Korupsi Tata Niaga Komoditas Timah

Sosok Asep Maryono, Orang Pertama Ungkap Awal Kasus Korupsi Timah Rp300 T di Bangka Belitung

Sosok Asep Maryono, Orang Pertama Ungkap Awal Kasus Korupsi Timah Rp300 T di Bangka Belitung

Penulis: Evan Saputra CC | Editor: M Zulkodri
Bangkapos.com/Riki Pratama
Asep Maryono, Mantan Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Bangka Belitung. 

BANGKAPOS.COM - Sosok Asep Maryono, Orang Pertama Ungkap Awal Kasus Korupsi Timah Rp300 T di Bangka Belitung

Sosok Asep Maryono cukup dikenal di Provinsi Bangka Belitung.

Ya, beliau merupakan mantan Kepala Kejaksaan Tinggi Bangka Belitung yang menjabat sebagai sejak 7 Januari 2023.

Pria berumur 58 tahun ini dikenal sosok yang ramah dan mudah bergaul.

Kini, jaksa yang mengungkap data awal kasus korupsi timah Rp300 triliun itu telah dimutasi.

Tugas baru menantinya sebagai Kepala Biro Perlengkapan pada Jaksa Agung Muda bidang Pembinaan Kejagung di Jakarta.

Penggantinya adalah Mohammad Teguh Darmawan yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Kajati DKI Jakarta.

Artinya, satu tahun lebih Asep Maryono bertugas di Bangka Belitung, dengan lika-liku dan dinamikanya.

Ia mengakui saat bertugas di Babel, beberapa kasus terbongkar.

Di antaranya korupsi pengadaan proyek Washing Plant PT Timah Tbk dan tambang ilegal Pantai Bubus.

Termasuk kasus korupsi tata niaga komoditas timah di wilayah IUP PT Timah Tbk yang kini ditangani Kejaksaan Agung.

Pemberi data Awal

Asep Maryono adalah sosok yang memberikan data awal dan formulasi kondisi pertimahan kepada Jampidsus.

Kemudian menyidik perkara tata niaga komoditas timah ini.

"Saya sampaikan ke pimpinan (Kejagung RI) bahwa kondisi di Bangka Belitung seperti ini, kami sama-sama jalan (penyidikan)," katanya.

Bagi dia, kasus-kasus ini memang menjadi orientasinya selama menjabat.

Pasalnya, berhubungan langsung dengan masyarakat.

Beda dengan perkara korupsi pengadaan barang dan jasa merupakan kasus konvensional yang ia nilai relatif tidak sulit.

Bantah Dimutasi Karena bongkar Kasus Timah

Asep Maryono membantah jika disebut dimutasi karena telah membongkar kasus-kasus korupsi kalangan elite tersebut.

"Sama sekali mutasi saya tidak berhubungan dengan apa yang telah saya lakukan.

Sebelumnya juga saya sudah diminta ke Kejagung," kata Asep Maryono, Rabu (3/4/2024).

Asep Maryono mengaku selalu siap jika sudah diperintahkan oleh pimpinan.

Ia menyebut tidak pernah meminta jabatan atau bertanya kapan akan dipindahkan.

Sementara terkait penggantinya nanti, Asep Maryono menilai Mohammad Teguh Darmawan akan lebih baik.

Dan lebih bisa memahami situasi dan kondisi Bangka Belitung.

Maka itu, Asep Maryono berharap masyarakat Bangka Belitung mendukung Mohammad Teguh Darmawan melaksanakan tugas sebagai Kajati Babel yang baru.

"Beliau lebih muda, saya yakin beliau cepat menguasai permasalahan yang ada di Bangka Belitung," tuturnya.

Babel Aman dan Nyaman

Asep Maryono bercerita, tidak ada duka yang dirasakan selama bertugas di Bangka Belitung.

Menurut dia, lingkungan masyarakat Babel relatif datar-datar saja.

Selama setahun lebih menjabat misalnya, ia merasa tak pernah diusik masyarakat.

Selain itu, tidak ada pula kasus korupsi yang dilaporkan masyarakat kepada institusi yang ia pimpin.

Padahal, kata dia, laporan semacam itu biasa ditemui di semua tempat tugas yang pernah ia jalankan.

"Sehingga kami harus berpikir masa sih tidak ada korupsi, oleh karena itu, kadang-kadang kita harus melihat dari fakta yang terjadi," kata Asep Maryono, Rabu (3/4/2024).

Maka itu Asep Maryono menilai Bangka Belitung sangat nyaman dan aman.

Berbeda dengan daerah lain yang ketika menjelang pilkada pasti banyak surat laporan tentang perkara seseorang.

Sebab itu, Asep Maryono mengatakan harus bekerja cukup ekstra menilai apakah benar pejabat-pejabat publik di sini bersih karena tidak ada laporan sama sekali.

"Saya salut, pejabat di sini pun pasti nyaman, pasti nyaman menjadi pejabat di Bangka Belitung ini," katanya.

Selain itu, Asep juga merasa berkesan dengan kekompakan dan keramahtamahan warga Bangka Belitung yang kulturnya baik.

Termasuk keakraban para pejabat pemerintahnya, seperti Forkopimda dan tokoh masyarakat setempat.

Hal tersebut membuat Asep Maryono sebagai Kajati Babel mendapatkan dukungan ketika bertugas.

Menurut dia, satu hal yang tidak akan ia temukan di tempat tugasnya yang lain adalah ketika pihaknya membuat formulasi bagaimana agar bisa menaikkan kasus tambang ilegal dan mafia tanah menjadi perkara korupsi.

"Itu berkesan, kalau ini sampai berhasil di pengadilan, berarti ada terobosan.

Ada norma baru bahwa ilegal mining bisa menjadi perkara korupsi," ujarnya.

(bangkapos.com/Sepri Sumartono)

Sumber: bangkapos.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved