Bangka Pos Hari Ini
Masyarakat Bertahun-tahun Berteman dengan Buaya, Tak Pernah Menyerang saat Memancing
Dua buaya di Sungai Jerambah Gantung mati diduga diracun, Lurah minta warga informasikan bila ada orang yang mencurigakan diduga pelaku
Lebih jauh, Suswoyo menekankan bahwa keberadaan buaya justru menjadi salah satu unsur wisata alam yang unik bagi Jerambah Gantung yaitu akan adanya Wisata Sejagat. Warga pun tidak merasa takut atau terancam, meski kasus kematian buaya ini sempat menimbulkan tanya.
“Belum ada masyarakat yang takut. Dominannya warga malah dukung karena dari dulu hidup berdampingan. Buaya di sini tidak pernah menyerang,” katanya.
Ia menyebut bahwa sejak dulu sudah ada cerita soal buaya, tetapi lebih banyak berkaitan dengan legenda dan mitos lokal. Kasus orang meninggal di sungai pun, katanya, bukan karena diserang buaya.
“Ada dulu orang meninggal bunuh diri kalau gak salah di sungai ini serta mayatnya ngapung di aliran sungai tapi tidak diserang atau memakan mayat manusia yang mengapung,” ungkapnya.
Suswoyo lalu menggambarkan suasana sore di tepi sungai tempat warga sering duduk bersama sambil makan kue, minum kopi, atau sekadar bercengkerama. Buaya pun kadang melintas perlahan, seakan menjadi bagian dari rutinitas kecil yang menemani masyarakat.
“Kalau duduk sore-sore, segar. Kadang buaya lewat, kami nengok, selesai. Kadang sehari bisa sampai 3 kali, kadang juga tidak kelihatan. Itu suasana yang kami jaga,” tuturnya.
Kelurahan pun berharap rencana pengembangan wisata sungai tidak terganggu oleh kejadian ini. Terlebih mereka baru saja menerima satu unit perahu bantuan, hasil koordinasi dengan Dinas Pariwisata dan Bank Indonesia.
“Alhamdulillah akhirnya dapat satu perahu. Ini untuk memperkuat wisata kami. Jadi kejadian ini jangan sampai menakutkan masyarakat,” katanya.
Meski ada pro dan kontra, Suswoyo menyatakan mayoritas warga tetap mendukung pengembangan wisata berbasis alam dan sungai.
“Pro kontra itu pasti. Hal baik pun ada pro kontra. Tapi dominannya masyarakat mendukung,” ujarnya mantap.
Di akhir pembicaraan, ia berharap kasus peracunan buaya dapat segera terungkap, bukan hanya demi keamanan, tetapi demi menjaga hubungan alamiah yang telah puluhan tahun terbangun antara warga Jerambah Gantung dan sang penjaga sungai itu.
“Buaya itu bagian dari kami di sini. Dari dulu. Jadi kalau ada yang sengaja bunuh, sakit hati kami. Itu ekosistem, itu habitat mereka. Jangan diganggu,” ucapnya. (x1)
| Selama Dua Pekan Petani di Desa Rias Diserang Hama Patek Secara Beruntun hingga Merugi |
|
|---|
| Kades Kaget 42 Ton BBM Subsidi Ditimbun di Bukit Mang Kadir Belinyu, Lima Orang Ditahan Polisi |
|
|---|
| Pelarian Mantan Wakil Ketua DPRD Babel Berakhir di Kafe, Dedy Diciduk saat Asyik Ngopi |
|
|---|
| Polda Babel Gerebek Gudang Pengoplosan Gas Bersubsidi, Raup Rp100 Ribu per Tabung |
|
|---|
| Istri Tak Cantik Lagi, Suami Tega Tiduri Anak Kandung, Kepergok Berbuat Asusila di Pondok Kebun |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bangka/foto/bank/originals/20251117_Surwoyo-Lurah-Jerambah-Gantung.jpg)