Tribunners

Menjadi Guru Hebat

Jika gurunya hebat, maka muridnya juga akan menjadi generasi yang hebat-hebat dalam menghadapi perkembangan zaman.

Editor: suhendri
ISTIMEWA
Eddy Salahuddin - Guru SMAN 3 Pangkalpinang 

Oleh: Eddy Salahuddin - Guru SMAN 3 Pangkalpinang

MENJELANG peringatan Hari Guru Nasional tahun 2025 yang bertema "Guru Hebat, Indonesia Kuat", ada sejumlah ide, gagasan, dan pendapat yang dapat diwujudkan oleh individu maupun organisasi guru dalam meningkatkan peran dan fungsi profesi guru pada masa depan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata hebat berarti terlampau, amat sangat (dahsyat, ramai, kuat, seru, bagus, menakutkan, dan sebagainya). Dengan demikian, guru hebat adalah guru yang bisa melampaui kapasitasnya dan tugas pokoknya dalam proses pendidikan. 

Selain itu, guru hebat adalah guru yang sangat kuat dalam menghadapi tantangan dan kemajuan zaman sekarang ini. Guru hebat juga merupakan guru yang sangat bagus dalam mempersiapkan proses pembelajaran di kelas sehingga muridnya mendapatkan pengetahuan dan pengalaman belajar yang bermakna.

Jika gurunya hebat, maka muridnya juga akan menjadi generasi yang hebat-hebat dalam menghadapi perkembangan zaman. Bagaimana murid yang hebat? Berdasarkan pengertian sebelumnya, murid yang hebat adalah murid yang melampaui tugas pokok dan fungsinya sebagai murid, yaitu belajar. Belajar tidak hanya sebatas memahami ilmu dan pengetahuan yang diberikan gurunya, tetapi belajar menerapkan dan menciptakan pembaruan serta beradaptasi dengan kemajuan teknologi.

Menafsirkan kata hebat untuk seorang murid tentunya murid yang bagus karakternya, kuat fisiknya dalam melakukan berbagai proses pembelajaran, dan murid yang mempunyai kreasi yang seru dan dahsyat  dalam berkaya.

Guru yang hebat tentunya didambakan murid-muridnya karena dengan kehebatannya, dia mampu  menciptakan proses pembelajaran berkualitas, menyenangkan dan bermakna. Hal ini merupakan tantangan dalam perkembangan pembelajaran yang sedang digaungkan oleh pemerintah dalam konsep pembelajaran mendalam. Pembelajaran mendalam merupakan proses yang tidak terlepas dari peran guru di kelas.

Pembelajaran mendalam adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan pada pemahaman konsep yang kuat dan penerapan dalam kehidupan nyata, bukan sekadar menghafal fakta. Tujuan pembelajaran ini adalah menciptakan proses belajar yang berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan melalui pengembangan aspek intelektual, etika, estetika, dan kinestetik secara holistik.

Hal-hal yang sangat penting dilakukan dalam pembelajaran mendalam adalah dengan menerapkan karakteristik pembelajaran, yaitu fokus pada pemahaman holistik, mengutamakan proses, mengembangkan keterampilan abad ke-21, penerapan dalam kehidupan nyata, peran aktif siswa dan guru menjadi fasilitator pembelajaran. 

Fokus pada pemahaman holistik berarti bahwa murid diajak memahami konsep pembelajaran secara utuh dan mengaitkannya dengan kehidupan nyata sehari-hari. Guru harus bisa mengajarkan berbagai konsep secara lengkap dan mengaitkannya dengan kondisi kehidupan nyata di masyarakat.

Misalnya, dalam belajar bahasa Indonesia, murid mempelajari konsep tentang peran penting bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi sehari-hari di masyarakat, bangsa dan negara. Murid menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar ketika berkomunikasi dan berinteraksi secara formal dengan orang lain sehari-hari.

Hal berikutnya yang perlu diperhatikan oleh seorang guru adalah dia harus mengutamakan proses sehingga pembelajaran berfokus pada aktivitas belajar yang aktif, bermakna, dan berpusat pada murid melalui eksplorasi, pemecahan masalah, dan penerapan pengetahuan dalam konteks nyata, bukan hanya pada hasil akhir atau nilai. Dengan melakukan proses yang baik di kelas, seorang murid mendapat pengalaman yang berguna bagi pengembangan kompetensinya. Tujuan pembelajaran yang ditentukan guru menjadi arah terlaksananya proses tersebut.

Guru hebat juga dituntut untuk mengembangkan keterampilan abad 21 terhadap murid-muridnya. Keterampilan ini merupakan serangkaian kemampuan yang dibutuhkan untuk di era modern, terutama dalam dunia kerja dan pendidikan.

Keterampilan itu umumnya dikategorikan menjadi tiga kelompok: keterampilan 4C (Berpikir Kritis, Kreativitas, Komunikasi, dan Kolaborasi), literasi (informasi, media, dan teknologi), serta keterampilan pribadi seperti fleksibilitas, inisiatif, produktivitas, kepemimpinan, dan keterampilan sosial. 

Dengan keterampilan tersebut, seorang murid diharapkan dapat meraih kesuksesannya pada masa depan. Dengan demikian, guru harus membiasakan murid untuk berpikir kritis, mengasah kreativitasnya, membiasakan komunikasi terhadap orang lain dan melakukan kerja sama atau kolaborasi.

Guru harus menjadi fasilitator yang mampu membuat proses pembelajaran aktif. Murid harus aktif melakukan berbagai kegiatan selama proses pembelajaran sehingga tercapainya tujuan pembelajaran dan meningkatnya kualitas pembelajaran. Menjadi fasilitator berarti guru berperan menciptakan iklim kelas yang kondusif, memotivasi siswa, dan membantu mereka mengembangkan keterampilan berpikir kritis serta pemecahan masalah.

Gagasan yang bisa dipertimbangakan dalam memperingati Hari Guru Nasional tahun 2025 ini meliputi mengadakan berbagai lomba dan acara apresiasi untuk guru, seperti lomba esai, pidato, dan video pembelajaran, serta kegiatan untuk memperkuat ekosistem pendidikan yang kolaboratif dan inklusif. Dengan berbagai kegiatan yang dilakukan, para guru akan lebih semangat dan meningkatnya vitalitas untuk mendukung peningkatan kinerjanya. Akan tetapi, di tengah situasi dan kondisi perekonomian yang masih sulit ini, sebaiknya berbagai kegiatan yang berbentuk perlombaan yang menggunakan anggaran banyak perlu dipertimbangankan dengan cermat. Terutama terkait apresiasi yang diberikan yang tentu saja ada kaitannya dengan anggaran.

Kegiatan yang berbentuk bukan fisik, seperti kegiatan pelatihan manajemen stres atau seminar dapat menjadi pertimbangan berbagai pihak terkait, seperti sekolah atau organisasi profesi. Seminar yang menarik minat para guru untuk mengelola pikiran dan perasaannya sangat bermanfaat bagi para guru. Kegiatan seperti ini jarang dilaksanakan dengan berbagai pertimbangan, terutama terkait orientasinya dan imbal baliknya bagi guru.

Kegiatan kolaboratif antara guru dan murid juga jarang dilaksanakan oleh sekolah dan pihak lain. Misalnya, lomba menyanyi bersama antara guru dan murid atau lomba berdrama yang tentu saja melibatkan guru dan siswa. Hal ini sangat menantang dan menarik sehingga perlu dipertimbangkan dengan baik jika akan dilaksanakan oleh sekolah atau organisasi. Dengan kegiatan kolaboratif ini, terjalin kedekatan emosi antara guru dan muridyang sangat bermanfaat bagi perkembangan emosi dan mental murid itu sendiri.

Perlu juga dipertimbangkan adanya penghargaan atau simbolisasi apresiasi untuk para guru sebagai bentuk terima kasih orang tua kepada para insan pendidik ini. Dengan kegiatan ini, terjalin rasa empati dan simpati orang tua terhadap guru yang selama mengajar anaknya tidak pernah terjalin secara emosional.

Bahkan bisa jadi, ada guru yang tidak dikenal oleh orang tua murid selama anaknya bersekolah. Bukan rahasia umum lagi bahwa banyak orang tua atau wali murid yang diundang ke sekolah untuk sekadar berdiskusi atau bersiaturahmi tidak bersedia hadir dengan alasan kesibukannya.

Selamat memperingati Hari Guru Nasional 2025 untuk semua insan pendidikan di mana saja berada, semoga profesi ini menjadi ladang amal kebaikan para guru hingga akhir hayatnya. (*)

Sumber: bangkapos
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved