Berita Sungailiat

Wisata Pantai Bangka Tercemar Tambang, Disparbud Kebanjiran Keluhan Pelaku Wisata

Aktivitas tambang yang semakin mendekati bibir pantai membuat sektor pariwisata Bangka terpukul. Sejumlah pengelola wisata ...

Bangkapos.com/Arya Bima Mahendra
AKTIVITAS TAMBANG - Pengelola Pantai Cemara saat menunjukkan aktivitas pertambangan yang dekat dengan bibir pantai. Foto diambil beberapa waktu lalu. 

BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Bangka menyoroti serius maraknya aktivitas pertambangan yang mencemari kawasan wisata pantai. Kondisi ini dinilai semakin mengkhawatirkan setelah banyak pelaku wisata menyampaikan keluhan akibat rusaknya lingkungan.

Kepala Disparbud Bangka, Rismi Wira Madonna, mengatakan pihaknya telah menerima laporan dari sejumlah pengelola destinasi wisata, mulai dari Pantai Puri Ansel, Pantai Cemara, hingga Tanjung Pesona. 

“Kami dinas pariwisata sudah menerima keluhan dari beberapa pelaku wisata seperti Puri Ansel, Pantai Cemara dan akhir-akhir ini dari kawan-kawan yang mengelola pantai penyusuk dan pengelola Tanjung Pesona,” kata Wira, Senin (17/11/2025).

Untuk Pantai Tanjung Pesona, Wira menyebut padahal selama ini tidak pernah mengeluhkan terkait aktivitas pertambangan.

“Karena mereka memang sangat menjaga hal itu. Tetapi memang kalau sudah ada keluhan, laporan tertulis, berarti memang kondisinya cukup mengganggu, terutama mengganggu wisatawan yang menginap di sana,” jelasnya.

Oleh karena itu, menurutnya ini harus menjadi perhatian dari stakholder terkait. Selain itu, dari para pelaku pariwisata tersebut juga telah bersurat ke Aparat Penegak Hukum (APH) untuk menyampaikan keluhan tersebut.

“Walaupun kita ketahui disepanjang pantai Lintas Timur, maupun di sepanjang kawasan pantai Puri Ansel sampai Matras itu termasuk dalam IUP PT Timah,” ungkapnya.

Kendati demikian, menurutnya paling tidak aktivitas pertambangan tersebut tidak terlau dekat dengan bibir pantai karena daerah tersebut merupakan daerah tapak wisata yang menjadi daya tarik masyarakat untuk berwisata.

“Ini sangat disayangkan sekali. Jadi kami dari dinas pariwisata juga mohon dengan sangat, dan nanti akan berkomunikasi dengan Bupati untuk menyampaikan keluhan pelaku pariwisata ini,” sambungnya

Lebih lanjut, Wira menyebut bahwa pihaknya juga dulu sering berkoordinasi dengan PT Timah ketika mendapatkan keluhan dari pelaku pariwisata.

Bahkan, berulang kali pihaknya turun ke lapangan bersama dengan pihak kepolisian dari Satpolair dan pihak PT Timah.

“Tapi kan, yang namanya masyarakat nambang ini, ketika kita lakukan razia, tertib pada saat itu. Tapi kemudian nanti datang lagi dengan jumlah yang mungkin lebih banyak dan menganggu di kawasan-kawasan (wisata) tersebut,” ujarnya.

Wira menyebut, sebagian besar pariwisata di Kabupaten Bangka memang berada di kawasan pantai.

Selain karena faktor melemahnya ekonomi, hal ini pun turut memberikan sumbangsih terhadap menurunnya jumlah wisatawan yang merasa tidak nyaman karena adanya aktivitas penambangan dekat bibir pantai.

“Kan suara-suara dari alat mesin ponton itu kan saya rasa cukup mengganggu wisatawan. Dan air (pantai) dari pihak Tanjung Pesona itu juga sudah mengeluhkan karena cukup keruh,” tuturnya.

Sumber: bangkapos.com
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved