Berita Pangkalpinang

Berbekal Internet, Daun Kering Ketapang Inovasi Lukman Taklukkan Pasar Dunia

Lukman menjadi sosok di balik kesuksesan PT Central Charcoal Babelindo (CCB), yang dikenal sebagai perusahaan asal Kota Pangkalpinang

Penulis: Rusaidah | Editor: Hendra
Dok. Bangkapos.com
EKSPOR DAUN KERING KETAPANG - Lukman sosok di balik PT Central Charcoal Babelindo (CCB), yang dikenal sebagai perusahaan asal Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang mampu memasarkan produk daun kering ketapang yang diekspor ke luar negeri. 
  • Telkomsel Berdayakan Generasi Muda Inovatif Lewat Optimalisasi Layanan di Era Digital

BANGKAPOS.COM, BANGKA - Awalnya dianggap ‘sampah’, namun daun kering ternyata bisa menjadi olahan produk yang menghasilkan pundi-pundi rupiah menggiurkan.

Berkat tangan dingin Lukman kini daun kering yang hanya bisa seonggok ‘sampah’ dan terbuang percuma tak tanggung-tanggung bisa menaklukkan pasar dunia.

Lukman menjadi sosok di balik kesuksesan PT Central Charcoal Babelindo (CCB), yang dikenal sebagai perusahaan asal Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang mampu memasarkan produknya untuk diekspor ke luar negeri.

Berbekal pengetahuan yang dicarinya dari internet, pemuda ini awalnya belajar untuk memasarkan arang kayu ke pasar internasional.

"Mulai mengenal ekspor itu dari 2020, tapi tidak langsung daun ketapang ini. Saya belajarnya dari arang waktu itu, makanya sampai sekarang kan namanya Central Charcoal Babelindo, karena awalnya saya belajar bagaimana mengekspor arang, tapi agak sulit," ujar Lukman, Sabtu (18/10/2025).

DAUN KERING KETAPANG - Daun kering ketapang dari PT Central Charcoal Babelindo (PT CCB) yang akan dieskpor ke Jepang melalui Bea Cukai Pangkalpinang.
DAUN KERING KETAPANG - Daun kering ketapang dari PT Central Charcoal Babelindo (PT CCB) yang akan dieskpor ke Jepang melalui Bea Cukai Pangkalpinang. (Istimewa/Dok Humas Bea Cukai)

Akan tetapi, secara tidak sengaja melihat video di YouTube ada yang menjelaskan kalau daun ketapang laku di luar negeri dan bahkan dari daerah lain sudah ada yang melakukan ekspor.

"Dari situ saya melihat di Bangka Belitung ini banyak daun ketapang yang ada di pinggir jalan, tepian pantai, saya pelajari terus produknya. Pada tahun 2011 saya sempat baca iklan kalau harga daun kering ketapang ini dijual sekilonya 1 juta lebih pada waktu itu. Beda dengan harga sekarang. Disitulah saya tertarik mengembangkan usaha daun kering ketapang ini. Selama delapan bulan belajar dan bergabung dengan salah satu komunitas ekspor akhirnya bisa closing dan jualan daun kering ketapang serta menawarkan ke buyer di luar negeri, sampai akhirnya ada kontak dari pembeli di Amerika Serikat," terangnya.

Dari layanan internet itu pun diketahui jika daun kering yang diekspor PT CCB, seperti daun ketapang, daun dadap dan daun manggis memiliki manfaat khusus, salah satunya sebagai pengatur alami pH air pada akuarium.

Baik itu mencari informasi tentang olahan produk daun kering ketapang dan memasarkannya ke luar negeri, peran layanan internet tak lepas dari keseharian Lukman ketika mengawali usahanya.

Jaringan internet baik itu WiFi dan paket data harus standby 24 jam. Apalagi perbedaan waktu antara Indonesia dan luar negeri yang mengharuskan jaringan internet dan paket data selalu sedia setiap saat.

Lukman pun tak menampik, melalui jaringan telekomunikasi ini sangat membantu dirinya memasarkan inovasi produknya sampai ke luar negeri.

“Paling senang itu kalau menerima telepon pesanan produk dari buyer. Sangat terbantu sekali dengan adanya jaringan telekomunikasi ini. Untungnya pakai jaringan internet dan paket data ini, jaringan kuat jadi tidak lelet dan harganya terjangkau,” ucap Lukman.

Berbeda dengan perusahaan lain, jika biasanya komoditas ekspor Bangka Belitung didominasi oleh hasil pertambangan ataupun perkebunan, PT CCB milik Lukman itu justru mampu memasarkan daun-daun kering ke pasar internasional.

Sejak 2022 lalu, PT CCB rutin melakukan ekspor beberapa jenis daun kering, meliputi daun ketapang, daun manggis dan daun dadap yang digunakan untuk menetralkan kadar asam air baik itu di kolam ataupun akuarium.

Lukman mengisahkan, keberhasilan memasarkan komoditas ekspor ke berbagai negara harus melalui perjuangan panjang.

Hal itu bermula saat penghasilan dari usaha kulinernya terus mengalami penurunan ketika hadirnya Pandemi Covid-19 di tahun 2021.

Menurutnya pendapatan usaha kuliner itu membuat Lukman terus berupaya melakukan inovasi olahan produknya.

Puncak Lukman belajar ekspor daun kering ketapang sejak tahun 2020. Namun, seiring berjalannya waktu, Lukman terus berinovasi agar produknya laku dijual.

“Kita tidak serta merta harus closing, jadi kita harus betul-betul belajar. Dari awal harus betul-betul sabar dan mengetahui dan mengenal produk yang akan dijual tentunya dengan menguasi knowledge (pengetahuan). Seperti daun ketapang ini marketnya mau kemana dan jual kemana. Daun kering ketapang jangan dijual ke minimarket pasti tidak laku. Tapi kalau daun ketapang dijual ke toko akuarium di luar mungkin ada penawaran. Sebelum memulai sesuatu kita harus punya mimpi, jadi punya goals sendiri. Bagaimana goals itu tercapai kita harus belajar dan fokus. Tak usah memikirkan perkataan orang lain. Waktu kami belajar ini dulu kami dibilang memungut barang yang jadi sampah daun kering dan untuk apa. Nah, kita buktikan dan akhirnya terbukti dari daun kering ketapang bisa mengubah jadi produk kekinian yang diminati di luar negeri,” ucapnya.

Manajer Mobile Consumer Branch Pangkalpinang Telkomsel, Joseph Eka Wisnu Pancawala mengatakan, Telkomsel senantiasa mendukung dan memberdayakan generasi muda inovatif yang ada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sejalan dengan program pemerintah menggalakkan usaha mikro, kecil dan menengah.

Tercatat hingga saat ini, sebanyak 2.100 pelaku usaha yang bermitra dengan Telkomsel.

Bentuk dukungan Telkomsel berupa program branding, peningkatan pendapatan melalui penambahan pengembangan usaha dan gathering.

“Setiap tahun pertumbuhan pelaku usaha ini sekitar 5-10 persen. Di Bangka Belitung ini jumlah pelaku usaha yang tergabung dalam mitra Telkomsel terus bertumbuh,” ucap Joseph.

Guna memaksimalkan jaringan internet dan layanan data Telkomsel, hingga kini terpasang sekitar 600 unit BTS yang mengelilingi wilayah Pulau Bangka dan Pulau Belitung.

Telkomsel juga secara resmi membuka GraPARI Toboali di Kabupaten Bangka Selatan sebagai bagian dari komitmen untuk memperluas jangkauan layanan pelanggan sekaligus memperkuat kehadiran Telkomsel di wilayah kepulauan Bangka Belitung.

Dengan hadirnya GraPARI ini, masyarakat kini bisa mendapatkan berbagai layanan Telkomsel dengan lebih mudah dan cepat, tanpa harus bepergian jauh ke luar daerah.

“Kehadiran GraPARI Toboali adalah bentuk komitmen kami untuk semakin dekat dengan pelanggan dan memahami kebutuhan masyarakat di era digital. Kami ingin memastikan setiap pelanggan bisa mengakses layanan resmi dengan mudah mulai dari urusan teknis, aktivasi kartu hingga informasi produk digital terbaru.

Ini bukan sekadar kantor layanan, tapi wujud nyata komitmen Telkomsel dalam mendukung pemerataan akses digital dan meningkatkan pengalaman pelanggan,” ujar Joseph.

Ekspor Pertama 5.000 Daun Kering Ketapang ke Amerika

Lukman menyebutkan, dari ekspor pertama PT CCB ke Amerika Serikat sebanyak 5.000 bungkus daun kering ketapang itu, tawaran terus berlanjut, mulai pengiriman ke Jepang ataupun Jerman.

EKSPOR DAUN KERING KETAPANG - Lukman sosok di balik PT Central Charcoal Babelindo (CCB), yang dikenal sebagai perusahaan asal Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang mampu memasarkan produk daun kering ketapang yang diekspor ke luar negeri.
EKSPOR DAUN KERING KETAPANG - Lukman sosok di balik PT Central Charcoal Babelindo (CCB), yang dikenal sebagai perusahaan asal Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang mampu memasarkan produk daun kering ketapang yang diekspor ke luar negeri. (Dok. Bangkapos.com)

Kini tawaran ekspor semakin meluas ke negara lain, mulai pengiriman ke United Kingdom (Inggris Raya).

Disebutkan Lukman, setelah berjalan dirinya pernah mengirimkan 30.000 bungkus daun ketapang ke negara Jerman.

Bahkan, ia harus melibatkan 10-12 orang warga sekitar untuk membantu proses produksi yang merupakan buruh harian.

"Menyesuaikan pesanan, biasanya 10 orang, kalau banyak 12 orang, karena memang bukan karyawan tetap, saya hanya mengajak warga sekitar rumah untuk bekerja kalau ada pesanan. Biasanya, buyer luar negeri memberikan waktu satu atau dua bulan untuk menyiapkan pesanan, jadi kalau banyak yang pesan lebih banyak orang yang membantu kami," terangnya.

Cara pengolahan daun kering ekspor ini sebenarnya kata Lukman yang menempatkan usahanya di Jalan Balai Gedung Nasional, Kecamatan Taman Sari, Kota Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung tidaklah rumit. Apalagui bahan baku daun kering khususnya daun ketapang sangat melimpah di Kota Pangkalpinang dan sekitarnya.

Bahkan, daun kering yang diambil bukanlah dari batang pohon langsung namun daun kering tua yang gugur alami dari batang pohon.

Pengolahannya pun cukup mudah, daun kering tua yang gugur alami diambil, kemudian dibersihkan lalu dijemur di bawah matahari untuk mengurangi kadar air.

Selanjutnya, daun-daun tersebut dikeringkan menggunakan setrika dan dikemas sesuai pesanan.

Berkat kegigihannya menawarkan dan menjaga kualitas daun kering produksinya itu, meski belum rutin tiap bulan, namun sekitar 5.000 daun kering bungkus per tahun diekspor ke luar negeri.

Kini setelah usahanya terus berkembang Lukman memiliki target bisa mendapatkan kerjasama dari 10 perusahaan dari berbagai negara di dunia.

"Sekarang kami sedang menyiapkan sebanyak 15.000 bungkus untuk di kirim ke Amerika Serikat pada Desember nanti. Sesekali ada pesanan juga dari Turki atau Korea, jadi harapan saya ke depan semoga paling tidak kami bisa menjalin kerjasama tetap dengan 10 perusahaan buyer dari berbagai negara," pungkasnya.

Lukman Dianugerahi UMKM Paling Inovatif

PT Central Charcoal Babelindo (PT CCB) terus memperluas pasar ekspornya dengan mengirimkan 5.000 bungkus daun kering ke United Kingdom.

Langkah ini merupakan upaya strategis PT CCB untuk memperkuat eksistensinya di pasar internasional sekaligus membuktikan kemampuannya bersaing sebagai UMKM unggulan dari Bangka Belitung.

UMKM PALING INOVATIF - PT CCB menerima penghargaan dari Bea Cukai Pangkalpinang sebagai ‘UMKM Paling Inovatif’ dalam ajang Customs Award yang diselenggarakan pada Maret 2024 lalu.
UMKM PALING INOVATIF - PT CCB menerima penghargaan dari Bea Cukai Pangkalpinang sebagai ‘UMKM Paling Inovatif’ dalam ajang Customs Award yang diselenggarakan pada Maret 2024 lalu. (Istimewa/Dok Humas Bea Cukai)

Sejak memulai ekspor pada September 2022, PT CCB telah melakukan pengiriman sebanyak sebelas kali hingga November 2024 ke berbagai negara, seperti Jepang, Amerika Serikat, Jerman, Turki dan Singapura. Ekspansi pasar ke Inggris ini semakin menegaskan komitmen PT CCB dalam menjaga mutu dan daya saing produk di kancah global.

Atas pencapaian prestasi gemilang ini, PT CCB menerima penghargaan dari Bea Cukai Pangkalpinang sebagai ‘UMKM Paling Inovatif’ dalam ajang Customs Award yang diselenggarakan pada Maret 2024 lalu.

“Bea Cukai sangat senang melayani UMKM yang ingin berkonsultasi melalui klinik ekspor jemput bola. PT CCB merupakan salah satu UMKM yang telah berhasil ekspor. Atas keberhasilan tersebut, PT CCB kerap kami undang untuk membagikan succes story pada pelatihan yang kami laksanakan seperti UMKM Week di Bulan Juni dan Pelatihan Ekspor di RRI Sungai liat pada Awal November yang lalu. Kami berharap UMKM lain juga berhasil menjual produknya di pasar ekspor,” kata Syarifudin, Kepala Seksi Kepatuhan Internal dan Penyuluhan Bea Cukai Pangkalpinang, Kamis (7/11/2024).

Produk ini terus diminati di berbagai negara berkat kualitas yang terjamin serta manfaatnya yang luas. Dalam waktu dekat, PT CCB merencanakan ekspor kembali ke Amerika Serikat pada Desember mendatang, dengan dukungan dari berbagai instansi terkait, seperti Balai Karantina Hewan Ikan dan Tumbuhan, Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Kantor Pos Pangkalpinang, dan pihak lainnya.

“Saat ini kami sedang mempersiapkan produk dan pengemasannya. Daun kering seperti daun ketapang mempunyai manfaat sebagai pengatur alami PH Air pada akuarium. Goals kami ke depan yaitu menjadi supplier daun kering pada 10 perusahaan dunia," kata Lukman  yang bermimpi mengenalkan olahan daun kering ini lebih luas lagi.

Dari Lukman bisa belajar, berkat ketekunan dan keuletan bisa menjadi inspirasi bagi generasi muda bisa berkarya dan mencari inovasi produk yang bisa menghasilkan. Tak hanya untuk kantong pribadi, namun bisa membantu orang lain menambah penghasilan serta membawa nama daerah semakin terkenal di Indonesia bahkan di mancanegara. 

(Bangkapos.com/Rusaidah Alman Abdullah)

Sumber: bangkapos.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved