Berita Bangka Selatan

Kasus DBD Melonjak 100 Persen, Para Camat, Lurah hingga Kades di Bangka Selatan Diminta Terapkan PSN

Saya mohon kepada masyarakat untuk kesadarannya bagaimana kita bisa menerapkan 3M plus di wilayah kita masing-masing. Terutama dari camat

Penulis: Cepi Marlianto | Editor: Iwan Satriawan
Bangkapos.com/Cepi Marlianto
Bupati Bangka Selatan, Riza Herdavid saat menaburkan bubuk abate di bak penampungan air di Kelurahan Tanjung Ketapang, Kecamatan Toboali, Senin (5/2/2024). Fogging dan penyebaran bubuk abate dilakukan mengingat tingginya kasus DBD di Kecamatan Toboali. 

BANGKAPOS.COM, BANGKA – Camat, lurah hingga kepala desa di Kabupaten Bangka Selatan, Kepulauan Bangka Belitung diminta untuk memasifkan program pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

Hal itu mengingat eskalasi kasus Demam Berdarah Dengue atau DBD yang melonjak 100 persen pada awal tahun 2024 ini. Bahkan sampai saat ini telah tembus 47 kasus dengan satu kasus meninggal dunia.

Bupati Bangka Selatan, Riza Herdavid mengatakan, saat ini kasus DBD sudah sangat mengkhawatirkan di daerah itu.

Oleh sebab itu, semua pihak mulai dari camat, lurah hingga kepala desa untuk menggiatkan program PSN dan 3M plus. Yakni dengan mengubur, menguras dan menutup tempat penampungan air dan menggunakan losion atau kelambu saat tidur.

“Saya mohon kepada masyarakat untuk kesadarannya bagaimana kita bisa menerapkan 3M plus di wilayah kita masing-masing. Terutama dari camat, lurah dan perangkat-perangkat RT RW agar segera menerapkan 3M plus ini,” ujar dia kepada Bangkapos.com, Senin (5/2/2024).

Riza mengungkapkan, dirinya bersama jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) telah melakukan pengecekan langsung di sejumlah wilayah dengan kasus DBD yang tinggi.

Saat dilakukan pengecekan memang banyak didapatkan jentik-jentik nyamuk yang berkembang di tempat penampungan air milik warga. Maka dari itu, penaburan bubuk abate turut dilakukan guna mengantisipasi kasus DBD terus melonjak.

Untuk fogging atau pengasapan menurutnya memang efektif untuk memberantas nyamuk penyebab DBD. Bahkan pengasapan insektisida ini sangat efektif untuk penanggulangan ketika terjadi wabah. 

Fogging cepat sekali untuk menurunkan populasi nyamuk. Namun dirinya tidak menganjurkan jika pengasapan dilakukan secara rutin, karena dinilai kurang efektif untuk memberantas populasi nyamuk.

“Fogging hanya membunuh nyamuk dewasa, namun tidak dengan jentik nyamuk yang ada di tempat yang menampung air. Fogging ini hanya satu dari bagian penanganan DBD saja sesungguhnya kesadaran menerapkan 3M plus itu yang penting,” urai Riza Herdavid.

Tak hanya kurang efektif ungkapnya, pengasapan menggunakan insektisida secara rutin juga mahal. Begitu pula dapat mencemari lingkungan, bisa membuat vektor penular resisten, dan hanya memberikan keamanan palsu.

Dirinya menilai masyarakat sering kali merasa aman jika daerahnya sudah dilakukan pengasapan untuk mencegah demam berdarah.

Padahal fogging tersebut hanya membunuh nyamuk dewasa dan masih menyisakan telur dan larva atau jentik nyamuk. Cara paling efektif untuk menurunkan populasi nyamuk ialah dengan PSN di dalam rumah dan lingkungan sekitar rumah.

Riza turut memberi perhatian khusus pada tempat-tempat penampungan air atau yang bisa menampung air yang bisa menjadi perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti.

“Tidak hanya sekadar membuang air di bak mandi atau ember, tetapi juga menyikat dinding-dindingnya. Karena telur nyamuk bisa saja menempel. Maka dari itu perlu penaburan bubuk abate,” sebutnya.

Halaman
12
Sumber: bangkapos.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved