Berita Bangka Barat

Tradisi Ruwah Tempilang Warisan Turun Temurun, Selama 3 Hari Masyarakat Dilarang Lakukan Hal Ini

Tradisi ruwah di Tempilang warisan budaya turun temurun, uniknya selama 3 hari tokoh adat melarang masyarakat melanggar pantangan ini

Penulis: Hendra CC | Editor: Hendra
Bangkapos/Riki Pratama
Festival Perang Ketupat kembali digelar di Pantai Pasir Kuning, Kecamatan Tempilang, Kabupaten Bangka Barat, Minggu (3/3/2023) siang. Kegiatan ini, dilaksanakan setiap tahunnya di bulan ruah atau Sya’ban, sebelum Ramadhan. 

Pelaksanaan Perang Ketupat tak hanya dilakukan oleh pelaku seni dan budaya di Kecamatan Tempilang saja, tetapi terkadang turun melibatkan para tamu undangan.

Rangkaian acara ruah Tempilang ini dimulai dengan Ngancak, Penimbongan dan Taber batas kampung yang dilakukan pada malam Nisfu Sya’ban. 

Sebelum Perang Ketupat dilakukan, sejumlah pertunjukan adat pun ditampilkan. 

Dimulai dari tarian selamat datang, tradisi selawang setuson atau nganggung.

Penampilan seni pencak silat, dilakukan dua pendekar pencak silat dari perguruan silat setempat, lalu dilanjutkan tradisi Penimbongan.

Ditampilkan pula tarian Serimbang, Kedidi, Ngancak hingga pertarungan antar dua pendekar pencak silat dalam tradisi Seramo.

Pada acara puncak, puluhan pria yang mengenakan seragam hitam, berkumpul di tengah lapangan.

Mereka saling rebutan ribuan ketupat, untuk saling lempar satu sama lain. Riuh peserta dan penonton terasa di tengah acara.

Selanjutnya perang ketupat dilaksanakan para tamu dari kalangan pejabat dan terakhir antara masyarakat setempat.

(Bangkapos.com/Riki Pratama)

Sumber: bangkapos.com
Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved