Bangka Pos Hari Ini

Beli Mobil dan Rumah dari Jualan Durian Lokal, Berry mengaku Pernah Dapat Omzet Rp18 Juta Sehari

Paling tinggi segitu dapatnya (Rp18 juta sehari-red). Selebihnya dalam sehari paling kecil dapat Rp8 juta

Editor: Iwan Satriawan
DOK bangkapos.com
Ilustrasi warga membeli durian 

BANGKAPOS.COM, BANGKA- Cuan bisnis durian bukan hanya datang dari durian kelas premium.

Pedagang durian lokal juga menikmati musim panen ‘Si Raja Buah’ tersebut.

Satu di antaranya Berry (35), pemilik lapak durian di Jalan Jenderal Sudirman, Kota Pangkalpinang, tepatnya di seberang pertokoan Pujako.

iLUSTRASI
iLUSTRASI (DOK Bangkapos.com)

Tahun 2023 lalu, bujangan itu mengaku sempat meraih omzet Rp18 juta dalam satu hari.

Dan masa panen pada Juni-Juli 2023 disebutnya sebagai tahun yang paling sejahtera bagi semua penjual durian.

“Paling tinggi segitu dapatnya (Rp18 juta sehari-red). Selebihnya dalam sehari paling kecil dapat Rp8 juta. Kadang Rp10 juta,
kadang Rp12 juta. Kayak gitu-gitu lah selama jualan kurang lebih sebulan,” kata Berry saat ditemui Bangka Pos, Senin (22/1).

Menurutnya, hasil penjualan pada waktu itu didukung perekonomian masyarakat yang menurutnya sedang baik.

“Karena perekonomian lagi baik, ya banyak masyarakat lokal yang belanja durian,” ujarnya.

Berry menyebut kala itu pembeli datang ke lapak yang sudah dikelolanya selama delapan tahun itu terakhir tanpa kenal waktu.

Ada yang datang pada pagi, siang, sore, malam bahkan hingga dini hari sehingga membuatnya cukup kelabakan.

“Pokoknya waktu itu enggak berhenti-berhenti yang beli. Subuh-subuh pun ada (pembeli-red), biasanya sopir-sopir,” kata Berry.

Hasil penjualan pada waktu itupun cukup membuat Berry tenang hingga musim panen pada saat ini atau sekitar enam bulan setelah musim panen pada
Juni-Juli 2023.

Tidak hanya itu, dari hasil penjualan sebelumnya juga Berry mampu membangun rumah dan membeli mobil.

“Alhamdulillah bisa lah bikin rumah kecil-kecilan dari hasil jual durian,” terangnya.

Berry hanya berjualan durian lokal. Sebelum membuka lapak sendiri, dia juga sudah berjualan.

Hal itu tidak terlepas dari aktivitas sama yang dilakukan orang tuanya.

“Kalau orang tua jualannya di kebun, menunggu yang beli datang ke kebun. Saya coba mandiri,” katanya.

Jika dihitung-hitung, setidaknya Berry sudah berjualan durian selama kurang lebih 20 tahun.

“Mulai (jualan-red) dari masih sekolah,” ungkap Berry.

“PokoKnya saya jualan itu zaman BTC (Bangka Trade Center) belum dibangun. Awalnya di emperan pakai tikar. Pernah juga di daerah
Metro, di depan Kantor PT Timah dan sekarang di seberang Pujako,” lanjutnya.

Pria yang tinggal di daerah Semabung ini mengaku bahwa dirinya memiliki sekitar 400 batang durian lokal yang berada di kebun miliknya di Desa
Air Mesu, Pangakalan Baru Bangka Tengah.

Sampai sekarang, di selasela waktu berjualan durian, dirinya pun masih kerap menanam pohon durian di kebun miliknya itu.

“Kalau dihitung dengan yang baru, mungkin ada lah 800 batang. Tapi kalau yg berbuah ada sekitar 400 batang,” jelasnya.

Dan berkat hasil penjualan pada Juni-Juli 2023 lalu, Berry cukup fokus mengurusi kebun karena sudah punya modal yang cukup untuk berjualan saat ini.

“Kalau kebun punya sendiri ini kan enak, kita bisa ngatur harga. Terus modalnya juga enggak besar, paling untuk biaya pupuk dan nyemprot aja,” imbuhnya. (u2)

 

 

 

 

 

Sumber: bangkapos
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved