Wali Kota Pangkalpinang Sampaikan Orasi Ilmiah Smart City pada Wisuda XXXV Universitas Pertiba

Wali Kota Pangkalpinang, Saparudin tampil sebagai orator ilmiah pada Wisuda ke-XXXV Sarjana dan Magister Universitas Pertiba

Ist Dok Protokol Pemkot
Wali Kota Pangkalpinang, Prof Saparudin menyampaikan orasi ilmiah pada Sidang Senat Terbuka Wisuda ke-XXXV Sarjana dan Magister Universitas Pertiba Tahun Akademik 2024/2025 yang digelar di Ballroom Novotel Bangka, Sabtu (22/11/2025). 

BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Wali Kota Pangkalpinang, Saparudin tampil sebagai orator ilmiah pada Wisuda ke-XXXV Sarjana dan Magister Universitas Pertiba yang digelar di Ballroom Novotel Bangka, Sabtu (22/11/2025). 

Dalam orasi bertajuk "Smart City, Concept and Strategies for Sustainable Urban Development", Prof Udin menekankan bahwa arah pembangunan kota modern harus berorientasi pada keberlanjutan dan berpusat pada manusia.

Dalam paparannya, Saparudin atau akrab disapa Prof Udin mengungkapkan proyeksi global yang menunjukkan bahwa 68 persen penduduk dunia akan tinggal di kawasan perkotaan, sementara hanya 32 persen yang menetap di pedesaan. 

Pertumbuhan pesat ini, katanya, membuat kota menghadapi tantangan yang semakin kompleks, mulai dari persoalan sampah, kualitas lingkungan, polusi udara, kemacetan, pelayanan publik yang belum optimal, pasar kumuh hingga ancaman banjir.

20251122 Wali Kota Pangkalpinang, Prof Saparudin
Wali Kota Pangkalpinang, Prof Saparudin menyampaikan orasi ilmiah pada Sidang Senat Terbuka Wisuda ke-XXXV Sarjana dan Magister Universitas Pertiba Tahun Akademik 2024/2025 yang digelar di Ballroom Novotel Bangka, Sabtu (22/11/2025).

 

Prof Udin mencontohkan kondisi Pangkalpinang yang kini mulai merasakan kemacetan pada jam-jam tertentu. Meskipun belum separah kota besar seperti Jakarta, ia menilai fenomena tersebut menjadi peringatan bahwa kota harus dipersiapkan sejak dini.

Masalah pelayanan publik juga turut menjadi sorotan. Antrean panjang di layanan BPJS maupun pembuatan KTP menurutnya masih sering terjadi. Sementara soal banjir, Prof Udin menegaskan bahwa penyebab utamanya bukan hanya karena dataran rendah, tetapi lebih pada pembangunan yang tidak sesuai peruntukan lahan.

"Sering kali masyarakat membangun rumah atau toko di kawasan resapan air. Ketika kawasan itu ditimbun, wilayah yang sebelumnya tidak banjir justru menjadi banjir," ujarnya mengingatkan.

Prof Udin menyampaikan bahwa konsep smart city telah berhasil diterapkan di sejumlah kota dunia seperti Los Angeles dan Amsterdam. Keberhasilan itu, katanya, dapat menjadi rujukan dalam membangun kota di Indonesia, termasuk Pangkalpinang.

Ia menekankan bahwa pembangunan kota tidak boleh dilakukan secara serampangan. Harus ada ruang terbuka hijau, hutan kota, kawasan konservasi serta pengaturan tata ruang yang tidak brutal.

"Smart dan sustainable city adalah konsep berbasis manusia. Pusat pembangunan adalah people, bukan sekadar infrastruktur," tegasnya.

Ia juga menyoroti pentingnya integrasi teknologi digital melalui penggunaan IoT (Internet of Things), sensor, jaringan, dan platform digital sebagai bagian dari ekosistem kota cerdas.

Dalam orasinya, Prof Udin memaparkan empat pilar dasar pembangunan smart city yang diadaptasi dari berbagai kajian ilmiah, yakni:

1. Environment (lingkungan)

2. Society (masyarakat)

Sumber: bangkapos
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved