Berita Bangka Tengah

Tercatat Ada 246 Anak Stunting di Bangka Tengah, Dinkes Lakukan 10 Upaya Ini untuk Penanganannya

Tahun 2023 prevalensi stunting sebesar 2,16 persen, data ini masih di bawah standar nasional. Adanya penurunan prevalensi

Penulis: Cici Nasya Nita | Editor: Iwan Satriawan
dok Bangkapos.com
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Tengah, drg M Annas Ma'ruf 

9. Disseminasi informasi melalui berbagai media (media cetak, media sosial, dll)

10. Penguatan TPPS (tim percepatan penurunan stunting) tingkat kabupaten, kecamatan dan desa/kelurahan

Apa itu Stunting?

Dokter Umum Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Pangkalpinang, dr Riza Jayanti menjelaskan terkait stunting secara medis.

"Stunting merupakan kondisi gagal pertumbuhan pada anak (pertumbuhan tubuh dan otak) akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama.

Sehingga, anak lebih pendek dari anak normal seusianya dan memiliki keterlambatan dalam berpikir," ujar dr Riza.

Dia menjelaskan kekurangan gizi dalam waktu lama itu terjadi sejak janin dalam kandungan sampai awal kehidupan anak (1000 Hari Pertama Kelahiran).

"Penyebabnya karena rendahnya akses terhadap makanan bergizi, rendahnya asupan vitamin dan mineral, dan buruknya keragaman pangan dan sumber protein hewani," katanya

Dia menambahkan faktor ibu dan pola asuh yang kurang baik terutama pada perilaku dan praktik pemberian makan kepada anak juga menjadi penyebab anak stunting apabila ibu tidak memberikan asupan gizi yang cukup dan baik.

"Ibu yang masa remajanya kurang nutrisi, bahkan di masa kehamilan, dan laktasi akan sangat berpengaruh pada pertumbuhan tubuh dan otak anak," lanjutnya.

Selain itu, faktor lain yang menyebabkan stunting adalah terjadi infeksi pada ibu, kehamilan remaja, gangguan mental pada ibu, jarak kelahiran anak yang pendek, dan hipertensi.

Serta rendahnya akses terhadap pelayanan kesehatan termasuk akses sanitasi dan air bersih menjadi salah satu faktor yang sangat mempengaruhi pertumbuhan anak.

"Untuk mencegahnya, perbanyak makan makanan bergizi yang berasal dari buah dan sayur lokal sejak dalam kandungan. Kemudian diperlukan pula kecukupan gizi remaja perempuan agar ketika dia mengandung ketika dewasa tidak kekurangan gizi. Selain itu butuh perhatian pada lingkungan untuk menciptakan akses sanitasi dan air bersih," katanya.

(Bangkapos.com/Cici Nasya Nita)

Sumber: bangkapos.com
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved