Bangka Pos Hari Ini

Prof Dwi Haryadi Dikukuhkan sebagai Guru Besar UBB: Pendidikan Kunci Membuka Pintu Masa Depan

Waktu itu kebetulan tidak lulus seleksi, kemudian tes di universitas swasta, tapi pilihan pertama tetap jurusan kedokteran baru pilihan...

Bangka Pos
Bangka Pos Hari Ini, Kamis (16/10/2025). 

UNIVERSITAS Bangka Belitung (UBB) bakal melakukan pengukuhan Guru Besar dalam bidang Ilmu Hukum Pertambangan, pada hari ini Kamis (16/10). Pengukuhan tersebut dilakukan setelah keluarnya Surat Keputusan (SK) Guru Besar dari Kemendiktisaninstek bagi sosok Profesor Dwi Haryadi.

Pengukuhan Prof Dwi Haryadi tersebut tentu akan menambah deretan jumlah Guru Besar yang dimiliki universitas negeri di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tersebut. Sebelumnya, UBB telah memiliki tiga Guru Besar yakni Prof Bustami Rahman, Guru Besar Ilmu Sosiologi, Prof Ibrahim Guru Besar Ilmu Politik, dan Prof Eries Dyah Guru Besar Ilmu Agroteknologi.

Tepat satu hari menjelang pengukuhan tersebut, Profesor Dwi Haryadi menyempatkan diri untuk hadir dalam Program Dialog Ruang Tengah Bangka Pos, Rabu (15/10).

Secara khusus, akademisi yang lahir di Provinsi Jawa Tengah itu menyampaikan perjalanan hidupnya saat tumbuh
besar di Pulau Belitung. 

Dirinya mengaku jika capaian besar hidupnya ini tidak terlepas dari investasi pendidikan yang ditanamkan oleh kedua orangtua sejak ia kecil.

Disisi lain, sejalan dengan kondisi Bangka Belitung sebagai salah satu daerah pertambangan ia masih optimistis jika Green Ekonomi bisa diwujudkan di Negeri Serumpun Sebalai.

Meski begitu Profesor Dwi Haryadi menegaskan cita-cita itu hanya bisa wujudkan melalui sebuah konsistesi dan penegakan hukum sesuai ketentuan.

Berikut petikan wawancara jurnalis Bangka Pos Eddy Yusmanto dengan Profesor Dwi Haryadi:

Besok (Hari ini-red) Besok (Hari ini-red) Prof Dwi akan dikukuhkan sebagai Guru Besar dari UBB, kalau ditarik ke belakang bagaimana perjalanan seorang Prof Dwi sebelumnya?
Sebenarnya saya jadi dosen di UBB itu mulai 2007, waktu itu UBB berdiri kan 2006, saya 2007 melamar menjadi dosen alhamdulillah diterima.
Waktu itu, sebenarnya semua dosen kan pasti cita-citanya tertingginya ingin jadi Guru Besar, karena dosen ini kan jabatan fungsional, beda dengan jabatan struktural. Maka cita-cita tertingginya adalah Guru Besar. Nah, tentu saya termasuk dosen yang mempunyai citacita menjadi Guru Besar itu, tapi tentu itu tidak kilat, ada proses dan ketentuan, tahapantahapannya.
Untuk sampai disini setidaknya ada empat tahapan, pertama Asisten Ahli, saya jadi dosen 2007 kemudian asisten ahli itu saya capai di 2009. Kemudian naik lagi satu tingkat menjadi Lektor di tahun 2011, terus saya berangkat sekolah S3 sampai 2015. Lalu 2020 mengajukan kembali, keluarlah Lektor Kepala, baru di 2025 kemarin bulan Maret saya mengajukan, ada revisi satu kali, Alhamdulillah assesor merekomendasikan menjadi Profesor tadi.

Berarti meniti karier ini Berarti meniti karier ini sudah cukup panjang ya, 18 tahun berarti?
Iya, sebenarnya kalau dilihat memang 2007 semua proses ini berawal, tidak ada yang instan sebenarnya.

Sebelum membahas hal lain lebih jauh, bisa disampaikan asal usul disampaikan asal usul Prof Dwi itu dari mana sebenarnya?
Sebenarnya kalau ditanya seperti ini saya pasti mengklaim orang Belitung.
Jadi ceritanya saya lahir di Desa Nyemoh di Salatiga, Jawa Tengah, karena ibu orang sana, ayah orang Palembang. 1983 lahir di sana, 1988 ayah saya pindah tugas ke Belitung, jadi saat itu mulai duduk di bangku sekolah ketika di Belitung. Saya alumni TK Angksa, dekat Lanud, lalu SD 16 Tanjungpandan sampai kelas 5, kelas 6 pindah ke Kecamatan Dendang di SD 1 Simpang Pesak.
Kemudian SMPN 1 Dendang hingga lulus dan lanjut di SMAN 1 Manggar, waktu itu tiga tahun saya kos di depan sekolah. Baru kemudian kuliah di Semarang karena waktu itu di sini belum ada kampus, sebenarnya dulu waktu mau daftar jadi dokter, bukan jurusan hukum. 
Waktu itu kebetulan tidak lulus seleksi, kemudian tes di universitas swasta, tapi pilihan pertama tetap jurusan kedokteran baru pilihan ke dua hukum. Jadi sebenarnya jurusan hukum ini pilihan kedua saya waktu itu, karena saat itu kampus lain sudah tutup semua pendaftaran, Alhamdulillah sampai sekarang sampai jadi Guru Besar.

Berarti memang dari Berarti memang dari kecil sudah mempunyai kecil sudah mempunyai cita-cita seperti ini?
Sebenarnya tidak juga, waktu itu saat lulus S1, ikut tes CPNS ada penerimaan lima orang untuk jurusan hukum, tetapi tetap saja saya tidak lulus waktu itu. Kemudian karena orang tua menawarkan akhirnya saya lanjut S2, kembali ke Semarang lagi, sembari mengirim-mengirim lamaran waktu itu.
Menjelang hampir lulus, saya mengirimkan lamaran menjadi dosen di Bangka, tapi memang awalnya tidak ada respon.
Singkat cerita akhirnya Maret 2007 diterima di UBB, bersamaan dengan Pak Rektor Ibrahim masuk di UBB ini.

Apa pesan orang tua yang masih menjadi pegangan sampai saat ini?
Qoutes yang saya pegang sampai sekarang adalah pendidikan itu investasi, karena orang tua bilang mereka hanya menginvestasikan pendidikan. Lewat pendidikan itu akan membuka jalan kita, mau jadi apa, jadi itu yang membuat saya bisa sampai di sini. Tentu ini berkat doa orang tua juga.

Kalau waktu bisa diulang apa yang mau disampaikan pada kedua orang tua?
Tentu kalau masih ada, saya akan sujud ke orang tua, kebetulan memang kalau almarhum ibu pusaranya ada disini, tapi kalau almarhum ayah itu di Palembang. Sebenarnya tidak bisa disampaikan dengan kata-kata, tapi pasti akan peluk mereka dan menyampaikan rasa terimakasih pada orang tua yang jasanya memang tidak bisa kita hitung.

Dengan capaian ini, Dengan capaian ini, apa tips untuk teman-teman dosen lain?
Ya, saya yakin kalau seorang dosen pasti cita-citanya ingin jadi Guru Besar, kalau untuk tipsnya, kita memang harus konsisten, punya target juga penting. Kita saat pengajukan kan ada indikator nya, itu kan harus dikejar juga, misalnya pertama belum Doktor, tentu kan harus sekolah. Pengalaman saya dulu, waktu mau mengambil Doktor itu memang harus ada yang dikorbankan waktu itu, tapi kalau dosen tidak berakselerasi itu akan susah naik tangganya.

Sumber: bangkapos
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved