Berita Bangka Barat

Tradisi Ruwah Tempilang Warisan Turun Temurun, Selama 3 Hari Masyarakat Dilarang Lakukan Hal Ini

Tradisi ruwah di Tempilang warisan budaya turun temurun, uniknya selama 3 hari tokoh adat melarang masyarakat melanggar pantangan ini

Penulis: Hendra CC | Editor: Hendra
Bangkapos/Riki Pratama
Festival Perang Ketupat kembali digelar di Pantai Pasir Kuning, Kecamatan Tempilang, Kabupaten Bangka Barat, Minggu (3/3/2023) siang. Kegiatan ini, dilaksanakan setiap tahunnya di bulan ruah atau Sya’ban, sebelum Ramadhan. 

"Perang ketupat tahun ini berbeda dengan tahun kemarin. Karena nuansa budaya dan kesenian, jauh lebih kental," kata Wakil Bupati Bangka Barat, Bong Ming Ming, Minggu (3/3/2023).

Ia menambahkan, hampir setiap tahun perang ketupat dilaksanakan. Tentunya ada hikmah yang dapat diambil dari Festival Perang Ketupat.

"Bagaimana orang terdahulu, melestarikan kebudayaan ini, dari sisi keagamaan dan sebagainya, mempertahankan adat istiadatnya. Tidak berpengaruh adat dari luar. Boleh kita menggunakan teknologi, tetapi tetap berpegang teguh dengan adat istiadat lokal," katanya.

Mantan anggota DPRD Bangka Belitung ini, mengharapkan Festival Perang Ketupat kedepan makin diperkuat, terutama dari sisi pendanaan dan adat istiadatnya.

"Kedepan kita harus benar-benar serius, terutama untuk dapat mendatangkan wisatawan bukan hanya lokal, tetapi mancanegera. Kedepan kita perkuat lagi dari pendanaan dan seni budayanya," harapnya.

Untuk Bersilaturahmi

Bupati Bangka Barat, Sukirman, meminta Festival Perang Ketupat lebih meriah, tertata lebih apik di tahun mendatang.

Hadir dalam Festival Perang Ketupat, Bupati Bangka Barat Sukirman, Wakil Bupati Bangka Barat Bong Ming Ming, Anggota DPR RI Bambang Patijaya, Kapolres Bangka Barat AKBP Ade Zamrah, Dandim 0431/Bangka Barat, Kemas Muhammad Nauval, Sekda Bangka Barat M Soleh, kepala OPD, serta unsur Forkopimda lainnya.

"Alhamdulillah acara Festival Perang Ketupat Tempilang, sudah masuk agenda nasional dan hari ini berjalan lancar. Mudah mudahan kedepan berjalan lebih meriah tertata lebih apik," kata Sukirman.

Dikatakannya, Festival Perang Ketupat, merupakan agenda tahunan, dilaksanakan menjelang bulan suci Ramadhan.

"Bertujuan untuk bersilaturahmi dengan sanak keluarga yang jauh maupun dekat, untuk saling memaafkan," katanya.

Ia menambahkan, Pemkab Babar melalui dinas Kebudayaan dan Pariwisata telah menggarakan Rp 100 juta, untuk pelaksanaan Festival Perang Ketupat.

"Terima kasih Pj Gubernur Babel, dan segenap panitia dan sponsor Balai Kementrian Pariwisata dan lain lain. Semoga memberi dampak ekonomi yang cukup baik bagi masyarakat dan daerah kami," katanya.

Rangkaian Acara Ruwah

Perang Ketupat menjadi kegiatan ruwah di Kecamatan Tempilang yang paling dinanti-nanti oleh masyarakat.

Sumber: bangkapos.com
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved