Berita Pangkalpinang

Blue Economy Bisa jadi Solusi Capai Target Pertumbuhan Ekonomi Babel di Angka 5 Persen

Untuk mecapai angka pertumbuhan 5 persen, tentu dibutuhkan langkah-langkah serius agar hasil yang didapat sesuai target.

Penulis: Rifqi Nugroho | Editor: Hendra
Tim video 
Dialog Ruang Tengah Bangka Pos yang dipandu oleh Pemimpin Redaksi (Pemred) Bangka Pos Group Ade Mayasanto yang tayang di kanal Youtube official Bangka Pos, Kamis (6/11/2025) kemarin. 

BANGKAPOS.COM, BANGKA-- Pemerintah Provinsi (Pemprov)  Kepulauan Bangka Belitung (Babel) menargetkan pertumbuhan ekonomi daerah pada tahun 2026 bisa mencapai lebih dari 5 persen.

Untuk mecapai angka pertumbuhan ini, tentu dibutuhkan langkah-langkah serius agar hasil yang didapat sesuai target.

Topik itu dibahas secara gamblang dalam program Dialog Ruang Tengah Bangka Pos yang dipandu oleh Pemimpin Redaksi (Pemred) Bangka Pos Group Ade Mayasanto.

Sebagai narasumber, hadir dua akademisi bidang Ekonomi yakni Rektor Universitas Pertiba Suhardi dan Wakil Rektor Bidang Akademi dan Kemahasiswaan Universitas Bangka Belitung (UBB) Devi Valeriani.

Pada kesempatan itu, Rektor Universitas Pertiba Suhardi menerangkan, sejak memisahkan diri Provinsi Sumatera Selatan 25 tahun lalu, Babel belum bisa lepas dari ekonomi ekstraktif.

Saat ini pertumbuhan ekonomi masih terus ditopang oleh membaiknya harga komoditas Timah di pasar.

"Bukan kita tidak bersyukur soal itu, tapi ini menunjukkan jika sektor penggalian ini masih jadi primadona, kita belum bisa beralih semua. Padahal untuk mecapai target 5 persen pertumbuhan ekonomi itu tidak bisa mengandalkan sektor ekstraktif saja," ujarnya.

Suhardi menyebutkan, relaita ini mengharuskan Babel harus menumbuhkan sektor-sektor lain, agar tidak terus begantung pada sumber daya alam khususnya komoditas Timah.

"Jadi ini tidak bisa hanya di topang oleh satu sektor, tapi sektor-sektor yang lain juga harus ditumbuh kembangkan. Kalau kita menargetkan sesuatu, kita bisa menghitung itu dari setiap sektor penopang nya," terangnya.

Terlebih lagi, kondisi keuangan Pemerintah Provinsi juga masih mengalami tekanan akibat dari adanya efisiensi, terutama rencana pengurangan dana transfer ke daerah (TKD) di 2026 mendatang oleh pemerintah pusat.

"Kabar baiknya, walaupun kita belum bisa meninggalkan timah, kita sudah harus membuat semacam plan, yang tidak bisa di tawar lagi seperti apa ke depan. Misal sektor kelautan seperti apa, hilirisasi seperti apa, kalau itu terukur kita bisa memacu beberapa aspek yang dibutuhkan tadi," paparnya.

Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Akademi dan Kemahasiswaan Universitas Bangka Belitung (UBB) Devi Valeriani memiliki pandangan jika target pertumbuhan ekonomi 5 persen Babel tahun 2026 itu bisa diwujudkan melalui penerapan Blue Economy.

Ia memaparkan, Babel memiliki potensi luar biasa untuk menjalankan Blue Economy karena memiliki wilayah geografis berbentuk kepulauan. 

"Bahkan di RPJMD Provinsi, sudah mematok Blue Economy ini sebagai arah fokus pembangunan. Harapannya semua itu didukung oleh sektor-sektor yang lain, sehingga meskipun tidak hilang sepenuhnya, ketergantungan pada pertambangan tidak terlalu tinggi," sebutnya.

Menurutnya, rencana ini harus benar-benar dilaksanakan dengan menghadirkan hilirisasi selain pengolahan timah yang selami ini menjadi tumpuan utama sektor pengolahan.

Sumber: bangkapos.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved