Dialog Bangka Pos, Azwardy Azhar Berbagi Kisah Perjalanan Politik dan Arah Pembangunan Belitung
Sosok Azwardy Azhar atau akrab disapa Away berbagi kisah mengenai perjalanan panjangnya di dunia politik dan arah pandangannya mengenai pembangunan.
Penulis: Rifqi Nugroho | Editor: M Ismunadi
BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Sosok Azwardy Azhar atau akrab disapa Away berbagi kisah mengenai perjalanan panjangnya di dunia politik dan arah pandangannya mengenai pembangunan Belitung ke depan.
Hal tersebut disampaikan adik kandung mantan ketua KPK Antasari Azhar itu saat tampil dalam program Dialog Ruang Tengah Bangka Pos edisi Kamis (13/6/2024).
Away sempat menyinggung mengenai keterlibatannya pada pergantian pemimpin di Kabupaten Belitung.
Kemudian, dirinya juga memaparkan beberapa mengenai langkah untuk memajukan kawasan Belitung pada masa depan.
Berikut petikan wawancara Azwardy Azhar atau Away ketika hadir pada Dialog Ruang Tengah Bangka Pos yang bertema Belitung "Bang" Away Tourism yang dipandu jurnalis Bangka Pos, Edy Yusmanto:
Saya ingin mengawali dengan perjalanan di dunia politik. Benar-benar terjun di dunia politik tahun berapa?
Apa yang dimaksud dengan dunia politik itu, menurut saya dunia politik sejak lahir kita sudah politik, hanya fokusnya yang berbeda, menurut saya. Fokus saya terjun ke dunia politik dalam artian ingin memberikan sumbagsih, pengalaman itu sejak 2003.
Tahun 2003?
Ya, 2003 saya mencalonkan diri untuk ikut pertarungan perebutan bupati melalui jalur Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, terakhir waktu itu. Saya bersaing dengan Pak Darmansyah Husein, kalau diizinkan saya cerita disini sebetulnya saya yang Bupati. Prosesnya kita lakukan berdua, dulu Belitung masih satu kesatuan itu 30 kursi, saya sudah punya dukungan 26 kursi. Ada beberapa upaya Pak Darman melobi saya untuk mundur tidak saya terima. Bang Yusril lewat Pak Antasari tidak saya terima, tetapi pada saat saya di panggil langsung ke rumah Bang Yusril untuk bertemu saya diminta memberikan kesempatan pada Pak Darmansyah. Saya tidak ada sepatah katapun berdebat dengan Bang Yusril karena saya anggap beliau abang saya, kami dari UII dia adalah panutan saya. Saya pikir kalau itu dipandang bagus oleh Bang Yusril, karana dulu kita mengandalkan DAK-DAU untuk membangun Belitung, dan beliau Mentri saya terima. Harusnya 2008 saya ikut, tapi tahun 2006 saya sakit keras, agar nama Azhar tidak "hilang" waktu itu kakak saya paling tua menunjuk kakak perempuan saya untuk iktu dalam kontestasi. 2013 waktu Pak Sanem pertama ikkut dengan Pak Telly saya bantu Pak Sanem, saya lakukan ini-ini pak Sanem jadi. Dari 2003, kemudian 2018 saya ikut lagi kemudian gagal, ada yang membuat saya kenapa Belitung ini begitu-begitu saja, padahal jaraknya hanya 50 menit dari Jakarta, kalau orang-orang mencari hiburan atau pantai ke Bali atau kemana-mana, kami punya di Belitung.
Jadi "greget" ya, kok dalam waktu 20 tahun begini-begini saja ya?
Bayangkan, Tunjung Tinggi, pantai iu sejak saya lahir saat ini perbedaanya cuma satu, ada plank disini lokasi syuting Laskar Pelangi, selain itu sama, tidak ada yang bisa kita banggakan, tidak ada kratifitas tidak ada inovasi, padahal jaman kekinian ini kita harus mengikuti. Kreatiftas harus terus tumbuh dengan adanya prilaku yang menikmari pariwisata, artinya kita tidak bisa mengikuti.
Dari kacamata Bang Away, dengan beberapa momentum besar yang mustinya bisa meningkatkan Belitung tapi faktanya tidak juga, apa yang perlu diperbaiki?
Ini bagian yang ini saya cari. Tapi dugaan saya ya, bahwa kita kurang proaktif. Di Bappenas, di pemerintah pusat itu setiap Kementrian itu kan ada stimulan untuk pengembangan perikanan, pariwisata. Karena cukup besar negeri ini, berebut kita ini. Maka kalau diberikan amanah kita harus proaktif.
Jadi harus jemput bola?
Harus jemput bola, dugaan saya selama ini kita hanya menunggu, akibatnya kesempatan itu kesempatan itu diambil teman-teman timur sana.
| Sosok dan Profil Hendri Satrio Analisis Politik yang Sebut 3 Hantu Membayangi Pemerintahan Prabowo |
|
|---|
| Tinjauan Filsafat Hukum Atas Tuntutan Pembubaran DPR Agustus 2025 Lalu |
|
|---|
| Pemkab Bangka Barat Salurkan Rp1,74 Miliar Bantuan untuk 12 Partai Politik |
|
|---|
| Tahapan Pemilihan Usai, Bawaslu Bangka Barat Tetap Aktif Awasi dan Sosialisasikan Pemilu |
|
|---|
| Sosok Aurelie Moeremans Tolak Masuk Partai Politik Meski Dijanjikan Gaji Ratusan Juta & Kuliah S2 |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bangka/foto/bank/originals/20240613_Azwardy-Azhar-Away-Dialog-Ruang-Tengah.jpg)