Berita Kriminalitas
Gegara Petasan, Adik Ketua DPRD Bangka Tengah Aniaya Anak di Bawah Umur, Mehoa Minta Maaf
Peristiwa tidak menyenangkan terjadi di bulan suci Ramadhan, tepatnya di Desa Jeruk, Kecamatan Pangkalanbaru, Kabupaten Bangka Tengah.
Penulis: Arya Bima Mahendra | Editor: nurhayati
BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Peristiwa tidak menyenangkan terjadi di bulan suci Ramadhan, tepatnya di Desa Jeruk, Kecamatan Pangkalanbaru, Kabupaten Bangka Tengah.
Kejadian ini melibatkan adik dari Ketua DPRD Bangka Tengah, Mehoa yang diduga telah melakukan tindak penganiayaan terhadap anak di bawah umur.
Baca juga: Emosi Gara-gara Suara Petasan, Unyil Diduga Lakukan Kekerasan Terhadap Anak
Baca juga: Berjudi di Bulan Ramadhan, Emak-emak di Bangka Barat Ditangkap Polisi
Hal tersebut disampaikan oleh Rio, paman dari korban penganiayaan yang dilakukan oleh Menkho alias Unyil, adik Ketua DPRD Bangka Tengah.
Rio mengatakan bahwa peristiwa itu terjadi pada Sabtu malam, 8 April 2023 lalu.
Kata dia, keponakannya yang bernama Ridho (16) dan seorang temannya dianiaya.
Dia menjelaskan, peristiwa itu terjadi ditengarai akibat teman-teman dari keponakannya tersebut yang bermain petasan dan tidak sengaja mengarahkannya ke rumah keluarga besar Ketua DPRD Bangka Tengah.
"Bukan keponakan saya yang main, tapi temannya," kata Rio saat bercerita kepada Bangkapos.com, Rabu (12/4/2023).
Namuni saat itu, temannya yang bermain petasan tersebut kabur.
Sedangkan Ridho yang berboncengan dengan teman lainnya justru yang dikejar dan menjadi sasaran penganiayaan oleh Unyil dan rombongannya.
Rio menerangkan, peristiwa penganiayaan itu dilakukan beramai-ramai, bahkan bisa mencapai belasan orang.
"Kami sudah mengurus masalah ini ke KPAI dan LPSK, termasuk juga melapor ke Polresta Pangkalpinang," terangnya.
Akibat dari kejadian tersebut, Rio berkata bahwa keponakannya yang tinggal di Desa Air Mesu itu mengalami sejumlah luka lebam pada bagian kaki, dada hingga kepala.
"Terus hidungnya juga sempat mengeluarkan darah. Tapi memang tidak sampai rawat inap," ungkapnya.
Kemudian, diketahui juga bahwa sesaat setelah peristiwa itu, ramai orang-orang dari Desa Air Mesu yang mendatangi rumah keluarga Unyil.
"Ada yang melempar batu dan petasan, mungkin itu karena mereka merasa ada temannya yang dianiaya. Jadi bukan nyerang dulu, tapi karena berawal adanya penganiayaan keponakan saya tadi," ungkapnya.
Lebih lanjut, menurut Rio, saat ini dari Tim Buser Polresta Pangkalpinang diketahui akan menangkap Unyil.
"Kami tidak mau damai, biarlah ini lanjut terus sampai ke proses hukum," tegasnya.
Mehoa Minta Maaf
Terpisah, Ketua DPRD Bangka Tengah, Mehoa mengatakan bahwa sebelumnya dia mewakili adik dan keluarganya meminta maaf atas kejadian yang di luar dugaan ini.
"Saya sudah sering menasehati adik dan keluarga. Biarlah dak ape men hanye mercon-mercon tuh (biarlah enggak papa kalau hanya petasan-petasan itu--red)," ungkap Mehoa.
Dia menjelaskan, peristiwa itu terjadi saat keluarganya sedang melakukan ibadah malam paskah.
