Tribunners
Ngalap Barokah Guru
Istilah ngalap barokah populer di kalangan santri pondok pesantren. Istilah ini dihubungkan dengan kegiatan meraup berkah.
Oleh: Syamsul Bahri - Kepala MTs Al-Hidayah Toboali
ISTILAH ngalap barokah populer di kalangan santri pondok pesantren. Istilah ini dihubungkan dengan kegiatan meraup berkah. Dalam muslim.or.id disebutkan bahwa ngapal barokah berasal dari bahasa Arab, barokah bermakna tetapnya sesuatu, dan bisa juga bermakna bertambah atau berkembangnya sesuatu. Tabriik adalah mendoakan seseorang agar mendapatkan keberkahan.
Adapun makna barokah dalam Al-Qur’an dan As Sunnah adalah langgengnya kebaikan, kadang pula bermakna bertambahnya kebaikan dan bahkan bisa bermakna kedua-duanya. Dalam pengertian lain disebutkan secara bahasa, "ngalap berkah" berasal dari dua kata, yaitu "ngalap" (bahasa Jawa) yang berarti "mengambil" atau "mencari", dan "berkah" (Arab: al-barakah (البركة)) yang berarti "bertambahnya kebaikan" atau "kemanfaatan yang terus mengalir". (kumparan.com)
Walaupun istilah ini mendatangkan perdebatan atau pro kontra, namun istilah ini tetap langgeng di kalangan santri pondok pesantren. Istilah ini sering dikhususkan ketika seorang santri hendak mengambil barokah dari sang kiai, baik itu barokah ilmu, barokah akhlak dan lain sebagainya.
Beberapa jenis ngalap barokah yang sering dilakukan santri, di antaranya mencium telapak tangan kiai bolak-balik, membalikkan atau memperbaiki posisi sandal kiai, atau mencuci sepeda motor atau mobil kiai. Bila kiai atau guru sudah sepuh, para santri akan menggandeng atau menuntunnya. Semua itu merupakan bentuk ikhtiar para santri terhadap kiai agar memperoleh berkah. (duniasantri.co).
Bagi sebagian orang ngalap barokah ini adalah sesuatu yang aneh, bahkan ada yang mengatakan sesuatu sang sia-sia atau bahkan ada yang melarangnya. Terlepas dari anggapan itu, tidak dimungkiri banyak yang sukses gara-gara melakukan ngalap barokah itu -tentunya yang paling utama atas kehendak Allah-, sehingga percaya atau tidak, ngalap barokah ini bisa saja menjadi wasilah mendapatkan hasil yang lebih baik di masa mendatang.
Berkah atau barokah itu sebenarnya memiliki makna nikmat atau langgengnya kebaikan. Kadang juga ditafsirkan sebagai bertambahnya kebaikan dalam hidup atau ziyadatul khoir wa ba’dal khoir. Dalam istilah Arabnya, yaitu mubarak atau tabaruk. Maka istilah tabarukan di lingkungan pesantren sudah tidak asing lagi. Tetapi keberkahan dapat dicari di majelis-majelis ilmu tidak harus di pesantren. (duniasantri.co). Jadi ngalap barokah ini bisa saja kita lakukan di tempat-tampat lain seperti sekolah atau majelis ilmu lainnya.
Di sekolah seorang siswa dapat ngalap barokah dari gurunya. Ngalap barokah bisa dilakukan kepada semua guru, tidak hanya kepada kepala atau orang yang dituakan. Artinya semua guru memiliki barokah-nya masing-masing. Oleh karena itu, ada seorang siswa yang dahulunya biasa-biasa saja ketika bersekolah. Ia tidak berprestasi seperti teman-temannya, tetapi ia bisa sukses ketika terjun ke masayarakat, bisa jadi penyebabnya adalah karena barokah gurunya.
Pernah juga ada kisah seseorang yang ketika belajar di sekolah merasa hanya belajar ala kadarnya, tetapi ketika bekerja ia merasa banyak ilmu yang didapatnya dari sekolahnya dahulu. Ini bisa juga karena barokah gurunya. Guru yang dahulunya dianggap biasa-biasa saja ternyata memiliki barokah yang luar biasa. Oleh karena itu, tidak sepantasnya jika seorang siswa mengganggap remeh gurunya sehingga ada ungkapan seorang siswa tidak boleh merendahkan gurunya walaupun gurunya memiliki ilmu lebih sedikit darinya. Dikhawatirkan nanti keberkahan sang guru tidak berpihak kepadanya.
Dalam Islam sendiri, keberkahan bisa datang dari berbagai hal, seperti ilmu, rezeki, umur, dan amal. Namun, tak semua cara mencari berkah dibenarkan. Oleh karena itu, ngalap barokah dibagi kepada dua macam. Ada yang ngalap barokah dilarang dan ada yang ngalap barokah dianjurkan.
Salah satu ngalap barokah yang dibolehkan adalah mengharapkan keberkahan orang saleh adalah karena keistikamahan agamanya. Karena istikamahnya ini, dia akan memperoleh keberkahan di dunia yaitu tidak akan sesat dan keberkahan di akhirat yaitu tidak akan sengsara. Tentunya sekali lagi ngalap barokah itu hanya sebuah wasilah, karena semuanya nanti pasti Allah yang menentukan. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bangka/foto/bank/originals/20250930_Syamsul-Bahri.jpg)