marlianto)
| Curi Motor di Pangkalpinang, Pemuda Asal Kace Timur Diringkus Polisi |
|
|---|
| KNPI Pangkalpinang Gelar Pelatihan Kewirausahaan, Dorong Semangat Pemuda dan UMKM Bergerak Maju |
|
|---|
| 40 Cups 40 Stories: Perjalanan Fitri Rahmawati dari Toko Kopi ke Pameran Seni |
|
|---|
| Mahasiswa Asal Beltim Ditangkap Usai Rudapaksa Anak di Bawah Umur yang Dikenal Lewat Medsos |
|
|---|
| Kapolresta Pangkalpinang Minta Pengurus Tempat Ibadah Ngadu ke Polisi Kalau ada Kendala |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bangka/foto/bank/originals/parit-enam.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.