Kala itu, dirinya pun sedang tidak ada di rumah dan tiba-tiba mendapatkan kabar buruk tersebut.
"Saya sebagai keluarga langsung mendampingi. Orang lain pun kita dampingi, tak mungkin adik sendiri tidak kita dampingi," ucapnya.
Menurut Mehoa, saat itu dia dan suaminya langsung datang ke Polsek Pangkalanbaru meskipun belum tahu persis seperti apa kejadiannya.
"Kemudian saya pulang ke rumah. Saya lihat banyak yang berkumpul dan mama saya terluka pipinya dan dengar rumah mama saya di lempar batu," jelasnya.
Lalu, dirinya pun sempat menjenguk korban yang kala itu ternyata sudah dibawa pulang.
Pihaknya pun meminta dimediasi, akan tetapi pihak keluarga korban belum menerima.
"Kami coba minta dimediasi untuk berdamai, tapi belum diterima," kata Mehoa.
Kemudian, keesokan harinya, ibunda Ketua DPRD Bangka Tengah tersebut membuat laporan polisi karena mengalami luka dan pengrusakan rumah.
"Tapi akhirnya saya minta mama saya mencabut laporan tersebut," terangnya.
Dengan tegas, Mehoa mengakui bahwa adiknya bersalah dan membuat situasi menjadi begini.
Dia selaku kakak pun meminta maaf yang sebesar-besarnya.
Baca juga: JPU Tuntut AC Pembunuh Hafiza 10 Tahun Penjara, Sidang Pembacaan Putusan Jumat Besok
Baca juga: Pembunuh Hafizah Dituntut 10 Tahun Penjara, Ini Penilaian Pengamat Hukum
Baca juga: Terdakwa AC Dituntut 10 Tahun, Ayah Hafiza Sebut Terlalu Ringan dan Tidak Sesuai
Tidak hanya itu, dirinya pun meminta Kades Air Mesu dan banyak pihak untuk membaca situasi ini supaya keluarga korban mau menerima kedatangan pihaknya.
"Besok suami saya mewakili keluarga akan datang ke rumah korban dan semoga keluarganya mau menerima keluarga kami," ungkap Mehoa.
Lebih lanjut, Mehoa mengungkapkan bahwa Unyil, adiknya tersebut juga mengalami sakit pada bagian otak.
"Ada virus di otaknya, menekan otak. Suka rusing (gelisah atau gusar-red) dan emosi tidak menentu," jelas Mehoa.
Kendati demikian, Mehoa berharap agar semua pihak dapat mengambil hikmah dari kejadian ini dan semoga tali persaudaraan tetap terjalin dengan baik.
"Karena dari dulu Desa Air Mesu dan Desa Jeruk bersaudara dari dulu," jelasnya.
Selain itu, dirinya juga berharap agar hal seperti ini tidak terjadi lagi kepada siapa pun itu.
"Emosi dapat membawa akibat buruk, maka perlu selalu taat disiplin beribadah sehingga terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan," kata Mehoa.
(Bangkapos.com/Arya Bima Mahendra)
petasan
Ketua DPRD Bangka Tengah
Mehoa
minta maaf
Pelaku Penganiayaan
anak di bawah umur
Bangka Tengah
Soal Korupsi Insentif Covid-19 Belitung Timur, Ini Kata Kepala Ruang Isolasi |
![]() |
---|
Korupsi BPRS Toboali, Ini Kata Kepala Personalia BPRS Soal Terdakwa Yusman |
![]() |
---|
Korupsi BPRS Toboali, Saksi Sebut Ada Pembiayaan Terhadap Keluarga Terdakwa Yusman |
![]() |
---|
Sat Narkoba Polres Bangka Bekuk Pengedar Di Pinggir Jalan |
![]() |
---|
Tersangka Mat Raye Dulu Pedagang, Sekarang Perompak Kapal, Mengaku Menyesal Usai Ditangkap Polisi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.