Berita Pangkalpinang

Buaya Kian Mengganas di Babel, Alobi Ungkap Rusaknya Habitat Akibat Penambangan Liar

Maraknya konflik negatif antar buaya dan manusia di Pulau Bangka saat ini tidak terlepas dari semakin rusaknya habitat asli satwa liar tersebut.

Penulis: Rizki Irianda Pahlevy | Editor: khamelia
HO/IST/Polsek Simpang Rimba
Lohi warga Desa Sebagin, Kecamatan Simpang Rimba, Kabupaten Bangka Selatan menceritakan peristiwa buaya menerkam istrinya saat keduanya sedang menjarin ikan. Lohi dengan alat seadanya bergelut dengan buaya demi menyelamatkan istrinya. 

BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Pusat Penyelamatan Satwa Alobi Foundation Bangka Belitung berpendapat, maraknya konflik negatif antar buaya dan manusia di Pulau Bangka saat ini tidak terlepas dari semakin rusaknya habitat asli satwa liar tersebut.

Manager Pusat Penyelamatan Satwa Alobi Foundation Bangka Belitung, Endy R Yusuf menjelaskan, rusaknya habitat buaya itu salah satu faktornya yakni semakin maraknya penambangan liar yang mencemari aliran sungai.

"Bisa dibilang kan baru akhir-akhir ini sering terjadi kasus (buaya dan manusia) itu, padahal dari dulu buayanya ada, orang yang mancing juga banyak. Kalau ditanya penyebabnya, rusaknya aliran sungai kita yang jadi habitat buaya," ujar Endy R Yusuf saat dihubungi Bangkapos.com, Senin (2/10/2023).

Menurutnya, rusaknya habitat dari buaya muara itu berakibat pada terputusnya rantai makanan, yang pada akhirnya membuat reptil  tersebut lebih agresif ketika berjumpa dengan manusia. 

"Satwa liar itu, sebuas apapun, seharusnya ketika bertemu manusia pasti menghindar. Karena mereka tau, manusia bukan makanannya, lalu kenapa mereka menyerang, karena makanan itu hilang, mau tidak mau mereka menerkam manusia yang ditemui," tegasnya.

Untuk itu, ia berharap agar semua masyarakat ikut menjaga setiap ekosistem dari satwa liar, agar tidak terjadi konflik dengan manusia yang bahkan bisa menimbulkan korban.

"Kami merasa, karena sering terjadinya konflik ini, membuat warga justru menangkap buaya-buaya itu. Tapi tidak pernah memikirkan habitatnya, padahal, penyebab utamanya karena rumah mereka (buaya) rusak," tuturnya.

Lebih lanjut ia juga mengingatkan agar masyarakat lebih waspada ketika beraktivitas di daerah aliran sungai, terutama ketika menjelang malam hari pada masa musim kawin buaya seperti saat ini.

"Ini termasuk musim kawin, jadi buaya akan lebih agresif. Hindari juga kawasan habitat buaya ketika menjelang malam, karena mereka nokturnal, jadi mereka lebih agresif saat malam," pungkasnya.

(Bangkapos.com/Rifqi Nugroho)

 

Sumber: bangkapos.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved