Menanti Pahlawan Nasional dari Belitung

BERITA EKSKLUSIF: Jejak Sang Elang Belitung, Timang-timang Hanandjoeddin Jadi Pahlawan Nasional

Sang Elang, menjadi pembuka jalan perjuangan gelar pahlawan untuk Hanandjoeddin. Seorang penerbang militer asal Belitung yang ikut...

|
Bangka Pos
Bangka Pos Hari Ini, Senin (3/11/2025). 

Selanjutnya, tim kembali mengajukan berkas baru untuk pengajuan gelar pahlawan H AS Hanandjoeddin pada tahun 2022. Namun pada 2023, Kementerian Sosial masih meminta tambahan data dan bukti pendukung yang menunjukkan dampak perjuangan H AS Hanandjoeddin secara nasional.

“Kementerian minta data yang lebih kuat tentang peran beliau di tingkat nasional. Tahun ini, kami sudah melengkapi semuanya. Semua data primer sudah rampung,” ujar Haril optimis.

Menurutnya, buku terbaru yang kini rampung disusun menjadi dokumen pelengkap resmi untuk pengajuan final ke pemerintah pusat.

Kritisi Perhatian Pemerintah Terpisah, Sejarawan sekaligus budayawan Bangka Belitung, Akhmad Elvian, menyerukan agar pemerintah daerah dan masyarakat tidak sekadar berhenti pada seremonial peringatan Hari Pahlawan, tetapi juga aktif melakukan penelitian ilmiah terhadap tokoh-tokoh lokal yang memiliki jasa besar dalam perjuangan bangsa.

Dia menegaskan, tanpa kajian akademis dan dukungan pemerintah, banyak pejuang asal Bangka Belitung akan terus tertinggal dari daerah lain dalam hal pengakuan sebagai Pahlawan Nasional.

“Masyarakat dan pemerintah daerah, baik kabupaten, kota, maupun provinsi, harus punya semangat menggali, meneliti, dan mengkaji perjuangan tokoh-tokoh lokal secara ilmiah. Setelah disusun biografi dan riwayat perjuangannya, baru bisa diajukan ke gubernur dan Tim Pengkaji Peneliti Gelar Daerah (TP2GD),” ujar Elvian saat ditemui Bangkapos di DPRD kota Pangkalpinang, Selasa (28/10).

Elvian menjelaskan, penetapan gelar Pahlawan Nasional tidak bisa dilakukan secara sembarangan.

Setiap nama yang diusulkan harus melalui tahapan panjang dan ketat, mulai dari pengkajian ilmiah di tingkat daerah hingga verifikasi oleh Tim Pengkaji Peneliti Gelar Pusat (TP2GP) di Kementerian Sosial.

“Ada 13 pakar sejarah nasional di TP2GP yang akan menilai apakah seorang tokoh layak diangkat menjadi Pahlawan Nasional. Setelah itu, barulah Dewan Gelar dan Dewan Kehormatan yang diketuai oleh Pak Fadli Zon memberikan rekomendasi akhir kepada presiden,” jelasnya.

Elvian menambahkan, selama ini masih banyak daerah yang belum memahami pentingnya peran pemerintah dalam memfasilitasi kajian sejarah tokohtokoh lokal.

“Tanpa dukungan anggaran dan penelitian akademik, usulan itu tidak akan pernah sampai ke meja presiden,” tegasnya.

Saat ini, kata Elvian, masyarakat Belitung tengah memperjuangkan agar H AS Hanandjoeddin, tokoh militer dan perintis penerbangan nasional asal Belitung untuk mendapat gelar pahlawan nasional.  

Pengajuan sudaah sempat dilakukan sebanyak dua kali namun belum dikabulkan.

“Pengajuan pertama pada tahun 2018 berbarengan dengan Depati Amir tetapi Hanandjoeddin ditolak karena dianggap ada beberapa kekurangan dengan sejarahnya kemudian pada tahun 2022 setelah diajukan kemudian dikembalikan untuk dilengkapi berkas yang kurang Ini sudah yang ketiga kalinya diusulkan. Kajian akademiknya harus diperkuat, biar tidak ditolak lagi,” ujarnya.

Menurut Elvian, perjuangan Hanandjoeddin tidak kalah penting dibanding tokoh nasional lainnya. Selain berjasa dalam dunia militer, Hanandjoeddin juga berjasa besar dalam pembangunan Belitung setelah kemerdekaan, terutama dalam bidang pendidikan dan penerbangan.

Sumber: bangkapos
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved