Tribunners
Hari Guru Nasional: Guru Hebat, Mewujudkan Indonesia Kuat
Guru hari ini menentukan siswa masa depan. Masa depan siswa ada karena ada guru hari ini.
Oleh: Tresya Anugrah Putri, S.Pd. - Pendidik SMPN 1 Simpang Katis, Kabupaten Bangka Tengah
HARI Guru Nasional secara resmi ditetapkan pada tahun 1994 melalui Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994 tentang Hari Guru Nasional. Momen pemilihan Hari Guru Nasional bertepatan dengan hari lahir organisasi Persatuan Guru Republik Indonesia atau yang kita kenal dengan PGRI adalah bentuk penghargaan dan penghormatan kepada setiap guru atas setiap jerih payahnya dalam melakoni tugas mulia mendidik anak didiknya, upaya yang dilakukan penuh dengan pengorbanan dan tanpa kenal lelah pada anak didiknya yang sering kali dianggap sederhana, padahal berdampak pada terwujud tujuan besar “Mencerdaskan Kehidupan
Bangsa”.
Peringatan Hari Guru Nasional 2025 (HGN 2025) menjadi momen untuk menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada seluruh guru di Indonesia – dari Sabang sampai Merauke, dari kota besar hingga pedalaman.
Di tengah perubahan dunia yang makin kompleks, guru tetap menjadi cahaya yang menerangi jalan bagi generasi penerus bangsa. Melalui semangat dari tema Hari Guru Nasional 2025 “Guru Hebat, Indonesia Kuat”, mari kita terus mendukung perjuangan para guru untuk mewujudkan pendidikan Indonesia yang lebih baik, berkeadilan, dan berdaya saing global.
Para guru sebaiknya mencontoh Ki Hadjar Dewantara yang membangun Perguruan Taman Siswa, KH Ahmad Dahlan yang mendirikan Muhammadiyah, dan H Agus Salim yang sukses membangun martabat bangsa ini. Pendidikan yang mereka bangun mencuatkan suatu peradaban berpikir bagi masyarakat. Membentuk pola pikir yang lebih berkemajuan. Mencetak pemikir-pemikir muda berpotensi di bidang masing-masing.
Salah satu memori penting dari sekian banyak memori dalam aktivitas dunia pendidikan adalah kehadiran guru. Guru adalah pelita di tengah kegelapan malam; guru adalah fajar menyambut datangnya mentari; guru adalah embun di kala kehausan; guru adalah samudra ilmu; guru adalah muara sungai; guru adalah cahaya ilmu; karena itulah semua guru disebut pahlawan tanpa tanda jasa.
Saat duduk di bangku sekolah, guru sering memotivasi dan bertanya apa cita-cita dari setiap siswa. Ada banyak profesi yang menjadi citaa-cita dan diinginkan oleh siswa ketika duduk di bangku sekolah.
Beragam profesi pilihan dan cita-cita siswa, satu di antaranya adalah profesi guru. Guru adalah pekerjaan dan profesi mulia. Di pundak guru lahir orang-orang hebat, orang-orang sukses. Profesi guru yang mulia itu tidak semua orang bisa melakukan, hanya mereka yang disiapkan dan menyiapkan diri.
Menjadi guru diperlukan ilmu khusus yang disebut ilmu keguruan. Semangat tulus dan ikhlas menjadi perisai kompetensi keguruan dalam menjalankan profesi keguruan. Sebagai anak bangsa, kita patut berbangga atas berbagai prestasi bangsa yang dicapai saat ini, kemajuan bangsa saat ini dan di masa depan ditentukan guru.
Coretan kapur di papan tulis hingga model media pembelajaran modern, telah dilakukan dan dipersembahkan para guru untuk negeri yang kita cintai ini. Sebab itu. para guru harus bangga menjadi guru. Guru adalah profesi pembangunan relasi kemanusian, mencintai dan menyayangi siswa seperti putra-putri sendiri. Semangat kasih sayang dan cinta yang begitu besar ditemukan dalam profesi guru.
Semangat dan jiwa memanusiakan manusia secara manusiawi adalah pekerjaan rutinitasi guru. Mengajarkan dan mendidik nilai kasih sayang, memberi senyum dan menyembunyikan kemarahan itulah profesi guru, menggantikan posisi dan peran orang tua.
Guru adalah profesi yang mengajarkan kesabaran. Mengubah kelakukan dan kebiasaan bagi siswa adalah sesuatu yang tidak mudah, hanya guru yang mampu melakukan. Keberhasilan guru sangat ditentukan kesabaran.
Guru adalah jembatan emas masa depan siswa. Sebagai jembatan, diperlukan konstruksi yang kuat. Guru hari ini menentukan siswa masa depan. Masa depan siswa ada karena ada guru hari ini. Karena itulah guru sebagai panutan dan role model kehidupan bagi siswa dan masyarakat umumnya.
Guru yang tidak pernah berhenti belajar. Di balik tugas guru sebagai pengajar, pendidik, pelatih adalah belajar. Sebab mengajar sesungguhnya adalah belajar. Hanya profesi guru yang tidak pernah berhenti belajar. Guru adalah sumber dan cahaya ilmu.
Harapannya juga, di momentum hari guru ini, semoga berbagai upaya nyata yang dilakukan pemerintah dalam rangka mewujudkan kesejahteraan guru mampu menjadi jawaban atas problematika guru dan kehidupannya. Transformasi dana pendidikan dengan meningkatnya jumlah bantuan dana dan kebebasan penggunaannya bisa memberikan kesempatan bagi guru-guru kita yang berstatus honorer mendapat nominal yang lebih layak lagi.
| Mengoptimalkan Peran TPA/TPQ sebagai Benteng Dasar Akhlak Anak |
|
|---|
| Penguatan Perlindungan untuk Guruku |
|
|---|
| Membangun Ekonomi Hijau yang Tangguh: Strategi ESG untuk Keberlanjutan di Bangka Belitung |
|
|---|
| Buku Catatan Kasus Siswa |
|
|---|
| Membangun Ekosistem Sekolah Inklusif yang Berkeadilan: Refleksi atas Praktik di SDN 4 Koba |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bangka/foto/bank/originals/202251124_Tresya-Anugrah-Putri.jpg)